Terlihat barisan anak – anak sekolah dasar di atas panggung. Tersenyum lebar ke arah kamera, tangan mereka mengangkat trophy dengan tulisan CHAMPION. Gelar yang selama ini mereka inginkan. Suatu alasan mengapa mereka bekerja keras selama ini. Namun, raut wajah Hoseok kembali terlihat gelisah tatkala tak dapat menemukan orang yang ia harapkan untuk datang. Eommanya.
Hingga saat mereka harus turun dari panggung-pun ia juga masih belum bisa melihat kehadiran eommanya.
“Eomma masih ada rapat dengan koleganya mungkin.” Ucapnya berusaha menenangkan diri sendiri.
Dan akhirnya, senyumnya mengembang ketika melihat seseorang wanita membuka pelan pintu di belakang sana. Wanita itu melambai ke arah Hoseok sambil sedikit berlari.
“Eomma.. aku menang !”
Kini Hoseok sudah berada di pelukan Eommanya. Tak apa meskipun terlambat, yang terpenting adalah kedatangan eommanya.
“Maafkan eomma, tadi meetingnya agak lama.”
“Tidak apa – apa Eomma, nanti bisa dilihat bersama lewat video.”
“Eomma janji, di penampilanmu selanjutnya eomma akan duduk di kursi paling depan untuk menontonmu dari awal hingga kahir, lalu eomma akan berdiri sambil bertepuk tangan paling keras untukmu.”
“Janji ?” Jari kelingking Hoseok menunggu tautan jari eommanya.
“Janji.” Jari kelingking eommanya kini bertautan dengan Hoseok. Menandakan telah tercipta perjanjian yang harus ditepati.
Namun, tak lama setelah itu, kedua orang tuanya berpisah. Hoseok sering sakit mag hingga saat ini mag-nya semakin parah. Appanya marah lantaran merasa Eomanya tidak bisa menjaga Hoseok dengan baik. Lalu Hoseok memeluk Appanya bermaksud untuk bilang bahwa itu bukan kesalahan eommanya.
“Appa...” Suaranya tercekat menahan perutnya yang sakit.
“Akan kucari Ibu yang bis amengurusnya dengan baik. Dan kau! urus saja perusahaanmu. Kejar jabatan yang kau inginkan dengan semua keserakahan yang kau miliki.”
Hak asuh anak jatuh ke tangan Appanya, akhirnya Hoseok harus berpisah dengan eomma yang selama ini memberikan pelukan hangan untuknya.
“Eomma masih harus memegang janji itu,” Ucap Hoseok
“Eomma akan tetap mengingat janji itu. Tunggu Eomma ya, sayang.”
Itu kata – kata terakhir yang ia dengar dari eommanya, sebelum akhirnya selama bertahun – tahun ia tak lagi bertemu dengan eommanya. Yang ia tahu terakhir kali eommanya sudah menikah dengan lelaki lain dan memiliki anak yang lebih muda dua tahun dari Hoseok. Eommanya sudah berbagi kasih sayang kepada anak lain.
***
Hosoek terbangun dengan nafasnya yang memburu, dan memang selalu seperti ini. Kepalanya terasa berputar, namun ia masih ingat jika ia harus ke acara kelulusan sekolah Jimin. Dan benar saja, hari sudah siang dan mungkin saja ia akan terlambat.
Tak butuh waktu lama untuk bersiap diri, ia langsung menuju mobilnya namun sialnya ia terjebak.macet.
Di tengah perjalanan, berkali – kali ada panggilan dari nomor yang tak dikenal. Karena merasa tidak penting ia tidak mengangkatnya dan menjawab telepon dari Suga.
“Yoboseo... iya aku dalam perjalanan tapi akag macet... tidak, aku tidak akan terlambat, tenang saja... iya.”
Hoseok tiba di tempat agak terlambat, kecelakaan yang katanya masih baru saja terjadi tadi pagi masih saja belum selesai hingga menimbulkan kemacetan yang sagat panjang dan lama.
“Mian.. tadi ada kecelakaan di jalan,” Ucap Hosoek ketika menemui teman – temannya di backstage.
KAMU SEDANG MEMBACA
Help Me [ ✔️ ]
FanfictionSerorang pria yang merindukan masa lalu keluarga yang indah membuatnya terkurung dalam setiap halusinasi yang ia ciptakan sendiri.