Part 1. Pertama

2.4K 271 74
                                    

2017

"Sunmi-ya, cepat habiskan sarapanmu, Ayah akan mengantarkanmu ke sekolah" Jimin berseru di depan kaca lemari, dengan kedua tangan yang sibuk memasang dasi di leher. Ini adalah hari pertama anak perempuannya masuk sekolah dasar, Jimin jadi bersemangat hari ini mengigat putri kesayangannya sudah besar.

Jimin beralih pada sebuah foto wanita yang menurutnya sangat cantik dan manis, sama seperti anak perempuannya. Jimin sangat bersyukur putrinya memiliki wajah yang persis seperti ibunya, menjadi pengingat dirinya bila istrinya selalu menemaninya di sini, walaupun raganya telah lama hilang, Jimin tau, istrinya itu selalu berada di sekitarnya dan menemani kesehariannya.

"Selamat hari anniv sayang, aku akan membawakan bunga kesukaanmu, aku akan menemuimu hari ini bersama putri kesayangan kita" ada jeda sebelum dia kembali bersuara.

"Sayang, aku pergi dulu ne, kau pasti melihat putri kita dari sana....berbahagialah...aku mencintaimu"

Jimin pergi meninggalkan kamarnya setelah mencium foto wanita itu dan memberikan putrinya kecupan di kedua pipi tembem putrinya setelah raganya telah sampai di meja makan tempat Sunmi si putri tengah sarapan pagi, "sudah selesai kan sayang? Ayo kita berangkat"

Sunmi masih diam di tempat, tangannya mengambil segelas susu dan meminumnya sebelum mulai berbicara.
"Ayah terlihat berbeda hari ini, Ayah terlihat bahagia... berbeda dari biasanya" Sunmi menatap polos Ayahnya yang nampak sangat bahagia.

"Loh, bukannya bagus kalau Ayah bahagia, ini kan hari pertama Sunmi ke sekolah dan juga ini adalah hari...ulang tahun pernikahan Ayah dan Ibumu" Jimin berkata lirih di akhir kalimatnya.

"Benarkah? Berarti kita akan ke pemakaman dong Yah" Sunmi berseru senang membuat Jimin mau tidak mau harus bereaksi sama. Dan mengangguk "setelah pulang sekolah kita akan membeli bunga kesukaan Ibumu"

Sunmi berjalan dan memeluk Ayahnya yang berjongkok menyambut pelukan Sunmi. "Ayah suami terbaik" Mendengar ucapan putrinya, Jimin hanya menatap Sendu foto pernikahannya yang terpajang dengan kokoh di dinding rumah.

'Kau tidak tau apa yang Ayah lakukan dulu pada Ibumu Sunmi-ya, Ayah bukan suami terbaik namun sangat buruk...'

-

2012

PLAKK

Sebuah tamparan keras melayang ke pipi seorang wanita yang telah memerah bagaikan kepiting rebus akitat terlalu sering di tampar, Seulgi hanya bisa memegang pipi kirinya yang terasa sangat perih dan menangis meratapi kesedihannya.

"Dasar wanita jalang!! Kan sudah ku bilang, jangan keluar rumah, tapi kau tak mendengarkan ucapanku SIALAN!!" Jimin berteriak di depan wajah istrinya.

"Aku, a-aku hanya i-ingin membeli sesuatu Jim, hiks..hiks" Seulgi membela diri.

"Aku kan sudah bilang, bahkan puluhan kali, kau bisa menyuruh bibi Kim untuk membelikannya" Jimin masih dengan tatapan marahnya pada sang istri.

"Bibi Kim sedang sakit, aku tak bisa menyuruhnya"

"Jangan banyak alasan, Cepat kembali kekamarmu!!" Seulgi tersentak dan bergegas kembali ke kamarnya yang terlihat sunyi dan gelap. Ya, seperti keseharian Seulgi yang nampak gelap dan mati dari kehidupan biasanya.

