Meeting

31 9 2
                                    

Kringg...kring....

Tap. Dengan satu hentakan jemari mungil Lila a.k.a Kalila Rifda,jam beker itu seakan tunduk bungkam kepada tuannya.
'10 menit lagi'putusnya.
            ~~~
Njirrr....07.30
'Perasaan aku baru tidur 10 menitan deh..'
Rutuk ku dalam diri. Cobaan apa lagi ini? Apa tiap harinya aku ditakdirkan untuk telat ke sekolah.
Dan sekarang aku sudah berada di lift.Menekan dengan cekatan tombol lift yang membawa ku keluar dari apartemen ini.
Yup..aku tinggal diapartemen 403. Oh ayolah..ceritanya begitu panjang jika kuceritakan saat ini.
Yang perlu sekarang,aku keluar dan mencari angkot yang mampu berlari kencang menuju sekolah.
2 menit lagi pelajaran pertama akan dimulai.Ku langkahkan kakiku sesekali berlari kecil menuju gerbang.Aku tak ingin pelajaran hari ini digantikan dengan hukuman yang sangat merugikan waktu dan tenaga ku.
~~~
Tok..tok..
Walau dengan hembusan nafas yang tak beraturan ku ketuk pintu kelas ku. XI MIA 1.
"Permisi Pak..saya terlambat..saya tadi kesi..."
"Keluar.."bentaknya tanpa mempersilahkan ku menjelaskan alasan apapun.
"Tapi Pak..saya sung..."
"Tak ada tapi-tapian" wajah ku yang tadi sungguh dramatis berubah jadi kecewa karena Pak guru killer itu tetap kekeuh dengan pendirian nya.
Shit!!
Sekarang?
Jadilah aku tukang bangunan dadakan sekarang.Akibat setelah melapor kepada guru piket aku diberi tugas mencat tembok pembatas sekolah karena tugas membersihkan toilet sudah diberi pada siswa lain yang terlambat.
Jadilah aku dengan kuas cat mengoleskan hijau muda dengan malas ke tembok.

Bugh..
Suara pendaratan kan? Aku menoleh ke samping kanan ku.
Disanalah berdiri cowok,kesan pertama yang kuambil 'bad boy?'
Sepatu biru dongker,celana abu abu yang lumayan ketat,baju yang sedikit kusut dengan gaya dikeluarkan. Bukannya disekolah ini ketat dengan peraturan yang mengekang siswa/i nya?
Dan apakah dia baru saja melompat melewati tembok pembatas sekolah.Ku coba berani melihat wajahnya.
"Kamu ngapain disini?" matanya yah Allah,walau rambutnya sudah mulai panjang tapi wajahnya cukup menawan.
"Yaelah...seharusnya gue yang nanya itu ke lo..Ngapain lo disini?" katanya sedikit jutek.
"Aku..aku..." kataku sedikit malu memberitahu bahwa aku disini akibat dihukum.
"Aku apa? Lo-gue aja.Gosah sok formal deh"katanya dengan tatapan tajam.
"Ak...mak..maksud nya gu..gue "
"Gue dihukum gara gara telat"kataku selanjutnya dengan wajah menunduk.
"Lo murid baru yah?"katanya penuh selidik.
"Engga juga...gue udah sebulan disini " kataku mulai nyaman dengan arah pembicaraan kami kali ini.
"Oh...pantes gue gak pernah jumpa" katanya.
Aku hanya mampu diam hendak melanjutkan pekerjaan ku.
"Eh..eh.. Mau ngapain?"
"Menurut lo?" kataku sekenanya.
Dia tersenyum menggaruk kepalanya yang gak gatal.
"Mending lo ikut gue!" katanya menarik tangan ku.
"Kema..."
"Udah ikut aja.Gue gak bakal macam macam kok ke elo" katanya.
~~~
Rooftop? Aku mengikutinya sampe kesini?Ngapain coba?
Sementara aku yang masih berdebat dengan pikiranku,dia sudah duduk asal.Mengambil sesuatu dari tasnya.Rokok?
What the hell?!
"Rokok?" kataku.
Dia hanya diam,menyalakan api membiarkan api membakar tubuh rokok.Sedangkan aku,mematung menunggu jawaban nya.Dihembuskan asap rokok itu. Dan diisap lagi lalu dihembuskan.
"Tolong jangan merokok" kataku.
"Emang kenapa? Rokok ini yang selalu ada dan rela gue bakar demi kepuasan gue."
"Dia tidak EGOIS" katanya menekan kata 'egois'.Dimenit selanjutnya,dia membuang rokok itu sembarangan.
"Gue baru sekolah bulan ini."katanya menatap lurus.
"Hah?" kataku bigung.
"Gue baru kena skors sama bokap gue."
Jujur...aku ga ngerti maksudnya.
"Kok bisa? Emang ini sekolah milik bokap lo apa?" kataku sedikit nyolot.
Pasalnya mengapa seorang ayah melarang anaknya sekolah.
"Kalau iya kenapa?" tantangnya
"Seriusan?" kataku kaget.
Namun reaksinya selanjutnya hanya cengengesan.
"Tenang.Selow aja kali lo"
Aku hanya mampu menelan ludah dengan susah payah.

Anything Goes, I'm HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang