Diam-diam sepasang bola mata itu memperhatikan sosok wanita yang sedang mendriblling bola basket ditengah lapangan.
"Die Febrian. " . June mungulur senyumnya ketika ia menyebut nama itu dalam hati. Mata June terus bergerak memperhatikan gadis berkucir kuda tanpa poni itu.Menurut June Die adalah seseorang dengan kepribadian yang unik. belakangan yang June tau Die adalah wanita tidak suka hujan, sangat benci dengan kopi karena itu pahit, suka menulis, Menghayal serta menggambar. Die sangat tidak menyukai pelajaran matematika, lebih suka makan dan Die Sebenernya terbuka namun terlihat cuek ketika ada seseorang laki-laki yang mencoba mendekatinya.
" Die sangat takut patah hati kak. " sahut Rai sambil cekikan. Rai heran dengan Die, begitu banyak laki-laki yang mencoba mendekatinya namun tidak ada satupun yang berhasil menarik perhatiannya.
June terbayang suara Cempreng Rai kemarin, ketika ia menjelaskan panjang lebar tentang sosok Die.
Namun June terngiang oleh perkataan Rai bahwa, Die akan bersikap cuek ketika ada laki-laki yang berusaha untuk mendekatinya. June bingung, saat ini dia memikirkan cara agar Sabtu esok June dapat kencan bersama Die.
Tidak ! Tidak secepat itu. Bukan kencan maksud June, namun seperti jalan berdua. Tapi, june tak tahu bagaimana caranya agar Die mau mengiyakan ajakannya. Sepertinya dalam diam June bergeming . "Aku tahu siapa orang yang tepat ! " pikir June kala itu .
Seorang pria memukul meja june dengan rotan " June Anaghta Putra ! " panggilnya dengan nada keras. Namun panggilan itupun belum mempan untuk memecahkan pikiran June.
Lelaki kaca mata dan berkumis itu memandangi June dengan geram, dengan perasaan kesal ia mendekati June dan menjewer telinga June .
Seisi ruangan sontan menuju kearah June. June malu bukan kepalang. Ternyata, sudah dari tadi berpuluh-puluh pasang bola mata sedang memperhatikanya.
June menghela nafas panjang, jantungnya berdegup seribu kali lebih cepat dari biasanya. Merapikan kerah dan dasinya yang sama sekali tidak berantakan, itu hanya awal dari trik June untuk tetap bersikap Cool bahkan dalam keadaan sedarurat apapun.
Sambil membetulkan kacamata nya yang terlihat melorot, pria itu mengangkat alisnya " apa yang sedang kamu perhatikan June ?. "
" tidak, Pak . Saya hanya merealisasikan bahwa letak dan fungsi rangka itu sangat penting sekali bagi kehidupan kita sehari-hari. Karena itu manusia dapat melakukan segala macam aktivitas karena ia memiliki organ gerak, itulah alasan saya mengapa dari saya memperhatikan anak kelas X yang sedang berolah raga " June berpikir keras, mencoba mengingat materi pelajaran yang ia baca tadi malam .
" saya kira kamu sedang memperhatikan seseorang diluar sana, sehingga kamu tidak menggubris apa yang saya jelaskan pada pagi hari ini ! " jelas Pak Dian . Pria itupun melangkah menjauhi meja June.
" untung lo pande ngeles, Sempet enggak hancur hidup elu hari ini " tukas Dannis segera.
June membuang nafas kasar dan mengelus dada. Untung saja tadi malam June sempat membaca materi pelajaran yang akan dibahas hari ini, jadi setidaknya June hanya mendapatkan teguran dari Pak Dian. Siapapun tau, Pak Dian adalah guru mata pelajaran biologi yang sangat killer .
Kebiasaannya adalah menghukum siswa yang tidak fokus saat dia menerangkan suatu materi dan yang paling parahnya lagi hukuman yang dia berikan tidak tanggung-tanggung yaitu berdiri diatas kursi namun kursi itu diletakkan didepan pintu kelas. Jika saat ini Pak Dian tidak sedang berbaik hati tentunya June sudah dihukum dan bakalan di tertawakan oleh seluruh anak kelas X yang sedang berolah raga di lapangan sama dan itu bisa membuat June sangat malu . Terutama jika dihadapan Die .
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak semua yang pahit itu tidak nikmat.
Novela JuvenilApakah semua wanita tercipta hanya untuk disakiti ?? -Die- Apakah aku salah jika menyayangi 2 wanita ?? -June- PS : ini karangan awal aku , mohon doa dan sarannya . Masih dalam tahap belajar ☺️ Find me on ig : dindafebrianti_s