5

1.7K 137 2
                                    


"Yuki kau ada di mana?" Stefan mencari-cari Yuki. Untunglah Yuki sudah naik ke atas dan masuk ke kamarnya. Dengan gugup dia menghela napas panjang, lalu membuka pintu kamarnya.

Stefan tampak sangat tampan berdiri di sana. Dengan sweater abu-abu dan celana gelap warna hitam. Lelaki itu sepertinya habis mandi karena rambutnya basah.

Stefan tersenyum lembut ketika menyadari bahwa Yuki sedang mengamati rambutnya yang basah, "Aku berenang tadi." Gumamnya pelan, "Sebenarnya ingin mengajakmu, tetapi kau sepertinya ada di kamar sedang beristirahat. Aku tak mau mengganggumu."

Ini Stefan atau Yudha yang sedang berpura-pura? Yuki mengernyit. Bagaimanapun, sebelum dia bisa menentukan kepribadian siapa yang sedang menguasai tubuh Ini. Yuki harus berhati-hati.

"Kenapa kau mengernyitkan keningmu?" Stefan menyentuh lembut dahi Yuki dan mengelusnya, "Kau sakit?"

Kesempatan. Yuki langsung menyambarnya, "Iya.. aku sedikit pusing, aku mendapatkan haidku siang ini. Kalau hari pertama rasanya sedikit tidak nyaman." Yuki berdoa dalam hati semoga kebohongannya tidak terbaca, dia tidak pandai berbohong, dan dia tidak sedang mendapatkan haid. Tetapi dengan berpura-pura sedang haid, setidaknya dia bisa mengamankan dirinya kalau-kalau Stefan mengajaknya bercinta malam ini. Selain itu, malam ini dia harus berada di kamarnya sendiri. Karena Thomas akan merencanakan pelarian untuknya malam ini.

"Kau sedang berhalangan?" Stefan tampak terkejut, dia lalu menatap Yuki penuh arti, "Jadi malam ini sepertinya kita tidak bisa bermesraan."

Yuki menganggukkan kepalanya, menatap Stefan menyesal, "Maafkan aku, Stefan."

"Hey, jangan minta maaf. Tidak apa-apa. Seks bukan hal utama untukku." Stefan meraih Yuki ke dalam pelukannya, "Aku senang bersamamu, malam ini kita bisa berpelukan, hanya berpelukan saja di kamarku."

Tidak, mereka tidak boleh berpelukan di kamar Stefan. "Aku.. mungkin aku lebih baik malam ini tidur di kamarku sendiri, Stefan kau tahu, perempuan biasanya tidak nyaman ketika mengalami haid hari pertamanya."

Stefan mengernyitkan dahinya, menatap Yuki dalam-dalam, lalu tatapannya berubah lembut dan penuh pengertian. Lelaki itu masih memeluk Yuki erat dan mengecup pucuk hidupnya dengan sayang.

"Tentu saja sayang, aku mengerti. Aku akan menunggu dengan sedikit frustasi." Stefan terkekeh menertawakan dirinya sendiri.

Yuki menenggelamkan wajahnya di pelukan Stefan. Oh Astaga. Lelaki ini terasa sama, terasa sangat Stefan, aromanya, tatapan lembutnya, kasih sayangnya. Mungkinkah dia bukan Stefan?

Sejenak Yuki terlena. Tetapi kemudian dia teringat peringatan Thomas. Mereka tidak tahu siapa yang sekarang berdiri di depan Yuki. Kalau memang ini benar-benar Stefan, dia akan dengan rela melepaskan Yuki untuk pergi. Dan kalau ini Yudha, lelaki itu akan mengamuk kalau tahu Yuki sudah pergi, setidaknya Yuki sudah menyelamatkan dirinya.

"Kita akan makan malam di luar." Stefan tersenyum, menyampaikan kabar itu dengan gembira. Yuki mengangkat kepalanya, tiba-tiba merasa senang. Sudah lama sekali dia tidak keluar dari rumah Stefan, meskipun segala kebutuhannya tercukupi dan hiburan yang disediakan untuknya lebih dari cukup, pergi keluar terasa begitu menyenangkan.

"Benarkah? Ke mana?"

"Ke restoran favoritku, di sana sangat private sehingga kita tidak perlu mencemaskan wartawan. Para pengawalku akan menjaga kita dengan sangat ketat."

Itu berarti Yuki juga dijaga supaya tidak punya kesempatan melarikan diri. Sebenarnya kesempatannya keluar malam ini sudah tidak penting lagi, karena dia tahu malam ini dia akan menghirup kebebasannya. Tetapi dia harus tampak bahagia, kalau tidak Stefan akan curiga. Jadi dipeluknya Stefan, berakting seolah bahagia.

Mr. S and Mrs. YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang