3

2.2K 156 4
                                    

Pagi itu diawali dengan teriakan histeris seorang pelayan, dan kemudian semuanya berjalan dengan begitu membingungkan bagi Yuki. Dia terbangun karena teriakan itu, dan langsung keluar kamar, mencoba mencari tahu apa yang terjadi.

Di pintu, dia berpapasan dengan Stefan yang sepertinya terbangun juga oleh jeritan itu, bersama-sama dengan beberapa pelayan lain mereka melangkah ke arah jeritan dan keributan yang mulai terdengar, “Apa-apaan ini?”, Stefan melangkah di depan Yuki, jelas sekali jengkel dengan keributan yang mengganggu tidurnya.

Lalu di ujung tangga langkahnya mendadak terhenti hingga Yuki menabrak punggungnya, “Oh Tuhan! Tidak…”, Stefan berusaha mencegah Yuki menengok, “Jangan lihat “ Tapi Yuki sudah terlanjur melihat, di bawah sana, di ujung paling bawah tangga, ibunya terlentang dengan posisi aneh. Tangan dan kakinya patah, mencuat ke arah yang berlawanan, darah menggenang di belakang kepalanya, di mulutnya, di wajahnya, di dagunya hingga membasahi gaun tidur putihnya. dan matanya melotot.Penuh dengan ketakutan. Tubuh Yuki langsung lunglai, hingga Stefan harus menopangnya.

“Telepon polisi“, Yuki lamat-lamat mendengar suara Stefan memberi perintah kepada beberapa pelayan yang mulai berkerumun, “Panggil dokter!!”, perintah Stefan lagi… lalu kemudian kesadaran Yuki menghilang.
***

Yuki terbangun di kamarnya, dengan dokter membungkuk di atasnya, memeriksanya, tampak lega ketika melihat dia sadar, “Dia sudah sadar Tuan Stefan”.

Lalu Stefan mendekat, tampak pucat dan cemas, “Kau tidak apa-apa?”, kecemasan tampak jelas di matanya, emosi pertama yang dilihat Yuki dari Stefan sejak perkenalan pertama mereka.

“Ariel….”, suara Yuki menghilang.

Stefan menggenggam kedua tangan Yuki, tampak sedih, “Aku menyesal Yuki, aku sangat sangat menyesal….. Aku tidak tahu kenapa semua ini bisa terjadi, polisi ada di bawah… dan menurut mereka Ariel terpeleset di tangga, mungkin dia mengantuk….. aku…..”, suara Stefan tampak tertelan, “Aku…. menyesal Yuki”.

Yuki mengamati kesedihan di mata Stefan dan air mata mengalir di matanya. Ibunya telah tiada. Seberapapun buruknya hubungan mereka berdua, Ariel tetap ibunya, dan Yuki masih selalu menyimpan harapan kalau suatu saat nanti ibunya akan mencintainya. Sekarang Ariel telah tiada, dan harapan Yuki seolah-olah dipadamkan dengan kejam. Tangis Yuki muncul, semula hanya isakan pelan, tapi makin lama makin keras tak tertahankan, dan Stefan langsung memeluknya menenangkannya. Mereka berdua berpelukan dalam kesedihan.
***

Stefan melangkah memasuki kamarnya, letih. Yuki sudah tidur, dokter terpaksa memberikan obat penenang karena Yuki tidak henti-hentinya menangis. Polisi sudah membawa jenazah Ariel ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Para pelayan langsung bergerak cepat dengan instruksi Thomas, karpet yang penuh darah langsung diganti dan disimpan bersama barang-barang lain yang diminta, untuk diserahkan kepada pihak kepolisian. Selain itu semuanya di bersihkan, barang-barang Ariel yang masih tersimpan di kamarnya dibereskan dan dikemas dalam satu kotak. Dalam sekejap rumah itu sudah tampak seperti semula, seolah-olah tidak ada yang mati beberapa saat lalu di sana.

Sedikit masalah dengan wartawan, Stefan mengernyit. Mereka langsung berbondong-bondong mencoba mencari berita, seperti semut merubungi gula. Tapi pengamanan rumahnya yang ketat menyebabkan wartawan-wartawan itu hanya tertahan sampai pintu gerbang. Stefan hanya mengizinkan wartawan yang memperoleh kualifikasi dari kepolisian untuk meliput TKP.

Sekarang Stefan berdiri di depan cermin mengamati wajahnya dengan tajam. Sosok di cermin itu tersenyum kejam, sedikit mengejek, sosok Yudha, “Bravo…. Akting yang sangat hebat Stefan”, gumamnya lambat-lambat penuh tawa.

“Brengsek!!”, Stefan memaki, tidak bisa menahan kemarahannya.

Yudha terkekeh, tidak mau repot-repot menyembunyikan kepuasannya, “Jangan marah padaku, bukankah aku menolongmu? Kau kan tahu sendiri, kemarin Ariel melihat album foto yang penuh berisi foto-foto Yuki sejak dia berusia delapan tahun sampai sekarang”

Mr. S and Mrs. YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang