CHAPTER 2: Starting Over

513 66 12
                                    

Gerimis turun tak lama setelah Keira masuk ke apartemen barunya di Mount Vernon Street. Meski ukurannya tidak terlalu luas, apartemen tipe studio itu cukup nyaman untuk ditinggali seorang diri. Keira menyukai jendelanya yang besar dan mengarah langsung ke jalan. Dari sana, ia bisa memandangi deretan bangunan batu-bata merah dan barisan pohon honey locust tanpa dedaunan. Bagian terbaiknya, Keira hanya perlu membayar harga sewa sebesar 700 dollar setiap bulannya. Itu terhitung cukup murah untuk ukuran apartemen di Boston.

"Kau bisa mengunjungi Augusta sesekali, kau hanya hanya perlu naik trolley beberapa menit, tidak terlalu jauh," gumam Hannah, ibunda Keira dari seberang telepon.

"Kau tahu aku tidak terlalu akrab dengannya, Mom," sahut Keira sambil berbaring memandangi langit-langit. Sepupunya itu memang sedang berkuliah di Boston College, namun Keira sama sekali tidak berpikir bahwa Augusta akan menjadi kandidat potensial untuk menjadi temannya menghabiskan waktu. "Tapi kita lihat saja nanti."

"Semoga Boston membuatmu merasa lebih baik," ucap Hannah lembut, kental sekali nada prihatin tersirat di dalamnya. "Pergilah ke tempat-tempat menyenangkan dan bertemu orang-orang baru. Kau akan melupakan Rey."

Rey. Mendengar nama itu menimbulkan sengatan tajam di dada Keira. Pengkhianatan yang dilakukan oleh laki-laki itu meninggalkan luka dalam yang mungkin tidak akan pernah sembuh. Luka yang menjadi alasan Keira meninggalkan kota kelahirannya, Milford, untuk mencari ketenteraman di Boston.

Di usianya yang ke 29, tentunya Keira berharap sudah banyak hal besar yang diraihnya dalam hidup; karir yang mentereng, berlibur ke banyak negara, atau menikah dengan sosok terkasih. Sayangnya, tidak bagi Keira. Tidak ketiganya. Di usianya yang ke 29, ia justru harus menata ulang kehidupan setelah pertunangannya berakhir akibat skandal perselingkuhan.

Keira dan Rey Jacobs sudah menjalin hubungan selama enam tahun. Rey merupakan seorang desainer grafis di Milford. Keira pertama kali berkenalan dengan laki-laki itu saat toko buku tempatnya bekerja membutuhkan desain banner untuk sebuah acara amal. Bermula dari percakapan ringan, keakraban tumbuh di tengah-tengah mereka. Rey adalah laki-laki yang sopan, berwawasan luas, serta memiliki selera humor yang bagus. Keira yang pada dasarnya tidak begitu mudah akrab dengan seseorang, tiba-tiba merasa nyaman saat bersama Rey. Tiga minggu kemudian, mereka resmi menjadi sepasang kekasih.

Keira mencintai Rey, Rey juga mencintainya; itulah yang Keira tahu. Selama enam tahun ke belakang, banyak hal yang mereka lalui bersama. Mereka seperti tumbuh bersama satu sama lain. Keyakinan Keira terhadap Rey semakin kuat saat laki-laki itu melamarnya Februari lalu. Mereka sudah merencanakan tanggal pernikahan, namun tiba-tiba saja Rey menghancurkan seluruh kepercayaannya karena dua bulan lalu laki-laki itu justru berselingkuh bersama mantan kekasihnya semasa SMA. Rey bahkan memilih meninggalkan Keira demi perempuan bernama Giselle itu seolah-olah hubungan mereka selama 6 tahun tidak berarti apa-apa baginya.

Yang lebih menyakitkan bagi Keira adalah, Rey dan Giselle akan melangsungkan pernikahan minggu depan.

Keira tidak tahu kapan tepatnya Giselle hadir kembali ke dalam hidup Rey. Hanya saja, sikap Rey memang sedikit berubah sekitar lima minggu setelah pertunangan mereka. Laki-laki itu menjadi lebih sering menghilang dan kerap terlihat sibuk berbalas pesan saat mereka sedang bersama. Setiap kali Keira mencoba bertanya, Rey selalu merubah topik pembicaraan.

Keira tidak tahu bahwa selama ini Rey ternyata belum selesai dengan masa lalunya. Dan seperti yang selalu terjadi, orang lama akan selalu menjadi pemenangnya.




*****

Cahaya lampu kota terlihat berpendar-pendar dari balik kaca mobil yang basah akibat guyuran hujan. Jam digital pada dashboard menunjukkan pukul 08.10 malam. Sebastian duduk bersandar bahu sambil menunggu antrean kendaraan di hadapannya melonggar. Seorang pengendara mabuk baru saja menyerempet spion mobil pengendara lain dan terjadi pertikaian yang cukup mengacaukan lalu lintas.

Sebastian menyesap kopi hangat dalam gelas sterofoam yang dibelinya dari kedai yang berjarak 2 blok dari tempatnya sekarang. Satu tangannya kembali menekan tombol panggil pada ponselnya yang terpasang pada phone holder. Ia berusaha menghubungi kakak laki-lakinya untuk yang kesekian kali malam itu.

Setelah dua deringan, terdengar seseorang mengangkat telepon dengan nada jengkel, "Apa?"

"Kukira kau sudah mati ditelan paus, Nick," sahut Sebastian. Nicholas, kakak laki-lakinya itu memang seorang workaholic sejati yang akan mengabaikan segala hal di dunia saat sedang bekerja. "Aku ingin menagih janjimu untuk datang ke pesta barbeque untuk merayakan ulang tahun Bridget."

Nicholas terdiam. Jika sudah menyangkut adik bungsunya, laki-laki itu selalu bersikap sedikit lebih lunak. "Bukankah itu lusa?"

"Ya, aku hanya mengingatkan," gumam Sebastian sambil kembali melajukan mobilnya pelan-pelan. "Kau sebaiknya tidak datang terlambat atau semacamnya."

"Kenapa kau seperti memburuku begitu?" terdengar nada kecurigaan dari suara Nicholas.

"Well..."

"Jika kau sedang merencanakan skema perjodohan konyol lagi, sebaiknya kau urungkan itu," Nicholas memperingatkan. "Aku tidak akan hadir."

"Tidak, jangan khawatirkan itu. Hanya acara ulang tahun biasa tapi dengan konsep barbeque sesuai permintaan Bridget. Kau harus hadir. Setidaknya agar kau tidak terus-terusan terjebak di ruang kerjamu itu seperti manusia gua yang tidak mengenal dunia luar." Sebastian terus berusaha membujuk kakaknya.

"Terserah kalian saja," timpal Nicholas.

"Jum'at malam pukul delapan." Sebastian mengingatkan.

"Oke," jawab Nicholas pendek dan langsung memutuskan sambungan telepon.

Sebastian tersenyum senang. Jarang-jarang kakaknya yang tampan namun menyedihkan itu bisa diajak kumpul-kumpul.

Pandangan Sebastian kemudian kembali terarah pada ponselnya. Ia sempat agak ragu, namun akhirnya mengumpulkan keyakinan untuk menghubungi satu nomor telepon yang sudah dipikirkannya sedari tadi.

Keira.






[Bersambung]







Hello again, Loves.

Terima kasih karena sudah membaca chapter pendek ini (sepertinya banyak typo jadi mohon koreksi 🥲). Sampai jumpa di acara barbeque dan kita akan berkenalan dengan Nicholas. 🤎

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Snowflakes in BostonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang