[5] Lost

5.1K 362 160
                                    

"Sakura" tubuh Sakura menegang. Di balik punggungnya yang rapuh itu, terlihat gerakan tangannya yang mengusap dengan cepat wajahnya. Itachi menghela napas pelan.

"A-a-ah, Itachi! Kau sudah pulang?" Sakura segera merutuki dirinya sendiri. Untuk apa dia bertanya seperti itu? Itachi tengah berdiri di depannya, wajahnya datar seperti biasanya.

Menggigit bibir bawahnya adalah usaha Sakura untuk menahan kekhawatiran kalau sampai Itachi mendengar semua perbincangannya dengan sang kakak.

"Ya." Jawaban Itachi membuat Sakura meneguk air ludahnya pelan.

"Sejak kapan?"tanyanya takut-takut.

Itachi melengos melewati Sakura dan merebahkan tubuhnya di atas sofa. Matanya terpejam namun Sakura yakin Itachi tidaklah tidur.

Sakura melihat gulungan Koran di tangan si Perdana Menteri muda itu.

Japan Braces as North Korea Threatens Hydrogen Bomb Test in Pacific

Sakura membaca sekilas judul di Koran tersebut. Ujung bibirnya tertarik sedikit.

"Ka-kalau begitu aku akan membuatkanmu teh hangat sebentar," Sakura bergegas meninggalkan ruang televisi, untuk saat ini yang diinginkannya adalah menghindar dari Itachi.

Baru berjalan beberapa langkah, Itachi menginterupsinya dengan berucap;

"tiga puluh menit yang lalu."

Sakura menundukan kepalanya. Itachi melempar Koran yang sedari tadi digengamnya. Dia berjalan mendekati Sakura yang kini terus beringsut mundur hingga terjebak di antara tembok dan tubuh tegap Itachi. Wajah mereka begitu dekat,

"Ka-kau—"

"—Ya, Sakura. Aku mendengar semuanya." Emeraldnya terbelalak, perlahan air matanya meluncur membasahi pipi mulusnya. Itachi berdecih,

"Pada awalnya, kukira kau gadis yang kuat dan cerdas. Ternyata aku salah, kau sangat lemah dan tolol."

DEG

Lemah dan tolol

Sakura menarik ujung bibirnya, "kau benar. Lalu apa masalahmu?" Satu tangan Itachi memegang dengan kuat rahang Sakura, mata mereka beradu pandang. Itachi masih tidak menampakan emosinya, dan dia berucap, "aku membenci tipe gadis sepertimu."

Dengan cepat Sakura mendorong dada bidang Itachi cukup kuat, namun Itachi justru semakin mengeratkan kukungan kedua tangannya di kiri kanan tubuh Sakura.

"Pergi dari hadapanku, sialan!" teriak Sakura.

CUP

Itachi membungkam bibir Sakura dengan bibirnya. Sakura semakin memberontak, tangannya memukul-mukul dada bidang Itachi. Itachi semakin memperdalam ciuman mereka, dia memaksa Sakura untuk mengizinkan lidahnya memporak-porandakan isi di dalamnya dengan cara meremas payudaranya kasar.

Sakura menjerit, Itachi memanfaatkannya untuk memperdalam ciuman mereka.

Itachi melepaskan ciuman paksanya karena kekurangan pasokan oksigen. Sakura merosot, dia mengusap-usap kasar bibirnya dengan ekspresi wajah yang menatap Itachi jijik.

Melihat ekspresi yang dikeluarkan oleh si gadis, Itachi merasa emosinya semakin meledak.

"Aku tidak menyangka.. seorang Perdana Menteri yang terhormat memberikan ucapan terima kasihnya dengan melakukan tindak asusila kepada seorang rakyat kecil yang menolongnya."

Cukup sudah. Sakura berhasil membuat api dalam diri Itachi semakin meledak-ledak.

Ditariknya lengan Sakura kasar, dia menyeret Sakura dan membanting tubuhnya di atas sofa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perdana MenteriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang