(01) Deva Chandra

167 32 23
                                    

Langkah kaki lelaki berseragam putih abu-abu itu semakin cepat. Tak jarang ia juga melirik jam pada pergelangan tangannya.

Sial! Gue telat dua menit?!

Melihat jam tangan yang menunjukkan pukul 06.32, ia merubah langkah kakinya yang semula jalan cepat kini berlari kencang.

Deva Chandra namanya. Berambut klimis, berkacamata bulat, dan berseragam rapi adalah ciri khas dari lelaki itu. Oh ya, dan juga headseat biru yang selalu menggantung indah di lehernya.

Dia cowok nerd? No.
Dia bukan lelaki culun yang lugu atau kutubuku yang pendiam. Sebaliknya, dia adalah salah satu siswa terpopuler sekaligus terpintar di SMA Andromeda. Tak hanya itu, ia juga dikenal sebagai salah satu siswa terdisiplin di sekolah. Tak jarang ia mendapat pujian dari guru yang kagum akan kepribadiannya.

Tapi tidak untuk saat ini. Deva yang biasanya datang ke sekolah tiga puluh menit sebelum bel masuk dibunyikan kini bahkan telat dua menit sebelum ia sampai di Sekolah.

BRUK

DUG

Awhh!!
Deva jatuh terduduk karena tubuhnya yang tertabrak seorang gadis berseragam sama dengannya dari belakang tubuhnya.

"Eh... Sorry... Gue gak sengaja," ucap gadis itu sambil mengulurkan tangannya.

Silau. Deva tak dapat melihat wajahnya dengan jelas karena posisi gadis itu yang membelakangi sinar matahari. Ia pun menyambut uluran tangan gadis itu untuk berdiri.

"Gue duluan, ya. Bye!"

Eh? Gue bahkan belum lihat mukanya dengan jelas.

Deva masih terpaku di tempat yang sama. Tangannya terluka. Namun bukan karena itu yang membuatnya terpaku. Gantungan kunci apel merah berada tak jauh dari tempat ia berdiri itulah sebabnya.

Ia pun mengambil gantungan apel merah bertuliskan 'Hana' yang menyita perhatiannya.

Hana? Jadi nama tuh cewek Hana? Gimana mau ngembaliin gantungan kuncinya dia, mukanya aja gue gak tau

Lama ia berdiri memandang gantungan kunci itu. Ia bingung apa yang harus ia lakukan pada benda kecil tersebut. Ingin ia abaikan benda kecil berbentuk apel itu. Disisi lain ia merasa bagaimanapun juga harus memberikan benda tersebut kepada pemiliknya. Namun, bagaimana ia dapat memberikan kalau wajahnya saja ia tidak tahu?

Hingga ia kembali tersadar saat jam tangannya berbunyi.

Tiiiittt Tiiiittt

07.00 AM

"APA?! Jam 7? AAARRGGHH... gue telat!!!"

Kini ia tahu seberapa pentingnya jam tangan bagi kegiatan sehari-hari. Ya, setidaknya ia masih bisa mengambil satu makna dari kesialannya hari ini.

***

"Hai guys, jumpa lagi bareng gue, cowok paling kece di SMA ini, siapa lagi kalo bukan Deva, di Galaxy Pro FM, Ready to help your problems..."

Suara Deva dari speaker sekolah menggema di seluruh sudut sekolah ini. Tak sedikit murid yang antusias mendengarkan apa yang ia ucapkan melalui speaker. Kebanyakan dari mereka akan duduk di depan kelas bersama, lalu menyimak topik yang tengah dibagikan oleh Deva, salah seorang penyiar radio sekolah.

"Gimana liburan semester kalian? Seru gak, sih? Atau ada yang sedih karena gak bisa ketemu doi di sekolah? Wahh, kalo ini mah pasti ada,"

"Karena gue sendiri pun sedih kagak bisa ketemu doi"

Banyak siswa siswi yang mengangguk setuju dengan apa yang mereka dengar. Bahkan beberapa siswa yang tidak tertarik menyimak kini antusias menyimak apa yang dikatakan Deva.

Radio On Heart [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang