Morning

32 1 0
                                    

PRANK

Gelas kecil pecah. Jimin memandang dingin Rose. Rose menggerutkan dahi nya.

Rose merasa Jimin tak seperti biasa nya. Terlihat sekali wajah nya depresi atau mungkin terlalu memikirkam sesuatu.

Apa dia menangis? Apa mungkin karena Seulgi? Gadis cantik pacar Pak guru Seokjin? Ah entahlah.

Jimin pun mgambil botol-botol soju yang tadi ia minum. Lalu, berjalan menuju pintu dengan botol-botol soju di tangan nya. Lima menit kemudian, Jimin kembali.

Rose memperhatikan gerak-gerik Jimin. Menaiki anak tangga dengan gusar. Rose mendengar Jimin menutup pintu kamarnya dengan keras.

Rose terdiam di ruang tamu seorang diri. Bertanya-tanya dengan sikap Joy dan Jimin.

"Aku harap mereka baik-baik saja" Rose melipat kedua tangan nya. "Aish, mana mungkin" Rose menepuk jidat nya. Lalu, mengigit ibu jari nya.

"Ah, untuk apa pula aku urus..." Mata Rose melirik ponsel hitam yang tergeletak di atas meja ruang tamu. Mata Rose melirik ke atas, dan tangan nya dengan gesit mengambil ponsel Jimin.

Lalu berlari masuk ke dalam kamar. Apalagi kalau tidak mencari tahu isi ponsel Jimin.
-

02.45

Joy terbangun dari tidurnya. Mata nya sembap. Berat rasanya membuka mata, Joy memaksa.

"Ah, aku berlebihan" Joy segera bangun dari kasurnya. Duduk di piggir kasur. Lalu, melirik jam dinding nya.

"Hampir jam tiga" Joy merentangkan kedua tangan nya. Ia sadar, bahwa dirinya belum berganti pakaian. Malas rasanya bagi Joy untuk membuka lemari.

Joy pun memutuskan untuk turun, karena perut nya lapar. Joy mendengar Jimin menangis. Tapi, Joy menggelengkan kepala nya untuk tidak menguping lagi.

Joy menuruni anak tangga, berjalan menuju dapur, dan membuka lemari penyimpan makanan. Tangan nya meraih sebungkus ramen.

Joy mengambil panci kuning di bawah kompor listrik nya. Membuka keran, mengisi air dalam panci, dan meletakkan nya dia atas kompor.

Belum mendidih, Joy sudah memasukkan dahulu mie nya. Malas menunggu. Menunggu ramen nya matang, Joy membuka kulkas. Mengambil dua buah minuman kaleng bersoda.

Ramen sudah matang, dengan cepat Joy memindahkan panci berwarna kuning ke atas meja makan. Dengan lahap Joy memakan ramen.

Lima menit kemudian, Ramen sudah habis. Joy terdiam, menatap sekeliling rumah nya. Kosong, sepi, sunyi, dan menyedihkan.

"Seharusnya ada ibu bukan disini?" Joy tersenyum lirih, tangan nya mengenggam botol kaleng. Lalu, Joy berjalan menuju meja telepon.

Joy tidak ingin menelepon Ibunya, tidak. Tapi, mengambil bingkai foto. Joy mengelus fotonya. Foto 6 tahun yang lalu. Membuat Joy mengingat di masa itu, lalu tersenyum rindu melihat foto keluarga nya.

-

07.30

Jimin duduk di sofa ruang tengah, menonton tv seorang diri. Tatapan mata nya sayu, dan entah kenapa dia butuh hiburan saat ini.

Joy turun dari lantai dua, dengan setelan baju olahraga dan topi diatas kepala nya. Berjalan menghampiri rak sepatu.

"Kau mau kemana?" Tanya Jimin tak melirik Joy, matanya tertuju dengan acara berita di tv.

"Aku... mau lari pagi" Joy mengikat tali sepatu nya sebelah kanan dengan kencang. Jimin tak bergidik hanya menjawab dengan gumanan.

"Aku pergi dulu" Joy membuka pintu rumah dan berjalan keluar. Jimin masih asik dengan kegiatan menonton televisi.

Joy berjalan menuju distrik sungai han yang lumayan dekat dari rumah nya. Joy sudah siap mendengar penjelasan Pak guru Seokjin. Apapun itu.

Banyak orang yang sedang lari pagi. Joy pun berlari-lari kecil di bundaran air mancur. Joy tak menyadari ada kerikil, saat berlari kembali Joy terjatuh.

"Aw" Joy meringgis kesakitan. Sebuah tangan terulur, seorang gadis. Gadis itu Seulgi. Joy tak menyadarinya.

"Kau tak apa?" Tanya Seulgi membantu Joy bangun. Joy hanya menggeleng pelan. Seulgi merangkul Joy, dan berjalan menuju bangku taman.

"Tunggu sebentar" Seulgi pergi menuju mobil nya, mengambil kotak P3K. Lima menit kemudian kembali.

Seulgi datang menghampiri Joy. Di tangan nya ada kotak P3K. Lalu, duduk di samping Joy.

"Ini agak sakit" Tangan Seulgi mulai membersihkan luka Joy. Joy meringgis dan memejamkan matanya.

"Chagiya"

Joy langsung membuka kedua matanya, melihat Seokjin ada disini.

Kritik dan saran please

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang