Part 5

35 2 0
                                    

Aness POV

                 Pagi yang cerah, cahaya sang surya membangunkanku dari tidur, melalui jendela kamarku. Kulihat kesebelah kiriku. Tak ada kak Karin. Maklum aku tak sholat subuh karna ada halangan.
Aku beranjak dari kasur. Dan menuju ruang keluarga. Tak ada siapa siapa, hanya Nadya yg sedang sibuk di depan laptopnya.

"Dek, liat kak Karin, Tante, sama om ga? " Ucapku kearahnya.

"Om, tadi keluar trus tante sama ka karin lagi belanja ke tukang sayur." Ucapnya.

"Oh begitu." Ucapku singkat.

"Kak, ga sekolah? " Ucapnya.

"Enggak, guru nya lagi rapat, jadi diliburin deh." Ucapku sambil menyambar handuk.

Aku pergi menuju kamar mandi tuk mandi.

.

Setelah selesai semuanya. Aku mengerjakan rutinitas ku setelah mandi dan berpakaian yaitu mengeringkan rambut, menyemprotkan vitamin rambut, dan mencatok rambut.

Orangtua ku menyuruhku untuk berhijab. Tapi aku belum siap dan mantap karena belum terbiasa mungkin. Entah kapan aku akan mantap berhijab.

Sambil memanaskan catokan, aku membuka handphone ku. Terlihat di layar kaca ada beberapa panggilan tak terjawab dengan nomor yang tak diketahui.

'089525xxxxxx'
30 menit yang lalu

"siapa sih pagi gini yang nelpon? " Ucapku dalam hati.

Jariku ingin menelfon ulang tapi niat ku terurungkan. Aku berfikir, banyak sekali kasus modus meminta uang dengan tindakan penipuan atau lain sebagainya yg terjadi di negriku ini dan sudah tak asing lagi tentunya.

Aku menyimpan handphoneku diatas meja rias. Dan melanjutkan untuk mencatok rambut.

15 menit kemudian

Handphone ku berdering. Terlihat di layar kaca nomor yg sama percis dengan beberapa menit yg lalu yg tak sempat ku angkat. Dengan mengumpulkan semua kepercayaan diriku, aku angkat telepon tersebut.

"Hallo, Assalammualaikum. " Ucap suara sebrang sana. Tapi suara itu tak asing di telingaku.

"Waalaikumsalam. " Ucapku dengan tegang.

"Anes, gimana kabarnya? Masih ingat denganku? " Ucapnya.

"Maaf ini dengan siapa? " Ucapku.

"Ya Allah nes, Anes. Lo lupa sama gue? Sahabat lo nes, gue Ulfa. " Ucapnya, mengingatkan pikiranku.

"Ha? Ulfa? Beneran? " Ucapku.

"Iya nes, ih masa boongan. Ulfa, sahabat lo,sekolah di SMA Magelang." Ucapnya.

"Iyaiya gue inget. Apa kabar? Trus lo tau nomor baru gue darimana? " Ucapku.

"Alhamdulillah sehat, trus keluarga disana apakabar? Gue tau nomor lo dari si Sharah, Temen rumahan lo waktu di magelang. Awalnya sih gue yang minta nomor lo. Soalnya udah berapa kali gue nelfon ke nomor yang dulu udah ga aktif. Yaudah deh gue minta nomor lo ke si Sharah. " Ucapnya panjang lebar.

"Iya Alhamdulillah sehat juga. Panjang amat ya kisah perjuangan lo biar bisa berkomunikasi lagi sama gue. Sampe detail amat kayak ceramah. Haha." Ucapku sambil tertawa.

"Ah lo tuh, dari dulu sampe sekarang masih aja ya ga ilang bercanda nya. " Ucapnya.

"Yaelah, gimana ya susah tuh ninggalin bercanda di hidup gue haha." Ucapku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Painting A LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang