Aku menyusuri koridor sekolah. Terlihat jelas Jenifer di depan kelasku. Mungkin dia akan membully ku lagi. Aku masuk kedalam kelas.
'Brughhh'
Kakinya menghalangiku hingga aku terjatuh. Jenifer dan geng nya mengangkat tas ku. Tetapi untunglah Tomy cepat datang.
"Anes,, lo kenapa? Sakit?? Sini gue bantuin berdiri." Ucap Tomy yg tiba tiba muncul dan langsung mengulurkan tanggan padaku. Lalu aku membalas uluran tangan itu.
"Makasih ya, gapapa ko. Aku duluan masuk ke kelas ya. " ucapku meninggalkan mereka. Air mata sudah menggenangi mataku.
Aku menghampiri Sella, Elfira, dan Esha. Aku langsung menyambar bangku ku. Dengan air mata yang sudah tak terbendung lagi. Aku memeluk Sella yg ada di sebelahku."Sell, kenapa sih hidup gue tuh sesulit ini?? Gue udah cape sell" ucapku sambil sesegukan.
"Ini itu namanya ujian. Ntar juga pasti bakalan selesai ko. Asal harus banyak sabar ya. " ucap Sella.
"Iya, banyak sabar sama berdoa aja sama Allah,, pasti nanti dipermudah." Ucap Elfira menghiburku.
"Gausah nangis ya nes, kita masih ada disini ko. Maafin ya kalo kita ga selalu sempet ada disaat lo susah. " Ucap Esha.
"Iya gapapa. Makasih ya kalian. Aku beruntung punya sahabat sebaik kalian. " Ucapku sambil merangkul mereka.
Sahabat itu, selalu ada disaat kita sedih, bukan hanya disaat kita senang saja. Sungguh, aku membenci sahabat Munafik. Tetapi untunglah dikehidupanku belum pernah ada sahabat munafik. Sekelilingku selalu memberikan kesan teristimewa.
Bel pelajaran masuk berbunyi.
Aku melihat ke belakang, tanpa disengaja aku berpandangan dengan Tomy. Dia mengulaskan senyum tipis nya padaku,aku pun membalasnya. Hingga tak terasa guru sudah datang ke kelas."Fanesha, ada apa melihat kebelakang?" Ucap bu Elda.
"emmm.. Eeeemm.. Engga bu, ini lagi emmm.. Liat jam dinding bu. Iya jam dinding bu. "aku menunjukkan jariku kearah jam dinding yg menggantung. Aku sangat gugup.
"Ya sudah. Anak anak kita mulai pelajarannya ya. " Ucap bu Elda
Pelajaran dimulai. Tetapi di pikaranku masih ada nama Tomy. Sungguh,mengapa akhir akhir ini aku memikirkan dia terus.Pelajaran telah selesai, tak ada satu pun pelajaran yg masuk di dalam otak ku. Pikiran ku heran, dengan tingkah ku akhir akhir ini. Setiap pulang bareng dengan Tomy, rasa nya hatiku berdesir, dan berdetak tak beraturan. Apakah ini cinta?
"Anak anak, minggu depan kita mulai ulangan ya, jangan lupa belajar." Ucap bu Elda.
"Baik bu. " Ucap murid serentak.
****
"Nes, kenapa sih akhir akhir ini lo sering ngelamun, gelisah, terus lebih banyak diem?" Ucap Fira. Esha dan Sella melirik ku.
Kami sedang duduk di bangku kantin, menikamati minuman dan makanan yang dijajakan di kantin."Gue gaapaapa. Cuman lagi bosen aja." Ucapku singkat.
"Yaelah, kalo bosen kita main aja gimana? Shopping shopping gituu. Gimana? " ucap Esha.
"Ogah. No! Ngabisin duit aja. Sekarang tuh tanggal tua!" Ucap Fira, sambil medelik kearah kami.
Aku masih saja diam. Melamun, dan mengaduk nasi goreng yg telah aku pesan.
"Kalo main kerumah lo, aja gimana nes?" ucap Sella.
"Boleh juga. " ucapku sambil tersenyum. Lumayan lah, untuk menghibur kegalauan ku.
"Nes, banyak om tentara yang masih single ga? Gue mau satu dong. " ucap fira.
"Halah, lo pengen aja. Ntar gue ga kebagian." ucap Esha sambil tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painting A Love
Teen Fiction'Fanesha Cantika Putri' Anes, panggil saja dia Anes. Gadis berparas cantik dan mempunyai otak yang cukup cerdas. Dia duduk dibangku kelas 10 di salah satu SMA favorite di magelang. Tetapi karena ayahnya berpindah tugas ke Bandung, maka mau tidak mau...