Jung Hoseok membuka mataya perlahan, merasakan sorot lampu yang langsung menyerang indera penglihatnya. Ia melihat sesuatu menempel pada tangannya, menyambung dengan selang infus. Tak prlu diberi tahu lagi ia sudah tahu dimana ia berada. Hoseok mengela nafas berat mencoba mengingat – ingat apa yang telah terjadi. Seingatnya, kemarin sore ia baru saja tampil di acara kelulusan, lalu menampilkan dance, lalu...
Hoseok terbelalak tak percaya, ia masih tidak yakin dengan apa yang terjadi. Apakah itu kenyataan atau han ya halusinasinya belaka mengingat pagi itu ia kembali meminum pil yang selalu ia gunakan untuk berlari ke masa kecilnya.
Ia terlalu sibuk dengan pikirannya sehingga mengabaikan seseorang yang dari tadi melempar senyum ke arahnya.
“Overdosis.” Ucap wanita itu mengejutkan Hoseok “Apa yang kau lakukan selama ini, nak ?” Lanjutnya.
Hoseok tidak percaya siapa yang kini berada di hadapannya. Ia tidak tahu apakah ia harus senang atau sedih, sungguh ia ingin sekali memeluk wanita di depannya, menangis dalam pelukannya, sambil mengatakan bahwa ia sangat rindu.
“Eomma...”
“Bogosipheo...”
Eomma menunjuk tabung berisi pil yang selama ini Hoseok konsumsi.
“Untuk apa kau menyentuh benda seperti ini ? Ada apa denganmu ?” Kini bulir – nulir bening mulai turun di pipin Eommanya.
“Aku hanya mencoba untuk bertemu dengan Eomma,” Jawab Hoseok.
Tak perlu dijelaskan lagi untuk apa Hoseok mengkonsumsi pil tersebut, pastinya dokter juga sudah memberikan informasi yang cukup jelas pada eommanya. Jika tidak pasti eommanya tidak akan menangis saat ini.
“Kau tahu Jimin ?”
Hoseok merasa ada yang tidak beres ketika eommanya menyebut nama adik tirinya itu dengan tiba – tiba.“Kemarin pagi Jimin, appamu, dan ibu tirimu mengalami kecelakaan. Appa dan Ibu tirimu sudah tak dapat diselamatkan ketika masih di tempat kejadian. Sebenarnya Jimin masih bisa diselamatkan, namun sore hari Jimin menghenbuskan nafas terakhirnya.”
Bagaikan dihantam oleh sesuatu yang sangat besar. Eommanya pasti bercanda akan hal ini. Apa lagi yang ia hadapi kali ini ? Bukankan kemarin ia dengan sangat jelas melihat jimin hadir dalam acara kelulusan ? Ia bahkan dengan sangat jelas mendengar teriakan Jimin yang paling keras yang bangku penonton.
Lalu ia mulai mengingat kepingan kejadian yang sama sekali tidak ia sadari. Ketika pagi ia terbangun, tak ada orang di rumah, keluarganya sudah berangkat mengantar Jimin ke acara kelulusannya. Ketika ia beragkat jalanan sangat macet akibat kecelakaan yang terjadi saat pagi, dan eommanya bilang kalau keluarganya kecelakaan pagi hari pula. Ia juga mendapat belasan panggilan tak terjawab dari nomor tak dikenal yang ia abaikan begitu saja sebelum akhirnya ia menerima panggilan dari Suga, yang sebenarnya itu adalah panggilan dari pihak rumah sakit.
Ketika tampil ia melihat Jimin duduk di bangku menonton tanpa kursi rodanya, ia melihat Jimin menggerakkan kakinya dengan leluasa, namun sebenarnya tak ada Jimin di sana. Ketika ia ambruk di atas panggung ia melihat Jimin berlari ke arahnya, itu artinya Jimin ingin mengucapkan selamat tinggal untuknya. Jimin sudah terbebas dari kelumpuhan yang selama ini mengurungnya, sekaligus nyawanya yang berlari dari raganya saat itu juga.
Hoseok merutuki dirinya, menyumpah pada dirinya sendiri, berkata betapa bodohnya dia. Bagaimana bisa ia sama sekali tidak menyadari hal yang sebenarnya terjadi. Air mata yang sedari tadi ia tahan akhirnya jatuh, tangannya mengepal erat, sungguh ia ingin memukul dirinya sendiri saat ini. Kakak macam apa yang tidak berada di samping keluarganya ketika mereka sedang sekarat.
Hoseok menyambar pil yang berada di tangan eommanya. Membukanya dengan susah payah lalu menuangkan pil itu ke tanganya hingga berjatuhan di lantai. Belum sempat pil itu memasuki gerbang mulutnya, pil itu sudah berjatuhan berhamburan di kasur.
“Apa kau menyalakan dirimu saat ini Hoseok ?” Tangan Eommanya menahan tangan Hoseok agar tidak memakan pil itu. Ia tak akan membiarkan Hosoek melanjutkan hidupnya dengan penuh penyesalan seperti itu terus (lagi).
“Aku ingin bertemu Jimin... Lepaskan tanganku !” Hosoek mengibaskan tangan eommanya dengan kasar hingga eommanya terhuyung ke belakang.
“Eomma...” Teriak Hoseok ketika melihat Eommanya yang terjatuh akibat ulahnya.
Hoseok langsung turun mengabaikan bagaimana tangannya yang mengeluarkan darah karena infusnya tertarik begitu saja mengakibarkan darah mengucur di tangannya.
“Mianhae Eomma...”
Hoseok kini memeluk eommanya yang terduduk. Dibalas dengan pelukan hangan seorang ibu untuk anaknya.
Akhirnya ia merasakannya lagi, pelukan yang ia rindukan.
“Eomma akan membantumu keluar...”
Kini tangan eommanya mengusap lembut kepala Hoseok, menariknya lebih dalam ke dalam pelukannya untuk merasakan lebih banyak kasih sayangnya. Hoseok kembali merasakan bagaimana rasanya menangis dalam pelukan eomma yang sudah lama tak ia dapatkan. Ia merasakan kembali belaian lembut dari seorang eomma.
“Tinggallah bersama eomma, eomma tidak akan meninggalkanmu lagi. Dan jangan lagi kau sentuh pil itu lagi, Arraseo ?”
“Bantu aku eomma...” Ucapnya masih dalam pelukan Eommanya.
“Pasti, sayang. Pasti eomma akan membantumu. Ayo kita temukan jalan keluar bersama – sama, Jimin juga pasti akan senang melihatnya.”
Dalam pelukan Eommanya, senyum Hosoek telah kembali meskipun air matanya kini juga semakin deras. Ia tidak pernah membayangkan hal ini akan terjadi, sesuatu yang selalu ia inginkan, dan sekarang benar – benar terwujud. Ia juga akan berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu ada untuk eommanya, tak akan ia biarkan hal yang lama terulang kembali.
Hey mama
Ijen naege gidaedo dwae eonjena yeope
Hey mama
Naege akkimeopsi jusyeossgie
Beotimmogieossgie
Hey mama
Ijen adulnaemi mideumyeon dwae
Useumyeon dwae
Hey Mama
Hey MamaSesangeul neukkige hajeun geudaega mandureojun sum
Oneulttara mundeuk deo ango sipen pun
Ttang wi geu mueosi nopda hario
Haneul mit geu mueosi neolpda hario
Ojik hana eomma soni yakson
Geudaeneun yeongwonhan namanui placeboI Love You Mom
(Translate)
Hey mama
You can now lean on me
I’ll be always next to you
Hey Mama
Because you generously gave me and you were my support
Hey Mama
Now you can balieve in your son, you can smile
Hey Mama
Hey MamaThe breath you made for me
Is what let me feel the world
For some reason, today
I want to be embraced in your arms
What is so hight abovethe ground
What is so wide beneath the sky
Only one, mother’s hand is a healing hand
You are my only placebo foreverI Love Mom
Yeyy.. akhirnya kesampekan juga bikin punya jeyop. Bikinnya sambil males sih jadi ya sorry aja kalau jelek.
Kurang greget sih, tapi ya nggak papa lah, belajar.
Sorry typonya banyak. Hehe
Thanks yg udah baca
Thanks yg udah baca sampai part akhir.Luv u 💓
Salam pena dari Tuanputri01
KAMU SEDANG MEMBACA
Help Me [ ✔️ ]
FanfictionSerorang pria yang merindukan masa lalu keluarga yang indah membuatnya terkurung dalam setiap halusinasi yang ia ciptakan sendiri.