Seulgi dapat mendengar pintu  rumah yang di tutup keras dari luar, dia tau Suaminya sekarang telah kembali pergi, dan dia sendiri lagi.

Hidupnya seperti bunga yang tengah layu, bagaikan hidup segan mati tak mau, hidupnya penuh dengan kekangan dari suaminya yang entah mengapa berubah di dua bulan pernikahan mereka. Seulgi membaringkan tubuhnya menyamping dan meringkuk kedinginan tanpa sehelai selimut yang menutupi tubuhnya.

"Aku mencintaimu Jim, masih mencintaimu..." itulah kata yang selalu ia ucapkan, agar ia tau siapa yang ia cintai dulu hingga sekarang. Walau nyatanya Suaminya yang memiliki temperamen keras itu sudah tak mencintainya lagi, di dalam hati dia terus memanjatkan doa agar suaminya berubah menjadi dia yang dulu, yang mencintainya dengan penuh kasih sayang.

"Jagalah dia untukku Tuhan.. Saat aku sudah berbahagia bersamamu di alam sana."

Di alam sana Tuhan mendegarkan seruan wanita itu, namun belum saatnya ia berbahagia.

-

2017

Semua mata tertuju pada Jimin dan Sunmi pagi ini, tepat saat Jimin mengantarkan buah hatinya ke sekolah pertamanya.

'Waah...dia sangat tampan, tapi kudengar dia itu duda..'

'Benarkah? Kalau begitu aku juga mau menjadi pengganti istrinya..'

'Hei..bicara apa kau ini, kau kan sudan punya suami, duda itu buatku saja..'

Jimin hanya berjalan tanpa menghiruakan ucapan para wanita yang bergosip tentangnya, hanya satu yang menjadi prioritasnya saat ini, yaitu gadis kecilnya.

"Ayah ke kantor dulu ya, nanti siang Ayah jemput sekalian mampir di toko bunga" Jimin mencium kening anaknya.

"Ayah jangan telat yah, aku tidak suka menunggu" Jimin hanya bisa terkekeh mendengar penuturan putrinya.

"Iya, iya, Ayah tidak akan telat, sudah sana masuk"

"Dah Ayah, aku menyayangimu" Sunmi berjalan menjauhi Jimin dengan lambaian tangan yang baru berhenti setelah masuk ke dalam kelas.

"Ayah juga menyayangimu sayang, kau adalah harta berharga milik Ayah"

Jimin berbalik dan masuk ke dalam mobil SUV miliknya menuju kantor tempatnya bekerja.

-

2012

"Kenapa kau bodoh sekali sih! Kerja begini saja tidak becus, ualangi" Lemparan baju mengenai wajah Seulgi.

Seulgi yang kembali mendegar teriakan Jimin hanya berdiri dan menyiapkan kembali setrika karena baju suaminya masih terlihat sedikit kusut, padahal menurut Seulgi, baju itu sudah sangat rapi saat dia menyetrikannya tadi.

"Awas kalau salah lagi, tak segan-segan aku menyetrika wajahmu"

Seulgi bahkan hanya bisa menangis mendengar penuturan suaminya yang terkesan sangat kasar, belum pernah dia di perlakukan seperti ini, bahkan orang tua yang membesarkannya sekalipun, dia hidup dalam kasih sayang bukannya kekerasan seperti ini.

"Kenapa menangis?! Aku tidak menuyuruhmu menangis, cepat selesaikan, aku akan bertemu dengan seseorang"

Seulgi menyerahkan baju yang telah ia setrika kepada suaminya, "kau..jangan kemana-mana, tetap berada di rumah" Seulgi hanya mengangguk, merelakan suaminya yang kembali pergi meningalkannya.

'Aku mencintaimu...'

-tbc

Pertama hanya iseng aja, tapi jadi keterusan deh.

Nggak tau pada suka atau nggak, but beri Vonment di akhir membaca😅

Kalau suka minta lanjut, kalau nggak, nggak papa kok😊

Bye~

-thanks

Past StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang