Misteri Cinta Dalam Diam

1.3K 28 5
                                    

"Payung memang tak selalu dibutuhkan, tapi payung bisa melindungi dari derasnya hujan dan panas nya matahari. Begitupun aku, hanya bisa melindungi".

"Jangan menangis saat hujan, itu akan membuatmu sakit, lebih baik ikut aku" Tiba-tiba Lianda menatap kaget laki-laki disampingnya yang sudah memegang payung warna biru untuk melindungi nya dari hujan sudah ada di atas kepalanya.

"Kau sudah lemah, jangan teruskan tangisanmu itu, aku tidak suka melihatnya" Sambil berbisik di telinga kanan Lia dengan lembut.

Bisikan itu membuat Lianda menghentikan tangisannya dan terdiam walaupun Lianda tidak tau siapa cowo disampingnya itu, namun tiba-tiba Lia merasa pusing dan kedinginan saat itupun Lia tak sadarkan diri.

Saat Lia mulai sadar, dia mencari-cari sosok laki-laki itu karena tiba-tiba dia sudah ada dikamarnya, dia hanya ingin mengucapkan terimakasih saja kepada laki-laki itu.

"Sudah sadar anak mamah" Ucap mamahnya Lia yang baru membuka pintu kamar anaknya untuk membawakan teh manis.

"Mah, siapa yang bawa aku kesini?"

"Temen laki-laki kamu, dia tampan, tinggi dan gagah"

"Tapi aku ngga kenal mah"

"Tapi almamater nya sekolah kamu ko, ya sudah sekarang minum dulu teh nya"

laki-laki itu meninggalkan payung dan kertas kecil untukku yang bertuliskan "kalo mau menangis saat hujan, jangan lupa pake payung, biar kamu ngga kehujanan dan ngga sampai sakit lagi, kalo bisa jangan nangis lagi, cepet sembuh. By : R"

"R?"

Esok hari saat Lianda sedang duduk dihalaman sekolah sambil memegang payung yang di beri oleh lelaki kemarin yang sama sekali ia tidak tau sebenarnya siapa laki-laki itu.

"Payung? Siapakah pemilikmu" Ucap Lia sambil melihat kertas kecil dan payung yang ia pegang sejak tadi.

"Heh, kamu kenapa Li megang payung segala, lagian belum hujan?"

"Hah? Aku ngga papa ko"

"Ngga usah bohong"

"I-itu kemarin aku lagi nangis sambil hujan-hujanan tiba-tiba ada laki-laki yang udah disamping aku sambil megang payung supaya aku ngga kehujanan gitu, udah gitu aku ngga sadarkan diri deh"

"Kamu sih galau ngerepotin"

"Ih kamu, dia cuma ninggalin kertas dan payung, ada inisial R"

"R? Rizky? Raihan? Atau yang mirip nama mantan kamu, siapa sih, oh... Ridwan?"

"Rere!!!"

"Hahaha... Ciri-ciri nya gimana?"

"Kata mamah aku sih tampan, tinggi, dan gagah"

Awan kembali mendung, sesuai dengan keadaan hati Lia yang memang mengingat kejadian beberapa hari yang lalu bersama kekasih nya yang kini sudah menjadi mantan.

Bis belum juga datang, saat Lia berdiri dari tempat duduknya tiba-tiba ada sosok tangan yang menarik paksa payung dan dompet yang sedang dipegang oleh Lia, dengan refleks Lia langsung menarik-narik dan alhasil payung dan dompet nya pun di bawa pergi oleh dua orang pria berotot besar.

"Copet... Tolong..."

"Tolong pak saya di copet barusan" Dengan jawaban panik Lia, membuat semua orang berlari kearah pria tadi.

Ada sepasang mata yang mengejar pria berotot tadi hingga akhirnya laki-laki itu bisa mengalahkan nya dan mengambil barang yang tadi mereka ambil.

Lia hanya bisa pasrah dan mengikhlaskan nya, dia langsung menelpon Rere sahabat nya untuk minta mengantarnya pulang.

"Re? Terus aku harus gimana sekarang"

"Udah kamu tenang aja Li, nih aku punya daftar cowo anak-anak kelas XII TKJ sama fotonya juga, kamu bisa tanyain ke mamah kamu karena cuman mamah kamu yang tau mukanya"

"Hah? Yaudah aku tanyain mamah dulu"

"Aku pulang dulu ya Li, aku suport kamu"

Setelah tiga jam kemudian, Mamah nya mulai menemukan siapa laki-laki itu.

"Lia... Dia Raihan" Teriak Mamah nya.

"Hah?" Jawab Lia dengan dada yang berdetak sangat kencang.

Esok hari saat jam istirahat, Lia dan Rere bergegas mencari yang bernama Raihan menuju kampus dua jurusan TKJ. Ternyata Raihan tidak sekolah karena sakit.

Pulang sekolah, Lia tanpa di temani Rere langsung pergi menuju rumah Raihan.

"Assalamualaikum"

"Walaikumsalam, maaf ada keperluan apa ya?"

"Maaf Tante, saya temennya Raihan, Raihan nya ada?"

"Kamu coba dateng ke alamat ini ya" Jawab Ibu Raihan dengan mengusap pucuk kepala Lia.

Saat Lia sudah sampai di alamat yang diberikan Ibu Raihan, ternyata itu sebuah TPU dan tiba-tiba terlihat pada batu nisan yang bertuliskan Raihan Bin Rizky.

Lia sangat lemas melihat orang yang dicarinya selama ini ternyata sudah tidak ada, Lia duduk tepat di sebelah kuburan Raihan sambil meneteskan air mata.

Tiba-tiba juga hujan turun membasahi tubuh Lia yang sedang menangis masih tidak menyangka, ada sosok yang melindungi nya dari hujan dengan payung warna biru, Lia tersentak kaget siapa orang yang melindungi nya.

"Sudah aku bilang, jangan menangis saat hujan, nanti kamu sakit"

Lia tersentak kaget melihat siapa sosok laki-laki itu, mereka pun saling berhadapan dan Lia masih tidak menyangka dia merasa bahwa ini hanya mimpi tapi ternyata tidak.

"Ka-kamu Raihan? Aku mencari mu kemana-mana"

"Iya aku Raihan, kamu mencari terlalu jauh, aku selalu ada, namun kamu tidak menyadari nya saja"

Lia tertegun akan Jawaban yang diberikan laki-laki itu.

"Raihan" Tanda perkenalan sambil mengasongkan tangan.

"Aku sangat terimakasih kepada mu, Lianda" Jawab dengan pipi yang mulai memerah malu dan menerima jabatan tangan Raihan.

"Kamu pasti bertanya-tanya terhadapku kan?"

"Jadi?"

"Aku tau semuanya tentang kamu, aku melakukan hal seperti ini karena aku cinta sama kamu dari dulu sampai sekarang, hanya saja cintaku dalam diam, maaf aku lancang"

Lia berdiam sejenak mencerna setiap kata yang diucapkan Raihan terhadapnya.

"Harusnya kamu tidak melakukan seperti ini kepadaku, jika kamu cinta kepadaku tatap mataku beri aku kepercayaan atas perjuangan mu itu"

Raihan mengagumi wanita cantik di depannya ini, mengagumi dan melindungi nya dari jauh, itulah cara Raihan cinta dalam diam terhadapnya.

"Sini tatap mataku, biar payung yang melindungi kita dari hujan ini dan mendekatlah kepadaku, aku sudah buktikan semuanya melalui payung biru ini, walaupun hanya payung, tapi ini bisa melindungi mu dan menjaga mu saat aku tidak disampingmu, jadi sekarang apa kau sudah percaya?"

Dada Lia berdetak sangat kencang saat ini dan tidak percaya jawaban yang diucapkan Raihan untuk kesekian kalinya.

"Kamu bisa memiliki hatiku tapi dengan satu syarat"

"Apa?"

"Jangan pernah tinggalkan aku saat aku mencintaimu"

"InshaAlloh"

Cinta dalam diam disertai doa yang selalu ia sertakan ternyata sudah dikabulkan saat ini juga, sekarang hingga nanti, kebahagiaan lah yang akan mereka jalani bersama-sama.

                                    -------

Hati Yang Rapuh(Quote)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang