[2] Who?

130 77 23
                                    

Aku berlari tidak tentu arah. Aku hanya mengikuti langkah kaki yang membawaku pergi. Pergi dari hadapan mereka yang sedang bahagia. Bahagia diatas kesedihanku.

Aku tidak tahu bagaimana bentuk wajahku saat ini. Wajah yang sudah bersimbah air mata. Aku tidak peduli beberapa pasang mata yang menatapku heran, aneh, atau apapun. Aku tidak ingin peduli pada mereka.

Saat ini aku hanya ingin menumpahkan seluruh air mataku. Aku hanya butuh tempat yang sepi agar aku bisa dengan bebas menangis.

Bruk!

Tubuhku jatuh menghatam lantai dengan keras. Aku mengaduh kesakitan diantara sela tangisku.

Entah apa dan siapa yang kutabrak aku tidak tahu. Aku hanya melihat sneaker putih yang berdiri tidak jauh dariku. Sepasang kaki itu tidak juga bergerak dari tempatnya. Entah bergerak pergi atau menolong?

Tangisku semakin menjadi. Bukan karena sakit dilutut dan siku ku yang tergores, tapi hatiku. Hatiku yang saat ini terluka parah.

Mungkin aku bodoh. Anggap saja begitu. Gadis paling bodoh yang ada didunia ini. Menangisi pasangan yang saat ini sedang dimabuk cinta.

Ya Tuhan mengingatnya saja membuat perih dihati ini semakin menjadi. Kenapa harus dia? Kenapa??!!

Aku sudah tidak sanggup lagi untuk berdiri. Tubuhku terasa lelah.

Kulihat sepasang kaki itu tidak juga bergerak dari tempatnya. Sedari tadi hanya menyaksikan diriku yang menangis.

Aku tidak sempat melihat wajahnya karena sedetik kemudian pandanganku menjadi gelap.

• • • • • • • • • • • • • • •

Aku mendengar suara orang yang sedang berbicara pelan. Aku ingin membuka mataku tapi tidak bisa. Rasanya begitu berat. Pada akhirnya aku memutuskan untuk memejamkan mata sambil mendengarkan suara yang masih berbincang dengan pelan.

"Dia kenapa bisa sampai ada disini?" tanya seorang gadis entah pada siapa. 

Aku kenal suara ini. Ya aku begitu mengenalnya. Namanya Cika. Dia adalah sahabatku. Orang yang dulunya berbagi suka dan tawa bersama tapi juga orang yang kini menyakitiku sebegitu dalamnya.

Ternyata benar, orang yang paling dekat denganmu adalah orang yang paling menyakitimu.

"Gue rasa lo tau apa yang terjadi sama dia." suara laki-laki menjawab.

Ini bukan suara si brengsek. Bukan. Kali ini aku tidak mengenal suara ini. Suaranya begitu asing ditelingaku. Dan lagi-lagi aku tidak bisa melihat rupanya.

Setelah itu tidak ada lagi suara yang terdengar. Dan aku tetap memejamkan mataku.

Beberapa saat kemudian terdengar bunyi pintu yang dibuka lalu ditutup. Berarti mereka telah keluar.

Dengan perlahan aku membuka mataku. Ahh mataku terasa perih. Mungkin efek terlalu banyak menangis tadi. Kupandangi sekitar ternyata aku berada di dalam UKS. Tidak ada satu orang pun selain aku disini.

Ingatanku kembali pada kejadian tadi pagi. Ternyata aku pingsan setelah menangis heboh.

Dalam hati aku bertanya-tanya siapa yang membawa ku kesini?

Kuperiksa lutut dan siku ku yang terluka. Sudah dibersihkan. Luka gores itu sudah diobati dengan obat merah.

Siapa yang telah menolongku?

• • • • • • • • • • • • • • •

SM (13-6-17)

RENAISSANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang