1

717 91 9
                                    

"Lalu? Apa yang terjadi?" Tanya gadis berambut sebahu, yang berumur sekitar sepuluh tahunan dengan nada penuh penasaran.

Irene tersenyum sembari kakinya diayun-ayunkan di dalam air kolam renang. Gadis di sebelahnya pun melakukan hal yang serupa. "Entahlah, aku tidak yakin, mungkin dia membuang surat itu dan mungkin juga membacanya." Ungkap Irene mengingat masa SMU'nya yang benar-benar menyedihkan.

"Atau menyimpannya." Tebak gadis kecil itu lagi. "Kakak'ku selalu melakukan hal itu, untuk menghormati kerja keras gadis yang memberinya surat." Tambahnya lagi, sembari tangan mungilnya mengibas-ngibaskan rambutnya ke belakang. "Apa isi suratmu Coach?"

"Yang jelas bukan surat cinta, tapi.." Irene menatap gadis kecil yang lagi-lagi menunjukan ekspresi ketertarikan untuk mengetahui isi surat yang dibicarakan. "Aku hanya ingin mengajaknya mendaftar di Julliard bersama. Dan—" Kalimat terakhir Irene menyisakan ekspresi cemberut dari gadis yang bernama Yi Rae itu. "Sudah cukup untuk ceritanya, ayo kita latihan lagi. Atau ibumu akan datang dan memarahimu." Ucap Irene mengangkat kedua kakinya dari kolam renang.

"Coach Irene!" Teriak Yi Rae menyusul Irene masuk kedalam ruangan megah. Tepat di ruang keluarga, ada sebuah piano putih yang kerap digunakan untuk latihan private oleh Yi Rae. Dan gurunya tentu Irene, Irene sudah mengajari Yi Rae selama beberapa pekan terakhir. Dan dalam pertemuan setiap tiga kali sehari dalam sepekan, biasanya di hari Selasa, Kamis, dan Sabtu.
Selain mengajar Private, Irene juga bersekolah di salah satu akademi musik favorit di seoul, yaitu di De Musique Academi.

"Baiklah, Yi Rae, kau sudah latihan untuk memainkan lagu Canon kali ini?" Tanya Irene dengan semangatnya. Irene selalu duduk di samping piano, dan Yi Rae kecil selalu menjadi pianis kecil.

"Sudah!" Jawabnya ria. Ia memulai meletakan jari-jarinya diatas not-not piano. Dan tekanan-tekanan yang dihasilkan oleh jari-jari mungilnya, menghasilkan nada-nada yang begitu indah, walaupun tingkat kemampuanya belum begitu cepat, tapi di umurnya yang belia, kemampuanya sudah begitu cukup bagus.

***

Pengumuman!

Perhatian kepada seluruh mahasiswa yang mengambil jurusan piano, Pihak sekolah akan mengadakan Audisi. Audisi ini diselenggarakan berdasarkan siapa yang berhak untuk mendapatkan pelatihan khusus dari pianis lulusan julliard. Yaitu Mr.C.
Karena kita berkesempatan untuk mengkontrak Mr.C untuk pelatihan disini dua bulan, tentunya untuk mempersiapkan perlombaan musim panas, Kita akan memilih pianis terbaik sebanyak lima orang.

Jika ingin mengikuti audisi ini, di persihlakan mendaftar di sayap kanan gedung bagian administrasi. Terima Kasih.

Begitu Irene membaca pengunguman yang tertempel di papan kelas pianonya, ia langsung ingin meloncat-loncat. Mr.C? Ia tidak percaya pianis asal korea yang di terima di sekolah berbakat Julliard itu akan kembali ke korea, dan mengajar di sini. Sejujurnya, Irene tidak pernah melihat foto ataupun batang hidungnya. Ia hanya sekedar penikmat musik classic yang diciptakan oleh Mr.C itu.

"Mr.C, dia itu sangat tampan! Kau tau?" Wendy begitu antusias ketika mengetahui pengumuman itu.

"Tidak, aku hanya sekedar penikmat musik." Ungkap Irene datar. Sekarang mereka menuju ke sayap kanan gedung Akademi De musique yang luar biasa megahnya. "Dan tidak penting seberapa tampan dia, yang terpenting bagaimana dia membuat musik terdengar sangat indah di telinga orang-orang."

"Kau benar-benar dramatis."

Mereka berdua ternganga, saat melihat panjangnya antrian membentuk ular raksasa. Bahkan lebih tepat dikatakan tembok raksasa cina. Mungkin mereka berdua terlalu telat untuk mengetahui pengungan tadi.

Music In You (PCY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang