2017
Jimin manatap wajah putrinya dalam diam. Menggenggam tangan putrinya yang tengah terlelap agar tetap terjaga kehangatannya. Ia tidak ingin putrinya merasa dingin sedikitpun.
Satu hari yang lalu. Sunmi telah sadar, namun keadaannya masih lemah dan butuh perawatan kecil agar segera pulih kembali. Tadi pagi setelah gadis kecilnya itu meminum obat, gadis itu langsung tertidur pulas seperti saat ini karena efek dari obat yang kelewat tinggi.
Seseorang menepuk bahunya pelan. Kim Taehyung sahabatnya yang ternyata datang untuk menjenguk putrinya. "Sunmi sudah baikan?"
Jimin mengangguk "eoh, dia sudah menjadi lebih baik dari hari kemarin. Penyakitnya hanya sedikit kambuh saja"
Taehyung menghela nafas, ia tau apa yang dirasakan sahabatnya saat ini. Dia juga seorang Ayah, jadi bagaimana rasanya ia tau itu.
Lelaki tinggi itu mengambil satu kursi dan duduk di sebalah Jimin. "Hei, kulihat kau terlalu bersedih. Sudahlah, putrimu juga sudah baikan"
"Seulgi yang melihatmu seperti ini pasti akan sedih. Aku bahkan ingat saat dulu ia mengandung. Ia selalu mengelus perutnya sayang dan menyanyikan lagu favoritnya setiap pagi kala bertemu denganku saat aku berkunjung kerumahmu."
Jimin berbalik menatap Taehyung dengan pandangan lemah. Air matanya bahkan terjatuh.
Bahkan aku tidak tau hal itu pernah terjadi Tae. Aku benar-benar lelaki brengsek.
"Kau tau. Rasanya sangat menyakitkan saat putrimu hampir sekarat di hadapanmu dengan nafas yang mulai menipis. Bila nafas itu hilang bahkan hanya untuk sedetik saja, apa yang akan terjadi?"
"Dia akan meninggalkanku, sama seperti apa yang dilakukan Ibunya Tae, dan aku akan hidup dalam kesendirian." Jimin mencurahkan segala kegelisahannya kepada Taehyung.
"Apa yang harus kulakukan bila itu sampai terjadi Tae?" Tanyanya lagi dengan raut wajah yang terlihat gusar penuh dengan kesedihan.
Taehyung bungkam. Melihat bagaimana sahabatnya terluka membuat hatinya juga ikut terluka. Dia sangat tau bahwa Jimin sangat menyayangi Sunmi melebihi nyawanya sendiri.
"Lihatlah Tae, betapa miripnya putriku ini dengan mendiang Ibunya, membuatku takut. Takut akan kehilangannya. Aku tak ingin kehilangan seseorang untuk yang kedua kalinya karena kesalahan yang kubuat sendiri."
"Seulgi pasti akan membenciku Taehyung. Aku akan di benci olehnya. Apa yang harus kulakukan? Tolong beritahu aku." Jimin menatap Taehyung dengan nafas terengah.
Taehyung meletakkan tangannya di bahu sahabatnya. "Dia tidak akan marah Jim, kau adalah Ayah yang hebat. Seulgi pasti akan bangga padamu. Dia tidak mungkin membencimu yang telah melakukan tugas dengan baik."
"Baik apanya? Huh, Aku bahkan hampir kehilangan satu-satunya harta yang kumiliki saat ini. Harta yang paling bernilai di hidupku. Harta yang tak ingin ada seseorang pun yang mengambilnya sekalipun, termasuk sang penguasa yang menciptakan kami. Aku tak akan pernah membiarkannya Tae"
Taehyung menggeleng dengan senyuman. "Kau salah bila berfikir seperti itu. Bila sang penguasa telah mengambilnya bagaimana? Kau tak akan bisa berbuat apa-apa. Semua yang tidak dapat kau kehendaki namun dapat dikehendaki olehnya itu mustahil kau ubah dan kau langgar. Sebab, dialah yang mengetahui semua yang kau lakukan di dunia ini bersama istrimu."
Jimin menggenggam erat tangan putrinya. Bibirnya mengukir senyum tipis. Dia tau bahwa Taehyung lah orang yang tepat untuknya berkeluh kesah "Jangan tinggalkan Ayah ne. Ayah sangat mencintaimu. Sangat, sampai Ayah rasanya akan mati bila kehilanganmu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Past Stories
FanficSeulMin story [Hurt] Park Jimin yang selalu menyesali masa lalu yang membuatnya kehilangan orang yang paling dia sayangi, ibu dari anak semata wayangnya, Kang Seulgi. ' Ingatlah, Penyesalan selalu berada di akhir, bukan di awal ' Alur maju-mundur, j...