11.45
Jimin membuka mata nya. Menatap langit langit kamar nya. Kosong, tak ada apapun disana. Hanya cat warna kuning pudar. Jimin segera bangun dan duduk di pinggir kasurnya.
"Ah, aku lebih baik sekarang" Jimin merentangkam kedua tangannya, lalu menguap, dan berjalan keluar kamar.
Sepi. Tak ada siapa pun disini. Jimin menatap sekeliling, tak ada siapapun. Lagi-lagi Jimin menghela napas. Lalu, berjalan menuju dapur dan menghampiri kulkas.
'AKU DAN ROSE PERGI KE SEKOLAH. JANGAN LUPA MAKAN SUP TOGE DI MEJA MAKAN. BERHENTI MENANGIS, KARENA KAU LAKI-LAKI'
Dari adikmu yang super super imut
Park Sooyoung♡
Jimin tersenyum mendapat pesan yang di tempelkan di kulkas. Membuat Jimin menggurungkan niat untuk membuka kulkas dan melirik meja makan.
"Wah sup toge" Jimin berjalan menghampiri meja makan tersebut. Lalu segera menarik bangku dan duduk. Mengambil sendok dan mulai menyuap kuah sup toge.
Selesai menyantap sup toge, Jimin berniat pergi ke rumah sakit. Jimin pun segera pergi mandi dan berpakaian. Selesai berpakaian, Jimin berjalan menuju garasi.
Jalanan kota Seoul cukup ramai. Jimin menghela napas, karena mobilnya harus berhenti di pertigaan jalan menuju rumah sakit yang ingin ia tuju.
"Ah sial. Padat sekali" Jimin melihat kanan-kiri nya mobil. Matahari tak terlalu memunculkan dirinya, jadi kemungkinan akan Hujan sore nanti.
Masih macet. Sambil menunggu lampu hijau Jimin, menekan tombol on pada radio di mobilnya.
'Congratulations neon cham daedanhae
Congratulations eojjeom geureohge
amureohji anha
hamyeo nal jisbalpa
usneun eolgureul boni da ijeossna bwa'Jimin terdiam beku mendegar lagu dari saluran radio nya. Tersenyum lirih sambil memejamkan mata sebentar.
"Lagu yang bagus" puji Jimin seakan berbicara dengan radio mobilnya. Jimin tak mengganti saluran radio nya, membiarkan lagu itu sampai selesai.
Lampu merah bergati lampu hijau. Jimin segera menginjak gas dan membelokkan setir nya ke arah timur, masuk ke dalam gedung besar. Rumah Sakit Negeri Seoul.
Jimin segera masuk ke dalam gedung tersebut dan menuju meja resepsionis. Seusai mendapatkan Janji, Jimin langsung menuju lantai dua. Bertemu dengan Dokter Kang Seu Won. Ayah Seulgi.
"Selama siang"
"Selamat siang, Jimin" Dokter Kang menghampiri Jimin. Jimin duduk di sofa hitam.
Lalu, tanpa basa-basi Jimin segera mengungkapkan keluhan nya akhir-akhir ini. Selesai bercerita, Jimin keluar ruangan.
"Jimin, tunggu sebentar" Dokter Kang menahan Jimin. Jimin segera menoleh. Dokter mengisyaratkan untuk mendekat.
"Ya ada apa dok?" Jimin berjalan menghampiri Dokter Kang. Dokter Kang memberikan sebuah surat undangan pernikahan kepada Jimin. Jimin sempat kaku, namun tidak. Jimin mencoba untuk bersikap biasa saja
"Saya mengharapkan kehadiran mu" Dokter Kang tersenyum, terlihat keriput di ujung kedua mata Dokter Kang. Jimin hanya meng-Iya-kan. Lalu berjalan keluar ruangan bersama undangan di tangan nya.
-
17.30
Bel pulang sudah berbunyi. Joy adalah orang terakhir yang meninggalkan lab biologi. Joy mencabut kunci lab biologi, dan memasukkan nya ke dalam sebuah kotak kecil dia ujung bawah pintu.
Lalu, Joy segera membalikkan badan nya. Joy berjalan melewati koridor guru dengan pelan-pelan. Joy menengok, melihat ruang guru yg kosong dari jendela.
"Hey Sooyoung" Seseorang menepuk pundak Joy. Membuat Joy terdiam kaku. Joy tak berani menoleh.
"Hey, kau kenapa?" Seokjin segera merubah posisi tubuh nya, menjadi berhadapan satu sama lain. Tanpa ekspresi, Joy memandang wajah Seokjin.
"Apa kau sakit?" Seokjim meletakkan tangan nya diatas dahi Joy. Seokjin dapat melihat rahang Joy mengencang. Seokjin menggerutkan dahi nya "Hey, jawablah".
Joy menahan emosi nya, tak ingin menambah masalah. Seokjin masih memamdang Joy khawatir. Tapi tidak dengan Joy.
Diam satu sama lain. Angin berhembus, membuat jepitan Joy terjatuh. Suasana sekolah yang sudah sepi, dan waktu hampir malam.
Joy mengangkat sudut bibir nya. "Guru.. aku, aku mau tanya" Joy mengepalkan kedua tangan nya. Joy menatap Seokjin dengan sendu.
"Tentu" Seokjin tersenyum.
"Apa kau punya pacar?"
●
Vote and comment please
KAMU SEDANG MEMBACA
Dress
FanfictionJimin dengan sangat menyesal melepas Seulgi. Namun, apa Jimin masih ingin mengejar Seulgi?