2. First

76 3 3
                                    

19 Febr 2015

Die merogoh isi dalam laci meja sekolahnya, terlihat jelas disitu terdapat note berwarna grey, lukisan, dan sepucuk surat berwarna merah. Ah, kejutan apalagi ini ? Pikir Die dalam hati.
Dengan hati degup Die membuka note grey itu, pada lembar utama tertulis data pemilik note tersebut. Sepertinya ini note lama tukas Die dalam hati. kemudian Die juga mulai membuka gulungan pada ikatan lukisan itu memperhatikan dengan takjub dan kagum. Rasa penasaran dihati Die semakin bertambah. Lalu, Die dengan sigap membuka surat itu dan mulai membaca kata demi kata yang tersusun rapi.

Barakallah fii umrik Die Febrian .

Tak ada kado teristimewa di hari ini selain doa yang aku tadah-Kan. Semoga kamu menjadi solehah, anak yang berguna bagi semua orang. Wish you all the best Die . Jangan pernah merasa kalau kamu itu sendiri ya Die.

Maaf ga ada yang bisa kakak kasih selain ini. Semoga kamu bisa menyimpannya. Maaf telat ya Die .

Kakak harap ini semua jadi awal untuk kita . ^_^ .

Sign

June Anaghta Putra

Die menelan ludah dan menaikan alisnya melipat kembali surat itu dan meletakkannya pada kotak pinsil Berwarna putih miliknya. Kali ini Die tak henti-hentinya berfikir mengapa kak June memberikan ini semua kepadanya dan ada kalimat yang sudah dua kali diucapkan kak June membuat Die semakin tak mengerti maksud dari ini semua .

" Die, tadi sumpah ya gue liat kak June masuk kelas kita, kira kira dia ngapain yaa ? Elu tau enggak ? " pertanyaan itu memecahkan lamunan Die. Anetha bertanya kepada Die dengan raut wajah penasaran, satu sekolahan pasti kenal kenal dengan kak June. Ia adalah cowok bertampang Cool dengan postur tubuh yang tinggi dan mata sipit, berkulit cokelat karamel sebuah postur yang sempurna untuk seorang laki-laki seperti kak June ditambah dengan garis rahang yang semakin membuat kesan kharismatik dimata siapapun yang melihatnya terutama kaum perempuan.

" emmmh, Gatau gue Tha. Gue ga ada liat kok " Die menjawab dengan berpura-pura tidak mengetahui kejadian sebenarnya. " iya gue juga tadi lihat ada kak June datang ke kelas ini terus kayaknya berhenti diatara kursi lu dan Raina deh Die " tak lama Fitri menimpali.

Die terbengong dan matanya mulai membulat. Ini adalah kebiasaan buruk Die ketika dia sudah mulai kehabisan akal dan alasan.

" udah deh, kali aja kak June nyari barang dia yang ketinggalan. Soalnya kan kemarin kelas kita dipakai anak XI-mipa1 untuk keterampilan ektrakulikuler " terdengar suara Fitri yang membuat suasana semakin membaik dan Die tak perlu banyak berfikir untuk mengarang seribu alasan agar seluruh teman-temannya tidak curiga kepadanya. Karena Die sudah kehabisan akal untuk berbohong dihadapan teman-temannya.

Die memang Selalu seperti itu, beranggapan bahwa semua laki-laki hanya ingin membuat mereka patah hati. Selama ini Die tidak pernah mau mencoba apa itu kasmaran seperti yang dirasakan anak-anak sebayanya. Die tidak pernah mau mempersulit hidupnya dengan menambahi beban pikirannya sebab itu Die tidak pernah menggubris semua laki-laki yang ingin mendekatinya. Tapi, lain untuk kali ini. Die merasakan ada sesuatu yang aneh, Die merasa bahwa perasaannya mulai ditarik oleh kak June, sepertinya Die ingin merasakan sesuatu yang baru .

   ****

    " Heh June ! " teriak Aldo sekeras-kerasnya membuat gendang telinga June terasa pecah. June hanya menoleh kebelakang dan mengangkat sedikit dahunya keatas. Melihat ekspresi June, Aldo enggan untuk melanjutkan perkataannya. Namun Aldo masih dibalut rasa penasaran dan hal itulah yang membuat Aldo kembali memanggil June. Kali ini Aldo tidak lagi meneriaki Aldo  tetapi Aldo menyucukkan pulpen kepunggung June.

Tak semua yang pahit itu tidak nikmat. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang