CHAPTER 1 - "HELL ON EARTH" FIRST CHRONICLE

7K 222 71
                                    

SECOND PLANE WAR
BAHASA INDONESIA

Perang dadakan tentara besar Empire dipimpin oleh Rhiannon II di kerajaan monyet sedang terjadi. Dan disinilah tiga dari empat pelindung Land of Dawn datang untuk mencoba menghentikan perang ini.

"Sigvard, siapkan pedangmu!"
Aku berjalan diatas rumput hijau yang kering menuju ke atas bukit bersama pengawalku, Sigvard.
Aku membuat Sigvard dengan serpihan batu kehidupan digabungkan dengan elemen es, dia sungguh tinggi dan sungguh indah seperti biru murni. Freya, dewi perang dari kuil pahlawan telah membimbingnya untuk menjadi ksatria yang perkasa dan tak terkalahkan.

Aku berdiri diatas bukit berdampingan dengan dua pelindung lainnya, melihat dua tentara besar yang saling berhadapan. Manusia dan Kerajaan Monyet.
"Tenanglah angin topan, apakah ini tidak berlebihan?" tanyaku heran.

"Maaf, Yang Mulia Ratu.
Tapi Sang Raja Monyet terdesak. Sesama pelindung harus saling membantu" sahut Freya.

Terompet dari tentara manusia berbunyi mendengung. "SUN RAJA MONYET! Kamu membunuh anak-anak kami! Kami ingin keadilan!
Matilah di tanah kami!"

Aku melihat Sun berdiri diatas awan memegang tongkat saktinya. Dia terlihat murka dengan sikap manusia.

"Mari biarlah kalian tau akan kebenaran, bahwa aku tidak membakar rumah kepala desa dan membunuh anak-anakmu! Itu bukan aku! Kalian telah dijebak dan dikendalikan!" jawab Sun pada mereka.

"Pembohong! Pembual! Kami semua melihat kamu yang membakar rumah dan tanah kami! Kamu merampas apa yang berharga dari pada kami!" Pinta Rhiannon II. "Kamu membakar anak-anak kami!" teriak mereka.

Sun menunjuk dengan tongkat saktinya, "Kalian umat manusia tidak tau terima kasih! Sudah berapa lama kami empat pelindung menjaga Land Of Dawn dan ini balas budi Empire?"

Aku hanya terdiam dengan apa yang Rhiannon katakan.
"Apakah itu benar?" tanyaku.
"Kejadian sehari sebelumnya." jawab Estes. "Warga berkata dia membakar satu desa dan banyak anak-anak terbakar. Aku juga tidak mengerti kenapa hal ini bisa terjadi." pinta Estes.

"Darah Monyet tidak akan pernah mati!" teriak Sun.
"Berhenti saling bunuh untuk Abyss!" Suara Sun bergema sampai ke awan-awan.

Aku melihat dewi perang melompat tinggi mengepakkan sayapnya dan mendarat keras di tengah medan perang diantara kedua pihak.
"Empire Assasins, bijakkan hati kalian karena Abyss adalah dalang dari kejadian malang ini.
Guardians tidak pernah mencelakai penduduk Land Of Dawn. Dan ingatlah, Abyss memiliki banyak wujud dan wajah." suara Freya menggelora di medan perang.
"Ingatlah bahwa kalian belajar bahwa Abyss mampu berubah wujud, bahkan para menyamar menjadi Guardians sekalipun." Freya mengayunkan perisai mistiknya dan menatap Rhiannon.

Rhiannon tampak memakai kostum perangnya berwarna emas dan ungu, menunggangi kuda putih dan mengenggam tombak ungu.
"Siapa yang harus kami percayai, Ratu Perang?" tanya Rhiannon. "Ini bukan urusan darimu, Freya." tambahnya.

"Ketika ada yang ingin menyerang salah satu Guardian, tentulah harus melewati aku terlebih dahulu." Freya berkata. "Jenderal Rhiannon, Tuhan menyaksikan semua yang sedang terjadi disini. Ingatlah siapa musuh yang sebenarnya." Freya berkata dengan nada yang lebih rendah. "Pertimbangkanlah."

Rhiannon II hanya menatapnya, dengan tatapan marah, dan lima puluh ribu tentara lainnya yang sudah memiliki senjata pembunuh siap maju tak gentar.
Dia menoleh ke kanan dan melihat mataku. Aku hanya menatap dia dengan tatapan kosong. Dia seharusnya tau, Abyss masih memiliki seorang ratu yang berkemampuan memberi muslihat untuk satu kerajaan dengan mengendalikan pikiran manusia. Hanya manusia.

"Kalian sudah memusnahkan kepercayaan kami." kata Rhiannon. "Dan siapa yang menghalangi kami, akan mati oleh pedang kami."

"Sigvard, bawa aku ke tengah medan perang." perintahku.
Aku muak dengan kebodohannya. Bahkan saat dia masih memberi kasih sayang padaku. Sampai dia mengkhianatiku untuk istri yang dijodohkan orangtuanya.

CHRONICLE OF MOBILE LEGENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang