PRANG!! Suara piring pecah mengalihkan perhatian lelaki itu. Rupanya, salah satu pelayan kedai terpeleset dan tak sengaja menjatuhkan piring kue. Baik piring dan cangkir yang dibawanya, semuanya pecah berkeping-keping.
Setelah memperhatikan pelayan itu, sang lelaki kembali pada kue madunya yang sudah habis setngahnya. Ia kembali mengambil satu suapan. Air mata kembali menetes di bibirnya. Ia merasakan pecahnya piring itu sama dengan ketika perasaan gadisnya terluka, bagaikan pecah berkeping-keping.
----------------------------
"Kau! Ikut denganku! Aku ingin bicara padamu!"
Wonwoo terkejut saat Jeonghan, gadis yang pernah diceritakan Soonyoung tersebut menarik lengannya paksa. Ia menyeret Wonwoo untuk mengikutinya menuju suatu tempat karena sepertinya Jeonghan ingin membicarakan sesuatu.
Dan sampai lah mereka di koridor sekolah yang agak sepi. Wonwoo berusaha melepaskan cengkraman Jeonghan. Jeonghan menatapnya dengan penuh kebencian.
"Jauhi Mingyu.." Jeonghan berucap dengan nada dingin.
Wonwoo mengernyitkan kening mendengar ucapan Jeonghan. Ia membatin.
"Apa-apaan gadis ini? Mengapa tiba-tiba menyuruhnya untuk menjauhi Mingyu? Siapa sebenarnya gadis ini? Ada hubungan apa dia dengan Mingyu?"
"Jauhi Mingyu! Dia itu milikku! Gadis sepertimu tidak akan pantas bersanding dengan Mingyu!" Jeonghan mulai menggunakan nada tinggi.
"Siapa sebenarnya kau? Apa urusanmu? Kau tidak berhak menyuruhku untuk menjauhi sahabatku sendiri!" Wonwoo membalas.
"Aku bilang aku tidak suka! Kau bilang sahabat? Hah?! Hahahaha, apakah Mingyu yang sempurna pantas berteman dengan anak pembunuh sepertimu? Ayahmu itu pembunuh kan? Kau tahu? Keluargamu itu sampah!"
Wonwoo meradang mendengar ucapan Jeonghan yang menurutnya sangat keterlaluan. Spontan, ia mengangkat tangannya dan menampar Jeonghan tepat di pipinya. Membuat gadis itu jatuh terduduk.
"Kau boleh mencaci maki diriku! Tapi aku tak akan terima jika kau membawa-bawa keluargaku! Terutama soal ayahku," Wonwoo benar-benar marah kali ini.
"WONWOO!!" Sebuah seruan membuat kedua gadis itu menoleh. Rupanya Mingyu mendengar keributan yang dibuat Jeonghan dan Wonwoo. Ia segera menghampiri untuk memisahkan keduanya.
Melihat Mingyu mendekat, Jeonghan buru-buru berdiri dan bergelayut di lengan Mingyu sembari merengek manja.
"Mingyu.. dia menamparku.. dia sudah kasar padaku.. pipiku sakit karenanya.."
Mingyu menatap Wonwoo tak percaya. Baru kali ini ia melihat sahabatnya itu menyakiti orang lain, bahkan sampai menampar.
"Wonwoo, seharusnya kau tak melakukan ini padanya.. kalian bisa menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih baik,"
Wonwoo terkejut mendengarnya. Mingyu malah membela gadis itu dibanding dirinya, yang notabene adalah sahabat Mingyu. Sepertinya Mingyu tak mendengar apa yang telah dikatakan Jeonghan pada Wonwoo barusan.
"Kau membelanya? Hahh.. aku tak menyangka.. kau malah membelanya.. apa kau sudah tidak percaya lagi padaku?" Tanya Wonwoo.
"Tidak, Wonwoo.. aku hanya tak ingin kau menyakiti orang lain,"
"Tapi ia baru saja menyakitiku, Mingyu.. ia menghina keluargaku.. ia menghina ayahku.." Batin Wonwoo bergejolak. Ingin rasanya meneriakkan kalimat itu.
Nafas Wonwoo naik turun, ia tak bersuara sedikit pun. Akhirnya ia pun berlalu pergi meninggalkan Jeonghan yang meringis kesakitan dan Mingyu yang berdiri masih dengan tatapan tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Honey Cake
RomanceKue madu memang manis. Manis dan lembut saat dimakan. Tapi bagaimana jika kau memakannya sambil minum kopi hitam? Tentu rasanya akan menjadi pahit dan menghilangkan rasa manis dari kue tersebut. Sama seperti cerita kedua sahabat yang saling mencinta...