Part 4

32 9 0
                                    

Author POV

Semua warga Batalyon sibuk dengan tugasnya. Hari ini sedang diadakan Korve, semacam kerja bakti. Aku pun juga sibuk membantu karena sekarang berhubung hari libur,lebih tepatnya hari minggu.

"Nes, kamu siram tanaman aja. " Ucapnya sambil membawa baki untuk menghidangkan minuman untuk tentara yg memangkas rumput di depan rumah.

Sebenarnya sih aku sedikit malu dan gugup karena, aku belum biasa bertemu dengan mereka setiap hari disini.

Aku mengambil selang air, lalu aku tancapkan pada kran air di halaman rumah. Tak sengaja air selang tersebut menciprat kearah tentara yang sedang memangkas rumput.

"Duhhh mampus dah gue! Apalagi ini tentara nya masih muda. " Gumamku dalam hati.

Mereka berdua langsung menghentikan pekerjaannya. Dan melihat kearah ku, dengan tatapan tajam. Aku sontak langsung kaget.

"Maaf om,, ga sengaja. " Ucapku sambil menjatuhi selang air ke tanah,dan memasang muka memelas.

"Iya dek, gapapa. Kirain bukan adek. " Ucap salah satu tentara yang berada dihadapanku. Ku lihat name tag nya bermama susilo.

"Ayo cepat kerjakan. Sebelum Kapten Budi datang memeriksa. " Ucap tentara sebelah om susilo yang bernama Arman.

Aku masih diam. Mereka kembali lagi memangkas rumput.

"Nesss,, udah beres belum nyiramnya? " Ucap bunda, berteriak di dari dalam rumah.

Aku langsung menyiram tanaman dengan cepat. Karena kalau belum beres pasti nanti aku akan memdapat omelan lagi duh.

"Cepat sekali dek, menyiramnya. " Ucap om Arman.

"Hehe iya om, takut dapet omelan dari Bunda. " Ucapku sambil masih gugup.

"Sekolah dimana dek? " Ucap om Susilo sambil memangkas rumput.

"Di SMA 3 om. " Ucapku sambil masih menyiram tanaman.

"Oh." Ucapnya singkat.

Setelah tanaman cukup terairi. Aku mematikan air kran dan menggulung selang air.

Aku melihat ke samping kiri. Mataku tertuju pada seorang pria muda yg sedang memangkas tanaman. Dia membalas tatapan ku walau dari kejauhan. Dia tersenyum padaku membuat pipi ku merah seakan akan terbang melayang. Siapa lagi kalau bukan 'Tomy'.

Dia melambaikan tangannya kearah ku seolah-olah memberi kode untuk mendekatinya.

"Permisi om. " ucapku pada kedua tentara yg sedang ada di depan ku. Dan aku pergi menemui Tomy.

Masih tampak begitu ramai walaupun hari sudah siang.

"Lo manggil gue? "

"Iya,gue manggil lo. Kita kesana yo. " ucapnya sambil menunjukkan kearah pohon besar di dekat lapangan.

Dia menarik dan menggenggam tanganku. Apakah ini kode keras?
Ataukah aku yang terlalu bawa perasaan? Entahlah apapun itu.

"Duduk sini. " ucapnya sambil duduk dibawah pohon.

Aku pun menuruti kata-kata nya.

Hening sesaat.

"Bentar lagi kita naik kelas ya? " ucapnya membuka pembicaraan.

Aku hanya menganggukan kepala saja.

"Ntar gue sama lo berpencar." ucapnya

"Bukan gue sama lo aja elahhh. " ucapku.

Painting A LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang