[1] Dilema

2.5K 233 12
                                    

Hidup dalam dilema sudah pasti menderita. Kita dihadapkan pada dua pilihan yang diujungnya sama-sama tidak kita inginkan.

Kalau didefinisikan secara sederhana, dilema adalah situasi sulit yang mengharuskan orang menentukan pilihan antara dua atau lebih kemungkinan yang sama-sama tidak menguntungkan; sebuah situasi yang sulit dan membingungkan.

Untuk lebih menekankan potret dramatisnya, posisi dilematis secara tradisional digambarkan sebagai "berada di ujung tanduk" dan sudah barang tentu tidak ada ujung tanduk yang nyaman, apakah itu tanduk kiri atau tanduk kanan.

Dilema-itulah yang dirasakannya saat ini. Itulah yang membuncah di dalam hati dan jiwanya. Angin sore hari menerbangkan rambut hitam panjang yang diikatnya rendah.

Memejamkan kelopak matanya, menyembunyikan iris obsidian yang kini justru bayangan saudaranya kembali melintas di dalam benaknya.

Tatapan mata hitam bak batu oniks itu menyiratkan ketidak percayaan akan apa yang menimpa dirinya.

Ya-dia telah mengecewakannya, mengecewakan saudara yang sangat dia kagumi-Uchiha Shisui.

Hidup di dalam dilema menjadi tidak menyenangkan terumata bukan karena konsekuensi yang terjadi apabila kita mengambil keputusan, melainkan karena kita ditempatkan pada posisi tidak tahu yang mana yang betul dan mana yang tidak betul.

"Itachi-sama, waktu Anda dalam pembacaan pidato akan berlangsung dalam waktu lima belas menit dari sekarang." Itachi tanpa mengalihkan pandangannya dari view kota Tokyo itu hanya mengangguk disertai dengan gumaman rendah andalannya, Kakashi Hatake, orang kepercayaan sekaligus wali dari Uchiha Itachi itu kembali menutup pintu.

Itachi menghela napas berat, akhir-akhir ini banyak problematika yang datang secara bersamaan tanpa diduga sebelumnya.

Seperti hari kemarin saat dirinya secara mengejutkan terpilih sebagai Perdana Menteri negara Jepang.

Tentunya dia tidak pernah mengira akan hal ini, dia yakin ada seseorang (atau mungkin kelompok) yang menjadikannya anjing pemerintahan.

Bukannya dia enggan untuk menerima jabatan ini, menjadi anggota Dewan Eksekutif saja dia sudah cukup, tetapi pengangkatan jabatan menjadi Perdana Menteri sungguh di luar dugaan.

Dia masih ingat saat saudaranya berjabatan tangan dengan sorot mata kecewa, mungkin orang akan melihat bahwa Shisui ikut berbahagia akan hal ini, karena mereka bersaudara tapi Itachi yang sudah sangat mengenal dekat dengannya, dia tahu, bahwa Shisui tengah terluka dan menganggapnya berkhianat.

"Tsk!" Itachi melonggarkan dasi merah maroon yang menghiasi kemeja hitamnya.

Lehernya terasa tercekik, sekilas obsidiannya menatap jam besar yang berdiri dengan indahnya menunjukan pukul 03.55 pm, pembacaan pidatonya adalah lima menit dari sekarang yakni, tepat pukul empat sore hari.

Tidak lama, pintu kembali diketuk, memunculkan kepala berhelai perak Kakashi. Wajahnya yang tertutup rapat dengan masker tidak bisa didefinisikan bagaimana raut wajahnya saat ini.

Hanya saja, kedua alis yang saling bertautan menunjukan bahwa Kakashi sedang kesal, Itachi menyambar jas merk brended Grey Versace.

"Kau baik-baik saja?" Tanya sang wali,
"Ya." Jawab Itachi sekenanya.

Orang yang berbicara di atas mimbar itu turun, sang moderator mulai memberikan penyambutannya untuk Perdana Menteri baru yang tanpa basa-basi Itachi langsung menaiki podium.

Dia memulai pembacaan pidatonya, dari mulai ucapan terima kasih layaknya orang atau delegasi yang terpilih dalam pemilihan umum sampai tanpa berbasa-basi lebih lanjut, Itachi memulai menyampaikan apa yang ingin disampaikannya.

Riuh tepuk tangan memenuhi isi aula utama Kementrian Dalam Negeri. Itachi tanpa menghilangkan kharismanya menuruni podium, dengan masih diiringi oleh tepuk tangan para hadirin.

Itachi menghampiri sang wali, mereka mengangguk dan mulai berjalan meninggalkan aula dengan enam orang pengawal pribadi yang entah sejak kapan mulai mengekori setiap gerak dari sang Perdana Menteri muda.

Itachi menghentikan langkahnya, begitupun dengan para pengawal dan Kakashi, "aku ada urusan penting dengan waliku, kalian tunggu di sini." Ucap si Perdana Menteri muda. Salah seorang pengawal yang ber-name-tag Akimichi Chōza menyela,

"tapi Itachi-sama, Anda tidak bisa pergi sendirian. Akan sangat berbahaya!" Jelasnya, pengawal yang lain mengangguk membenarkan apa yang dikatakan oleh Chōza.

"Apa aku tidak diberikan waktu privasiku?" Chōza terdiam,

"ba-baiklah Itachi-sama."

.
.

=====

"Apa yang paling krusial?" tanpa basa-basi, mereka memulai pembicaraan, dimulai dengan pertanyaan singkat dari Itachi.

Kakashi membuka koper yang selalu dibawanya, mengeluarkan map putih dengan segel yang masih utuh dan menyerakannya pada tuan mudanya.

"Elite politik, khususnya dalam penyelenggaraan negara, termasuk penegak hukum." Kakashi menyilangkan tangannya di depan dada setelah Itachi memahami isi dari map tersebut.

Tidak diragukan lagi kenapa sulung Uchiha dari keluarga Fugaku ini disebut sebagai jenius, dalam sekali baca dia langsung memahami permasalahan yang sedang terjadi saat ini.

Tanpa berleha-leha, dan tentu saja tanpa menunda pekerjaannya padahal dia baru saja selesai menyampaikan pidato tapi pikirannya langsung memikirkan permasalahan negara.

Kakashi benar-benar bangga dengannya.

"Hmm, mereka belum memahami sepenuhnya makna dan proses value creation yang hanya dapat diperankan oleh pelaku ekonomi." Ucapnya, menanggapi perkataan dari Itachi sebelumnya.

Tidak mendapatkan respon apapun, Kakashi membuka mata oniksnya.

"Apa yang ada dalam pikiranmu, Itachi?" Tanya Kakashi, menghilanglah sudah kesan formal yang sebelumnya membatasi mereka.

"Tidak ada," bohongnya, Kakashi hanya menghela napas berat. Dibukanya masker yang menutupi wajah tampannya, seraya meraup udara ruangan yang ber-AC sebanyak mungkin.

Tap

Itachi memasuki toilet, Kakashi masih asik dengan buku yang entah sejak kapan sudah bertengger di tangannya.

Dua puluh menit Itachi tidak keluar dari kamar mandi, ini membuat Kakashi curiga, dia mengetuk pintu kamar mandi namun nihil.

Tidak ada jawaban sama sekali, hingga gedoran pintu yang berhasil menarik para bodyguard masuk ke dalam ruangan.

"Ada apa, Kakashi-san?!" Tanya Aoba,

"Itachi-sama belum keluar selama dua puluh menit!" Jelas Kakashi, raut kekhawatiran muncul di wajah tampannya yang tidak ditutupi masker itu, dia khawatir penyakit asma tuan mudanya kambuh.

Chōza datang dengan kunci cadangan dan membongkar pintu, bola mata mereka semua terbelalak melihat jendela yang terbuka lebar dengan gorden putih yang tertiup angin.

Kakashi segera memeriksa meja kerja tuannya, seketika tubuhnya menegang, kunci mobil tuannya tidak ada yang mana artinya..

Itachi Uchiha, melarikan diri.

.
.
=====
Next part [2]

a/n : Mohon dimaklumi kalau part 1 masih membingungkan -,- Belum ada pertemuan Itachi dengan Sakura. Masih pembahasan awal, semoga kawan sekalian mau memberikan vote beserta komentarnya untuk kelangsungan cerita kedepannya ya. Mohon maaf untuk keterlambatan update, saya masih banyak utang cerita :(

Sekia

Perdana MenteriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang