Meskipun diluar salju masih turun, namun beberapa maid terbalut coat kain woll tebal masih terlihat berlalu lalang membawa nampan, keranjang, alat perkakas, kayu bakar. Dari atas sini sang raja Iblis dapat melihatnya dengan jelas melalui sepasang manik zambrud dengan sorot yang sangat dingin.
"Honey," sebuah suara membuyarkan lamunannya, ia dapat merasakan bahwa si pemilik suara sedang menjalan mendekat ke arahnya sambil tersenyum.
"I miss you so bad,"
"Kheil, aku sudah bilang jika masuk ke ruanganku kau harus mengetuk pintunya terlebih dahulu." desisnya. Wanita bernama Kheil itu terkekeh geli. Sepasang tangannya yang ramping melingkar di perut pria dihadapannya. Bergelayut manja meski tidak ada balasan.
"Oh Asher, aku begini hanya kepadamu sayang, lagi pula kenapa kamu begitu sensitif hm? Kamu tahu kan aku sangat merindukan mu," balas Khiel, suaranya yang seksi menggelitik telinga, sedang tangannya sibuk menggerayangi tubuh Asher yang liat.
"Kau terlalu berlebihan Kheil. Aku hanya meninggalkan mu saat aku pergi ke dunia manusia. Hanya beberapa jam," ujarnya. Pandangannya tidak teralihkan sedikitpun, meskipun aroma tubuh Kheil membuatnya sedikit tergoda.
"Akhir-akhir ini kamu lebih aneh. Apa ada sesuatu yang tidak ku ketahui?" Nada bicara perempuan itu terdengar lirih. Kepalanya bersandar di balik punggung Asher yang kokoh. Pria itu menghela napas kemudian berbalik sehingga kini posisi mereka saling berpelukan.
"Aku bertemu dengan mate-ku."
Deg,
"Ah, selamat untukmu." ucapnya getir, "Apakah dia gadis yang baik?" Kheil berusaha untuk tidak menangis di hadapan pria itu, namun hatinya sangat sesak, rasanya separuh hatinya hilang remuk tak tersisa. Pantas saja beberapa hari ini Asher sangat dingin padanya, tidak seperti biasanya.
Khiel melepas pelukannya, mendongak agar ia dapat menatap netra hijau lelaki yang begitu ia cintai, dan ia tidak menemukan kebohongan sedikitpun di sorotnya yang tajam.
"Cantik," jawabnya singkat. Ia melepas pelukan Khiel, lalu berjalan menuju tempat duduk yang lebih menyerupai sebuah singgasana dengan punggung singgasana yang menjulang yang terbuat dari emas murni, Ia mengangkat tangan nya ke udara, seketika itu api langsung berkobar di perapian didepannya,
"Khiel, kau tahu apa yang harus kau lakukan sekarang?" suaranya yang bergema membuat Khiel tersentak, kemudian mengangguk.
"Saya undur diri Lord."
Setelah wanita itu menghilang dari pandangannya, Asher menyenderkan tubuh atletisnya, me-rilex kan tubuhnya yang selalu kaku Ia berfikir, Kenapa wajah gadis itu begitu cantik?! Sialan, Mate-nya seorang manusia lemah, mata birunya sebiru mata milik dewa zeus, sang dewa yunani yang maniknya dapat mengalahkan biru laut manapun.Bibirnya pink seperti bunga rose yang baru bermekaran, rambutnya bersinar seperti emas, kulitnya bagaikan porselen, ah Asher bisa gila dengan hanya membayangkannya.
Tuhan! Bagaimana kau mentakdirkan ku dengan manusia lemah yang cantik itu? Manusia lemah seperti di hanya bisa bertahan paling tidak dua puluh pekan di dalam kastil kelam ini.
Dan, mengapa dia bisa menempati satu kampus yang sama?! Argh aku tidak yakin aku tidak mencintai dia, batinnya.
"Maaf My Lord. Tapi Lord Ethan ingin menemui anda," suara Cody terdengar dari balik pintu,
Ah iya benar, sekarang ia harus pergi ke kastil Ethan --ayahnya, jika kalian mengira kastil Ethan sama menyeremankannya dengan milik lelaki tampan ini, kalian salah.
Nyatanya, kastil itu sangat mewah dan modern era tahun ini, ya mungkin jika dinilai mewah kastil penuh kutukan inilah yang paling mewah, semua design nya indah dan sulit dijiplak, belum lagi 75% dari keseluruhan kastil yang membentang ini bahannya 100% emas murni.
