Azka Aldric

33 3 5
                                    

"Aku bahkan tak punya jaminan kalau aku akan selalu bahagia."

''Aku harus bisa dapat nomor tuh cowok"tekadnya.
Ia tau bahwa Dea itu naksir berat sama Azka. Yups..cowok itu namanya Azka.
Dia beranjak menuju halte.
"Hai"kataku agak kaku.
"Lama juga yah.."sinisnya.
"Sorry" kataku menunduk.
"Ayok"katanya mengajak ku.
~
"Rumah lo dimana?" katanya fokus nyetir.
"Apartemen lurus aja terus depat apotik 'damai' itu"jelasnya.
"Dekat juga.Jadi kenapa boleh telat heh?"katanya
Blushing..Jujur aku sangat malu,apa yang mau ku katakan.
"Orang tua lo?"katanya mengintrogasi ku.
"Hmm"kataku bergumam tak ingin mengatakan apapun dengan siapapun.Dengan Dea aja aku belum bisa menceritakannya.
"Hah?"katanya bingung dengan jawabanku.
"Orang tua gue udah punya kebahagiaannya masing masing."kataku menatap lurus.
"Eh..ini nanti langsung masuk kiri aja"kataku datar.

Azka pov

Flashback on
Permisi.."seseorang mnyentuh bahuku
"Hmm"kataku sambil menghadap ke arahnya.Cewek tadi.
"Ka..lo?"katanya mungkin kaget.Tapi kenapa kaget.
"Yups"kataku.
"It..itu..mau minta.."katanyatak  sambil menunduk mengeluarkan hp dari saku rok abu abunya.
"Nope kan?"kataku menebak100℅.
"Boleh?"katanya seperti berbisik
Aku  langsung berdiri berjalan kearah nya.Berbisik disamping telinga sang pemilik
"Nanti pulang sekolah gue kasih,depan sekolah gue tunggu di halte" kataku berbisik lalu pergi melengos.
~
'cewek yang aneh.' seumur umur baru kali ini seorang cewek tidak menanyakan namanya sekedar basa basi dengannya.
'Targetting!' putusnya.

Sekarang pelajaran Pak Tono,guru penjas yang baik banget.
Setelah berputar 4 putaran di lapangan utama.Dia memperbolehkan muridnya istirahat.Alhasil,aku sekarang berada disisi lapangan istirahat.
"Azka.."kata suara cewek.
Aku hanya melirik sedikit untuk memastikan siapa pemilik suara itu lalu kembali menatap lurus.
"Gue..tadi teman yang minta nope lo" katanya.
"Jadi?"katanya datar.
"Gue ma...mau minta?" katanya memohon
"Cih..gue gak mau!"kataku tegas.
"Tapikan kata lo."katanya tidak terima.
Tapi gue hanya diam
"Gue masih disini kali"katanya sekenanya.Namun,gue hanya diam menatap lurus.
"Ka.."katanya memengang tangannya...
"Teman lo suruh jumpai gue nanti pulang sekolah"kataku lalu menepis tangannya.

Flashback off

"Sampai"kataku melihat kearahnya.
"Hmm..anu..gue.."katanya terbata.
Kenapa dia selalu terbata bata jika bicara.
"Udah sampai turun"kataku
"Hah?"katanya kaget.
"Gue bisa dapat nomor lo kan?"katanya cepat dan memejamkan mata.
"Sini..sini"kataku menarik snartphone nya.
"Noh...."kataku sembari Mengembalikan smartphone nya.

Skip

"Mas..saya sudah sangat jenuh" terdengar teriakan dari dalam rumah.
"Jadi, kamu mau nya apa sekarang?"lontaran sang ayah.
Selalu begini,padahal dirinya ,Azka,masih baru pulang sekolah namun langsung ditampar oleh percakapan orang tuanya.
"Aku hanya butuh pengertian kamu disini,mas"kata Laras,ibunya sayup sayup terdengar oleh telinganya.
"Pengertian macam apa lagi yang kamu butuhkan? Aku sudah bekerja apa tidak cukup untuk membiayai kamu"kata ayahnya terdengar lebih jelas karena sekarang dia sudah berada tepat dimana ruang oksigen menipis antara perdebatan orang tua nya.
"Apa begini cara kalian menyambut anak kalian?" tanya gue datar.
"Kamu sudah pulang,nak"kata ayahnya tiba tiba sumrigah menyambut anaknya. Mengomptimalkan kegusarannya tidak diketahui oleh putranya.
"Tolong jangan sentuh saya,jika anda masih membuat wanita itu menangis"kataku lalu beranjak pergi keluar rumah.
"Mengapa kamu masih membela ibu yang tidak memiliki waktu nya untukmu nak"kata ayahnya kecewa karena putranya tak pernah berada dipihaknya.
"Sekurang kurangnya dia pernah melahirkan saya"kataku sekenanya lalu pergi.

Entahlah,gue gak tau mau kemana.
Sekolah...yups..sekolah tujuannya.
Dengan kecepatan yang tidak bisa dipandang sebelah mata Azka melajukan mobilnya.
Wait.. Lila.  Mengapa sekarang yang terlintas di pikiran Azka adalah Lila.
Cewek yang akan menjadi sasaran empuknya selanjutnya.Namun dia tidak tau apa apa soal cewek itu bahkan sampai detik ini belum menelepon bahkan mengsms nya selayaknya perempuan penggila lainnya. Dia hanya mampu menutup wajahnya gusar,semua warga sekolah bahkan mengenal keluarga Aldric yang harmonis dan ramah serta sangat beruntungnya dia menjadi anak tunggal Aldric. Dia hanya mampu tertawa hambar,bahkan satu pun tak ada yang mampu dibenarkan.










Terimakasih sebesarnya kepada semuanya.
WindaGaol JesicaPardede ClaudyCila. *Fanyers
Author merasa terharu dengan segala pesan kesan reader yang belum seberapa.
*Fanyers= zefanya lovers wkwk
    *plakkk author mulai ngaco

Like coment sangat dibutuhkan
Love,
Zefanya

Anything Goes, I'm HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang