Aku dan Halim langsung berlari keluar dari perpustakaan dan menuju kelas kami masing - masing.
Akhirnya aku sampai juga di kelas,, dan Untung saja saja Bu Atik belum datang,, walau sudah datang pun nggak akan kena marah juga,, tapi aku ingin bu Atik memilihku jadi murid kesayangan,, itu yang aku dambakan dari dulu ^^.
Aku langsung bergegas duduk di tempatku, dan lagi - lagi aku mendengar suatu yang sangat menyebalkan.
Teman sekelas ku yang paling menyebalkan itu menyindirku tepat di belakang.
Sebut saja nama dia Luna." gw heran banget deh sama anak yang duduk si depan ku itu,, tiap hari gw liat jalan berdua mulu sama Halim,, pake sok - sok an jadi sahabat lagi,, dasar tukang caper!"
Ucap dia di belakangku.
Dari pada aku harus ndengerin celotehnya itu,, lebih baik aku baca buku aja.
Dia nggak akan berhenti sebelum aku emosi dan memukulnya.Jadi aku langsung beranjak dari tempat duduk ku sambil merobek buku tulis yang terdapat coretan dan langsung berjalan menuju belakang disaat dia berpapasan ingin keluar,, aku langsung berbisik padanya.
"Apa maumu?? Emang ada masalah apa bila aku sama Halim?? Apa masalahnya?? Kau masih inget kan apa yang pernah aku lakuin dulu?? Jangan sampai aku melakukannya lagi!"
Ucap ku menatap sinis Luna.
Aku melempar kertas ke tong sampah dan langsung kembali ke tempat duduk.
Yaahh...aku sampai lupa kalau aku itu orangnya suka mukul orang bila ada yang macam - macam,,
Mungkin awal aku akan diem aja, tapi kalo udah sering begitu jangan salahin aku kalo tanganku mulai bergerak.(Skip)
Akhirnya Bu Atik datang,, tapi jarum jam sudah menuju angka 12.00,, artinya waktunya pulang sekolah.
"Maaf ya anak - anak,, ibu tadi ada rapat di ruang kepala sekolah,, jadi ibu telat masuk kelas, karna ini sudah jam 12.00,, kalian boleh pulang sekarang,,"
Ucap Bu Atik menerangkan."Baik buu,," ,all murid.
Akhirnya aku membereskan buku ku, berdoa dan lalu pulang.
Biasanya aku pulang bareng sama Halim,, tapi karna dia ada kelas tambahan jadi aku harus pulang sendiri.
Saat aku ingin keluar gerbang, ada 1 sahabatku yang berlari sambil memanggil ku.
Sebut saja dia Ana."Dinaa..!! Tunggu akuu,," ucap dia sambil berlari.
"Eehh,, kenapa kamu jadi lari - lari begini na?" tanya ku.
"Hehee,, nggak papa din, aku mau bareng sama kamu aja,, kan aku dah pindah rumahnya deket kamu :D" jawab Ana dengan riang.
"Seriusan kamu pindah Na?? Yeayy,, aku berarti ada temennya donk nanti..! :D" ucap ku dengan riang.
"Iya din,, aku juga seneng sekarang bisa pulang bareng sama kamu,, biasanya juga sendiri" ucap Ana.
"Okelah,, sekarang kan ada aku,, nanti setiap pulang sekolah bareng aja ^^" ucapku.
"Okelah ^^,," ucap Ana.
Aku dan Ana langsung berjalan menuju keluar gerbang.
Saat aku sedang berjalan mendekati rumahku,, aku tak sengaja melihat Luna sedang ada warung dekat rumahku,, saat aku menoleh ke arah nya dia langsung menunduk,, entah dia takut atau malu,, tapi wajahnya sungguh mencurigakan."Kenapa Din??" ,Ana
"Nggak papa kok Na, cuma ngeliat temen aja ada di warung,, hehee" ,Dina
"Oh begitu,, okelah, aku duluan ya Din,, byee" ,Ana
"Oke byee,," ,Dina
Aku dan Ana berpisah,, saat aku ingin masuk rumah, aku masih saja ingin memperhatikan Luna yang udah ngehina aku di kelas,, tapi apa gunanya juga,, dia toh udah takut ini,, hehee :v
Aku langsung membanting tubuh ku di tempat tidur,, rasanya seperti lelah sekali,, padahal mah nggak terlalu main atau pelajaran,, rasanya ingin memejamkan mata sebentar sebelum mengerjakan semuanya.
Siang pun berganti sore,, aku bangun dari tidur siang ku,, sampe sampe aku lupa belum melepas seragam sekolahku.
Aku langsung bergegas ke kamar mandi,, aku membersihkan badanku lalu mamakai baju untuk sehari hari.Aku bingung harus memulai apa dulu,, aku pun berfikir
"Kapan aku bisa hidup seperti anak lain,, hidup dengan senang tanpa harus memikir kan ini itu,, rasanya nggak adil banget,, tapi harus gimana lagi, semua udah di atur sama yang kuasa,, harus tetep sabar menghadapinya,," fikir ku.
Bersambung....
============================
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LIFE JOURNEY
RandomKisah seorang pemuda yang bertahan hidup demi keluarganya. ia melewati masa - masa yang senang dan sulit. dengan semangat dan dukungan dari keluarga dan teman - teman nya ia merasa bahwa ia pasti akan bisa menjalaninya.