Autumn, 2017
"Apa yang paling kau takuti?".
"Kegelapan".
"Tenang saja, tidak ada kegelapan yang mutlak. Bahkan malam pekat pun memiliki ujung".
Ini adalah musim gugur pertama ku di Kota Seoul setelah sekian lama. Warna-warninya tetap sama seperti saat terakhir kali aku melihatnya. Begitu menakjubkan. Daun-daun tak lagi hijau. Pohon Gingko dan Pohon Maple merubah daunnya menjadi kuning dan merah di seluruh kota.
Angin sore musim gugur terasa dingin menerpa wajahku. Kini aku duduk diatas sebuah bangku panjang berwarna senada dengan warna Pohon Maple di kanan kirinya. Di depanku terhampar petak-petak tempat tinggal penduduk yang terlihat bagai miniature dari tempatku berada..
Sangat menyenangkan kala itu menghabiskan sore bersama Jimin di bangku ini. Bangku ini menjadi saksi tak hidup dari persahabatan kami. Banyak cerita telah kami sampaikan disini.
Masih terningat dengan jelas percakapanku dengan Jimin musim semi lalu. Percakapan tentang kematian dan kegelapan, juga tentang warna senja.
"Bagaimana menurutmu warna senja itu?"
"Itu Indah"
"Aku tahu Jimin-ah, maksudku deskripsikan jenis warnanya"
"Mata setiap orang memiliki kemampuan berbeda dalam menangkap spectrum warna. Jika aku mendeskripsikan warna senja itu hijau, kau pasti tak akan percaya"
"Kau pasti bercanda"
"Tapi kau pasti percaya, jika aku mendeskripsikan warna senja itu indah. Karena setiap orang akan mengatakan hal yang sama"
"Dasar mochi Busan", Ucapku disela tawa.
"Terserah kau saja", Jimin pun tertawa. Tawa yang beberapa bulan terakhir mengalun di hariku.
"Tapi jika kau mengatakan warna cakrawala itu hijau, aku tetap mempercayainya".
Namun, sudah dua musim aku tak mendengar cerita Jimin. Aku merindukan suara tawanya.
"Bagaimana kabarmu sekarang Jimin-ah?".
Terdengar suara langkah dari balik tubuhku. Kupalingkan tubuhku mencari sumber langkah tersebut. berharap Jiminlah pemiliknya.
Harapanku sirna saat mengetahui siapa pemilik langkah itu. Seorang perempuan dengan setelan biru berjalan ke arahku. Ia tersenyum saat mata kami saling bertemu. Park Yoora, begitu tulisan yang terbaca pada nametag nya.
"Kim Taehyung-Ssi?", sapanya saat ia tepat berada di depanku.
"Nae?"
"Saya Park Yoora, adik Jimin".
---------------
YOU ARE READING
Sunset Spring in Seoul (V x Jimin Fanfiction)
Фанфик"Tenang saja, tidak ada kegelapan yang mutlak. Bahkan malam pekat pun memiliki ujung". Kim Taehyung a.ka V as himself Park Jimin as himself