3

635 98 19
                                    

"Kalian saling mengenal?" Tanya Lucas tidak percaya. Seolah-olah dia sudah mengenal Irene lama. Irene berusaha mencerna apa yang terjadi. Dan oh, Ia ingat jika Wendy bilang bahwa teman Mr.C menggantikannya menjadi juri dan Lucas'lah orangnya.

"Tidak. Dia hanya kurir Tuxedo." Jawab Chanyeol santai. Dan Irene benar-benar ingin pergi dari sini, Chanyeol memang tidak pernah berubah, dia selalu mengatakan apa yang ada di pikirannya, selalu menyebalkan.

"Aku harus pergi," Katanya lalu meninggalkan kedua orang sinting itu. Yang satunya sangat menyebalkan, dan yang satunya sangat sok akrab.

"Oh, hati-hati." Jawab Lucas dan Irene hanya menyunggingkan senyum.

***

Chanyeol membaringkan tubuhnya diatas ranjangnya yang nyaman. Ia masih memutar otaknya pada gadis yang ditemui'nya tadi siang. Si Kurir Tuxedo. Dia terlihat sangat familier tapi Chanyeol tidak bisa mengingat siapa gadis itu, Ia biasanya sangat pandai mengenali wajah orang-orang.
Dia mengutuk dalam dirinya, sedikit pun Ia tidak mendapatkan petunjuk siapa gadis itu. Untuk sekarang, ia memutuskan untuk menyerah, memilih unuk melangkah pelan kearah piano putih tua kesayanganya—yang diahadiahkan oleh Ayahnya saat ia berusia genap Lima tahun—ia mendentingkan jari-jarinya diatas not berbunyi Sol, sedari tadi hanya nada monoton itu yang terdengar dari kamar itu, Ia melamun. Untuk pertama kalinya Piano tidak terasa manarik baginya.

"Ah, Siapa sebenarnya gadis itu?!" Tanyanya frustasi lebih kepada dirinya sendiri. Ia memutuskan melemparkan tubuhnya lagi di atas ranjang, membayangkan wajah gadis itu, berharap mandapat'kan hint. Ia bangkit saat menyadari sesuatu. "Mata itu mirip," Ia menelengkan kepalanya tidak percaya dengan apa yang berhasil Ia ingat. "Mirip, Cupu?" Tapi sungguh, Ia tidak berhasil mengingat nama si Cupu yang melegenda di SMU'nya dulu.

Ia meraih ponselnya diatas ranjang yang tergelatak begitu saja. Ia mengetukan beberapa ketukan. Beberapa detik yang terdengar hanya nada Tut menggema.
Tak berselang lama terdengar suara pemuda di seberang sana.

"Kenapa kau menelfon? Ingin mencari wanita lagi? Apa yang kemarin tidak cukup?" Begitu terhubung, Chanyeol di serang dengan pertanyaan yang mengintimidasi dirinya.

"Bukan, aku ingin bertanya. Siapa nama gadis cupu di sekolah SMU kita dulu? Kau masih ingat?"

"Yang mana? Lebih spesifik." Jawab Pria di ujung sana Santai.

"Si cupu yang menyukai es cream vanilla," Kata Chanyeol dan hanya itu yang berhasil Ia ingat.

"Hey bodoh. Siapa yang tidak menyukai es cream vanilla di dunia ini. Lebih spesifik, stupid!" Perintah temannya yang terlihat sudah tidak sabaran.

Chanyeol tampak berpikir, wajahnya kini terlihat bodoh saat berpikir, dan kemudian Ia ingat sesuatu. "Si cupu pemain piano!" Katanya menggebu, Chanyeol yakin temannya—Johnny—tahu siapa maksudnya.

"Ah, gadis cupu yang kita intip di ruangan musik dan permainnya sangat keren itu?" Johnny memastikan sekali lagi.

"Ya, siapa namanya?"

"Tunggu, biar kuingat-ingat." Tak berselang terdengar suara tangan menepuk sesuatu, apa dia memukul-mukul Jidatnya agar bisa mengingatnya? "Rene Kim? Bukan, kuarasa Bae Rene? Tidak sepertinya ada huruf I di—Binggo! Bae Irene!" Serunya puas.

Music In You (PCY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang