Penyesalan (Jimin POV)

20 3 2
                                    


Awal Musim Panas, 2017

"Kau gila ?!!!"

"Wae ?"

"Aku bisa diberi surat peringatan jika pergi ke sini bersamamu"

Saat ini pukul 4 pagi kurang beberapa menit. Pantas saja perempuan di belakangku mengomel seperti nenek tua.

"Mianhae", jawabku tersenyum kearahnya, "kapan lagi kau membahagiakanku?"

Genggaman tanganku padanya mendadak tertahan. Perempuan itu menghentikan langkahnya.

"Wae?", tanyaku

"Apa kau selama ini tidak pernah bahagia bersamaku?"

Raut wajahnya berubah. Ia menatap tanah dengan kosong. Tanpa ia sadari, sekali lagi aku tersenyum kepadanya.

"Ayo", tanganku menarik lembut kaitan diantara kita. "Aku tak ingin melewatkan sunrise pagi ini"

Langkah demi langkah kembali tercipta. Aku memimpin perjalanan kecil menyusuri jalan setapak ini dengan lampu senter di tangan. Kakiku terasa lembab kala menapak pada rumput yang mengembun di sepanjang jalan. Pohon-pohon maple di kanan kiri membentuk bayangan bak penjaga hitam. Berdiri tegap di terpa angin awal musim panas

Setelah berjalan beberapa menit, tibalah kami pada sebuah puncak bukit saat cakrawala jauh di depan sana menampakkan sebuah garis tipis berwarna jingga.

"Ahh..sudah mulai", ujarku antusias sembari mengarahkan perempuan yang sedari tadi berada di belakangku untuk duduk pada bangku panjang berwarna merah. Aku menempatkan diri tepat di sampingnya.

"Waahhh kau lihat, warna itu begitu indah", ucapku masih dengan nafas terengah sisa perjalanan menaiki bukit kecil tadi.

"Kau baik-baik saja?", tanya perempuan di sampingku khawatir.

"Aku tidak pernah sebaik ini"

"Apa kau benar-benar tidak pernah bahagia selama ini, bahkan sedikitpun saat bersamaku misalnya?", ia menanyakan pertanyaan yang sama untuk kedua kalinya.

"Tidak....semenjak kejadian itu".

...................

Satu Setengah Tahun yang Lalu....

Aku baru kembali dari rumah sakit. Beberapa waktu lalu Taehyung mengalami sebuah musibah. Aku datang setiap hari untuk melihat kondisinya.

Ketika aku pulang, sebuah pita plastik panjang berwarna kuning telah di pasang mengelilingi rumah. Beberapa petugas berseragam berjaga di sekitarnya. Beberapa lainnya berada di dalam mencoba menemukan sesuatu.

Aku menerobos memasuki garis polisi saat dua orang menarik kedua lenganku secara paksa.

"Wae? Ini rumahku aku ingin masuk ke dalam", teriakku memberontak.

"Kau anak laki laki Park Yong Min?"

"Nae, ada apa ini? Kenapa rumahku diberi garis polisi. Apa yang terjadi? Kemana ibu dan adikku"

"Ayah, Ibu dan Adikmu dalam keadaan baik baik saja. Kau bisa menemui mereka di markas kami"

...................

Seorang petugas polisi mengantar ku ke markas pusat kepolisian Seoul. Di sana berada ayah, ibu, dan adikku. Mereka bertiga duduk berjajar menghadap seorang lelaki dengan sebuah komputer didepannya. Terlihat lelaki itu mengajukan beberapa pertanyaan dengan gerakan mata bergantian menatap keluargaku dan layar monitor.

Sunset Spring in Seoul (V x Jimin Fanfiction)Where stories live. Discover now