Faris masih saja menatap SMS yang di kirim Airin sepulang kuliah.
"Bang nanti malam ke rumah ya, ada acara penyambutan Yuuta. Awas kalau enggak datang"Ini anak mau ngingatin atau maksa buat pergi sih, batinnya. Apa aku harus benar-benar pergi kesana, apa dia akan kuat melihat Airin dengan Yuuta. Eh, wait sejak kapan aku jadi alay gini.
"Arggh" Faris menjambak rambutnya "Dari pada kesana, lebih baik aku tidur aja"
Faris langsung loncat ke atas tempat tidurnya. Beberapa detik kemudian
"Faris, cepat siap-siap kita mau kerumahnya Airin" teriak ibunya dari ruang tengah
'Dasar Airin, dia undang mama juga ternyata'
"Iya ma, bentar Faris mau tidur dulu" jawabnya "Lagian ini masih jam 5, acaranya masih lama"
"Kata siapa masih lama? Cuma 2 jam lagi"
"Iya, Faris mandi sekarang"
Faris menyambar handuk dan langsung menuju ke kamar mandi. Mungkin ini akan membuatnya merasa sedikit lebih tenang.
Setelah mandi dan bersiap-siap Faris langsung menuju keruang tengah untuk menemui Alfi dan ibunya yang sudah menunggunya sejak 1800 detik yang lalu.
"Pantes si abang lama banget dek, dandan dulu ternyata dia" ujar Zahrina pada si kecil Alfa.
"Iya ma, babang ganteng banget ya. Pasti dia mau ketemu sama kak Lilin"
"Ni bocah, masih kecil udah ikut-ikutan ngeledek abangnya" jawab Faris gemas sambil mengacak ngacak rambut Alfa.
"ABANGGGGG!!! Kan jambul adik jadi lusak, kan jadi enggak milip sama Syahlini lagi"
"Oh itu jambul ya, abang kira gelombang laut yang lagi nyasar. Hahahah"
"Awas abang ya, adik bilang sama kak lilin jangan mau kawan sama abang lagi"
"Kita liat aja nanti, kak Ririn mau dengerin adik atau enggak""Udah jangan berantem, ayuk kita berangkat nanti malah harus magrib dijalan" Lerai Zahrina
"BERANGKAT!!" ujar Alfa dan Faris serentak.
***
Kesibukan telah terlihat di rumah Airin semenjak tadi pagi, semua anggota keluarga sibuk mempersiapkan segala sesuatunya. Airin sedang asik mengaduk kuah sambil sedikit melamun.
"Kalau masak jangan melamun rin" ujar ibu airin, Dahlia, sambil mengambil alih sodet yang di pegang airin. "Kan jadi tumpah ini kuahnya, ngelamunin apa sih?"
"enggak ma, Airin enggak melamun" kilahnya
"Paling mikirin bg Faris cek" sahut yuuta yang sedang memotong bawang sambil menahan tangis.
Airin memelotokan matanya. "Sok tau"
"Jadi gimana sama Faris rin? Kapan jadian?" ibunya malah ikut-ikutan menggoda.
"Pacaran itu dosa ma"
"Nikahin aja cek" ceplos Yuuta.
Airin gemas dan menjitak kepala Yuuta.
"Kan bener, kalau enggak mau pacaran ya nikah aja rin. Mayan, aku udah lama pengen gendong ponakan. Muahahahah" jawab yuuta sambil tertawa ala ala setan. Serem.
Airin melotot ke arah Yuuta " Kamu kira nikah itu gampang apa" jawabnya jengah " kenapa tiba-tiba bahas ginian coba. Enggak penting banget"
"Bener tuh kata Yuuta rin, nikah aja. Mama pengen juga gendong cucu"
Airin melongo, sejak kapan mama jadi kaya gini, batinnya.
"Assalamualaikum" terdengar ada yang memberi salam dari luar. Dahlia langsung menuju kedepan untuk menyambut tamu tersebut.
"Si Faris tu kayanya udah nyampe, yang namanya jodoh pasti enggak bakal kemana. Baru aja di omongin 60 detik yang lalu. Eh, udah nongol aja" ujar Yuuta
"kamu kok ngeselin banget sih yuut? Bawaan lahir ya?"
"Ngeselin nya nular dari kamu sih kayanya. Kalau gantengnya baru bawaan lahir" jawab Yuuta dengan pedenya.
Airin mendengus kesal lalu langsung melongos pergi ke arah ruang tamu.
"Kirim salam ya buat calonnya" teriak yuuta.
Airin hanya melirik saskartik ke arahnya. Yuuta tertawa ngakak, puas menjahili Airin sepanjang hari ini.
"Kak Lilin" teriak Alfa sesampainya di ruang tamu sambil merentangkan kedua tangan.
Airin langsung mengangkatnya kedalam gendongan.
"Nama kakak Airin, bukan Lilin" gerutu airin.
"iya, kak Ailin kan" jawabnya.
"Airin"
"Ailin"
Airin hanya diam sambil menyugesti dirinya agar tetap sabar, percuma jika dia berdebat dengan bocah cadel, batinnya. Lalu ia menurun kan Alfa dan menyalami Zahrina. Hampir aja lupa batinnya. Lalu menatap sekilas kearah Faris sambil memasang wajah datar.
"Kenapa?" tanya Faris " enggak seneng aku disini?"
"Kok sensi bg? Pengen di salamin juga?" tanya Yuuta yang tiba-tiba sudah ada diruang tamu "sini aku salamin" lanjutnya sambil memegang tangan Yuuta.
"Apaan nih, kok bau banget"
"Oh ini, aku lagi goreng ikan. Maaf ya kalau rada amis" jawabnya cengengesan.
Sedang dua ibu-ibu yang lain malah asik mengobrol di dapur.
***
"Cuma segini Rin undangannya?" tanya Faris sambil menatap ke arah tamu-tamu yang berdatangan.
"Iya" jawab airin.
"Kok dikit banget"
"Cuma keluarga deket aja yang di undang"
"jadi kami juga keluarga?"
"Yaiyalah, kamu kan udah kaya abang aku sendiri" cerocos yuuta tiba-tiba "kamu mau jawab gitu kan rin. Heheheh"
"Jangan gitu lah yuut. Ganggu orang pedekate aja lu. Hahahah" ujar anika.
"sejak kapan kamu disini nik? Kok enggak bilang-bilang udah nyampe" gerutu airin.
"sejak tadi. Mana mau aku ganggu orang yang lagi pedekate"
Airin melotot ke arah anika. Faris dan yuuta cekikikan melihat reaksi airin.
"Jadi sebenarnya, yuuta siapa kamu rin?" tanya faris setelah menyudahi tawanya.
"Sepupu aku"
"Apa? Sepupu?"
***
Maaf guys update nya lama, akhir-akhir ini moodnya menghilang entah kemana :"v
Selamat membaca, semoga kalian suka ya.
YOU ARE READING
Daisy
SpiritualCinta berlalu di depan kita, terbalut dalam kerendahan hati, tetapi kita lari dari padanya dalam ketakutan, atau bersembunyi dalam kegelapan, atau yang lain mengejarnya, atau untuk berbuat jahat atas namanya - Kahlil Gibran Aku ingin mencintaimu hin...