Hanya Asher lebih menyukai suasana neraka daripada dunia yang biasa saja. Entah kenapa ayahnya itu memiliki selera yang buruk.
"Jaga kastil untuk ku Cody," dia berkata sebelum menghilang. Menyisakan gemercik abu yang mengepul terbawa angin.
*******
"Jadi? Bagaimana, apa kau berhasil mengendalikan perusahaan ku?" Tanya Alexa sambil menyesap teh hijau yang begitu manis di lidah.
"Yang benar saja! Aku baru lima belas tahun, terlalu belia untuk itu," Tukas Logan, Alexa diam lalu menaruh cangkir perak di meja.
"Kau tahu, dad memberiku tanggung jawab besar itu saat aku berumur lima belas tahun, dan perusahaan besar itu adalah kado ulang tahunku dan juga hadiah karena aku sudah bisa berganti shift, menyebalkan".
Lucas terkekeh.
"Yeah, setidaknya kau ajari kami bagaimana semua klien begitu mudahnya melakukan tender besar yang nyaris, ralat yang selalu saja kau menangkan dengan hasil yang sangat memuaskan". Ucap Lucas. Logan menyetujui ucapan adik kembarnya.
"Ayolah, bukankah para wolf bisa mengendalikan pikiran huh? Kendalikan mereka" Jawab Alexa datar.
"Kau menipu Alexa?" Mata logan menyipit.
"Aku tidak menipu Logan, buktinya, mereka mendapat hasil yang nyaris sama memuaskan nya sepeti perusahaan ku"
"Baiklah aku mengerti"
Alexa berdiri dari tempat duduknya, berjalan santai menuju jendela panjang yang tertutupi gorden besar yang tebal.
Menyibakan gordeng itu,lalu mulai membuka suara.
"Kau lihat? Badai salju belum reda". Keduanya hanya diam, menikmati secangkir teh matcha buatan ALexa yang begitu manis.
"Ah iya kalian berdua, setelah kalian memiliki wolf dan berganti shift siapa yang akan menggantikan dad?". Alexa menoleh mendapati keduanya yang mematung.
"Itu aku, kami sudah berjanji jika salah seorang dari kami menjadi CEO GMM maka sisanya menjadi Alpha, aish! Yang benar saja, menjadi Alpha terkuat sedunia?!" Ucap Lucas sambil memijit pelipisnya, ya memang disaat semua wolf menginginkan dan haus akan jabatan, Lucas ataupun Logan tidak ingin menjadi seorang Alpha. Melihat bagaimana sibuknya ayah mereka dulu, nyaris mati.
Yang benar saja!
"Baiklah adik kecilku,, kalian harus berjanji padaku," Ucap alexa sambil berjalan mendekat lalu duduk di tempat duduknya seperti semula.
"Berjanji untuk apa?" Tanya keduanya bersamaan. Alexa terkekeh saat melihat kedua manusia tampan yang hanya terpaut usia tiga tahun darinya.
"Jangan mengecewakanku, kalian tahu, aku harus mengambil langkah berbahaya untuk setiap arah yang ku jalani," Alexa tersenyum lebar, bahkan keduanya baru melihat lagi lesung pipi yang amat dalam itu.
"Aku tahu Alexa, tapi kami tidak bisa berjanji."
"Berusahalah Logan, aku tidak bisa selamanya mendampingi kalian, kau tahu kan fairy, mermaid memberikan pusaka mereka padaku, dan aku harus menjaganya dengan baik". Alexa memijit pangkal hidung mancung nya.
"Boleh kami memelukmu?"
Alexa tertawa.
"How i tell you're sweet twins."
Alexa memeluk kedua adik tampannya itu, ia beruntung bisa memiliki keluarga yang utuh dan hangat, Setidaknya dapat mencairkan nya yang dingin dan tak tersentuh.
She's really really love them, her family's.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Evil Wolf (TERBIT DI DREAME)
FantasíaSebuah kesialan bagi Alexa, bahwa mate nya merupakan sang Lucifer. Ia harus bersandiwara agar sang Lucifer tidak bisa mengenalnya sebagai Wolf, lebih tepatnya Queen Wolf. Ketika Lucifer itu tahu, akankah ia membunuh Alexa? Atau malah sebaliknya? Hi...