7

492 69 6
                                    

Irene berjalan dengan hati-hati menuju ruang latihan, penglihatannya yang terhalang oleh setumpuk buku ini menyulitkan berjalan, membuatnya sedikit lebih hati-hati. Ia mendorong pintu kaca ruangan itu dengan bahunya dan saat pintu terbuka sedikit, suara Yeri memasuki telinganya.

"Serius! Aku lihat warna lipstick'nya benar-benar sama!" Kata gadis berambut sepinggang itu mantap, ditambah dengan menghentak-hentakan sapu di tangannya. "Kau tau jika aku punya mata yang tajam tentang hal seperti itu." Tambahnya.

Sedangkan lawan bicaranya—Yeji—tampak tidak tertarik dengan topik yang dilempar Yeri, Yeji sibuk mengelap piano. "Diamlah. Bagaimana jika Mr.C dengar?" Ujarnya tanpa berpaling dari pekerjaan yang dilakukannya. Yeji memang terlihat tidak peduli dengan sekitarnya, tapi diantara mereka berlima, dia yang paling ambisius.
"Kau tidak mau dikeluarkan dari kelas kan? Jadi tutup mulutmu untuk sementara." Tambahnya memperingati Yeri. Sedangkan gadis yang diperingati hanya mendesis kesal.

"Tapi mereka berciu—" Kata-kata Yeri terputus saat Irene memutuskan mendorong pintu kaca. Lucunya mereka berdua langsung melanjutkan pekerjaannya, seolah-olah tidak ada yang terjadi.

Dan saat Yeri menyadari jika itu Irene Ia menepuk-nepuk dadanya. "Wah, kau mengagetkanku."

"Makannya kau jangan bergossip!" Bentak Yeji yang masih mengatur nafasnya. Tampaknya mereka takut jika Chanyeol yang memasuki ruangan. Irene hanya tersenyum menahan tawanya.

Setalahnya Irene melanjutkan pekerjaanya dan tidak mengubris dua orang itu, karena buku-buku ini sungguh berat. Tak habis pikir Chanyeol menyuruhnya membawa lima tumpuk buku tebal dari perpustakaan, memang perpustakaan terletak di lantai dua yang tidak terlalu jauh, tapi buku-buku ini sangat berat. Sungguh, Pria itu tidak mempunyai hati.
Ia berjalan ke-podium tempat rak buku kosong berada. Dengan pikirannya tentang perkataan Yeri tadi. Ternyata bukan hanya dia yang menyadari Lipstick milik Hyunna melekat di kaos Chanyeol. Pria itu sangat bodoh, Kenapa harus berciuman dan meninggalkan jejak di depan banyak orang? Irene tak habis pikir. Chanyeol masih tetap tergila-gila dengan Hyunna sampai sekarang. Mungkin Pria itu mau membasuh kaki Hyunna jika gadis itu menginginkannya. Sekali lagi Chanyeol tetaplah Chanyeol.

Dengan sedikit kesulitan Irene meletakan buku-buku itu dengan rapi. Selesai dengan tugasnya Irene baru hendak berbalik dan seseorang menepuk punggungnya. Saat Ia berbalik, Yeri bediri dihadapannya, masih dengan sapu ditangannya. "Bukankah Mr.C tidak adil?"

Irene mengerutkan alisnya tidak mengerti. "Tidak adil?" Tanyanya menyakinkan maksud dari perkataan Yeri.

"Yep. Dia memberikan hukuman padahal kau hanya telat kurang dari sepuluh menit. Sedangkan Hyunna hampir telat dua puluh menit dan Mr.C tidak menghukumnya. Bukankah ini tidak adil sekaligus aneh?"

"Yeri. Berhentilah ikut campur, jika tidak kau akan dikeluarkan dari kelas." Yeji terlihat was-was disana. Tampak khawatir dengan perkataan Yeri. Gadis itu tak henti-henti menengok ke pintu jika saja Chanyeol tiba-tiba datang.

"Aku bisa saja diam. Tapi aku tidak tahan dengan ketidak adilan ini." Gadis itu terlihat mantap dengan perkataanya. Irene menghembuskan nafasnya. Dia tidak ingin Yeri ikut campur dan terkena masalah. Mengingat Hyunna yang benar-benar berbahaya. Sungguh Irene tidak ingin Yeri terlibat dengan Hyunna.

"Tidak apa-apa. Mr.C sudah bilang ini peraturan baru kan?" Irene berusaha meyakinkan Yeri bahwa ini bukan ketidakadilan. Walaupun Irene tau jika ini memang tidak adil. Tapi Hyunna benar-benar bukan tandingan yang mudah dikalahkan. Wanita itu sangat berbahaya.
"Sungguh aku baik-baik saja."

Music In You (PCY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang