DUA

10 3 0
                                    

Tae mendangak menatap mata dongsaengnya. "Nugu-ya....Ada yang ingin Oppa tanyakan." ucapnya dengan wajah serius

------------

Sudut Pandang Nugu

"Wayoloh Nugu~wayoloh Nugu~" ejek Momon sambil menusuk-nusuk pipi chubby-ku dengan telunjuknya. "Hayolo mau diintrogasi~" bisik Syubsyub di telinga kiriku.

Andai saja aku bisa melenyapkan mereka, pasti sudah kulakukan sejak lama. "Berisik, gausah ganggu bisa gak?"

"Mwo?" tanya Oppa tiba-tiba. Ah, aku baru ingat. Hanya aku yang bisa melihat dua makhluk lucknut ini. "Ani, aku berbicara dengan diriku sendiri." jawabku.

"Ehm, tadi Oppa mau tanya apa?

"Nugu-ya....Kenapa kau memperlakukanku seperti bocah berumur lima tahun?"

Deg. Aku tak menyangka pertanyaan macam itu yang akan keluar dari mulut Oppa. Aku tak tega mengatakan bahwa alasanku melakukannya adalah karena Oppa sakit. Terkadang ia bertingkah seperti anak kecil, merengek tidak jelas. Dan kadang juga melakukan hal hal yang tidak masuk akal. Tentu saja aku khawatir. Tentu saja aku ingin melindunginya walaupun ia lebih tua dariku.

"Jawab. Jangan diam saja." ucap Oppa dengan wajah sangat serius. Ini tidak pernah terjadi sebelumnya.

"Oppa pasti ngantuk ya... Kita tidur aja yuk. Ini sudah sangat malam." jawabku sambil tersenyum lalu pergi ke kamarku meninggalkannya.

Aku masuk ke kamarku, dan menutup pintuku dengan menyisakan sedikit sela agar aku bisa mengintip Oppa yang masih terduduk si kursinya. Jujur, aku tidak bisa tidur jika Oppa belum tidur. Sepertinya aku akan begadang semalaman malam ini.

Sudut Pandang Tae

Nugu tidak menjawab pertanyaanku. Rasanya seperti ada yang ia sembunyikan. Aku yakin, saat ini ia pasti belum tidur. Aku tau dia selalu mengawasi.

Yang aku tidak tau adalah, mengapa? Mengapa ia selalu mengawasiku setiap saat? Mengapa ia tidak pernah membiarkanku bebas? Aku lahir lebih dulu. Aku lebih tua darinya. Aku sudah dewasa.

Brak.

Tinjuku mendarat pada meja di depanku. Tak kusadari, sebutir air mata meluncur membasahi pipiku.

*****

Tak terasa, matahari mulai terbit. Aku menghabiskan malamku di kursi ini, terjaga.

"Pagi Oppa! Tidurmu nyenyak?" sapanya dengan ceria. Aku bisa melihat jelas lingkaran hitam di bawah matanya. Haha. Tentu saja. Pasti ia tidak tidur, sibuk mengawasiku. Dan tentu saja, ia pasti tahu aku tidak tidur semalaman.

Aku mengabaikannya dan masuk ke kamar. Aku benci ini. Aku benci saat orang orang menyembunyikan rahasia dariku. Aku benci saat mereka berpura pura dan berbohong di hadapanku.

Sudut Pandang Nugu

Ah, aku tidak tau apa yang terjadi pada Oppa. Kuharap ia baik baik saja.

Aku menyiapkan sarapan untuk kami berdua. Lalu menghampiri kamar Oppa. Pintunya tertutup rapat. Dan bahkan dikunci dari dalam.

"Oppa.. Nugu sudah menyiapkan sarapan. Ayo kita sarapan."

Withered Flower {BTS Fanfic}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang