Gilang & Gatari

898 42 13
                                    

Semenjak peristiwa perjodohan itu Gilang dan Gatari menjadi semakin dekat entah itu karena disengaja atau tak sengaja. Perjodohan itu bak pintu penyambut untuk kehidupan mereka selanjutnya. Awalnya tak suka atau mungkin saling membenci tapi ternyata takdir Tuhan lebih indah dari apa yang bisa dibayangkan umat-Nya. Mereka saling jatuh cinta seiring berjalannya waktu.

Sudah hampir 3 bulan sejak pengakuan cinta antara Gilang dan Gatari di taman kota. Gilang dan Gatari yang awalnya hanya ingin pergi untuk menghadiri acara orang tua mereka, berlanjut kepada mereka yang pergi ke taman kota dan saling memberitahu perasaan mereka satu sama lain.

Gilang selalu mengingat kejadiannya bersama Gatari hingga pagi ini. Pagi yang cerah, matahari menyinarkan cahaya hangat dan suara merdu burung - burung berterbangan. Gilang menyambut pagi ini dengan senyum yang merekah di wajahnya. Dia sangat bahagia untuk melakukan aktivitasnya di hari ini.

Gilang duduk di meja makan dengan senyum yang tak akan pernah lepas dari wajah tampannya. Dia tidak peduli bila orang - orang yang melihatnya menganggap dia gila atau kerasukan makhluk halus tapi yang jelas hari ini Gilang sedang bahagia. Dan anggapan itu juga yang sekarang sedang berada di otak adiknya, Nadine.

"Bang, lu kenapa sih? Senyum - senyum mulu. Jangan - jangan lu kerasukan ya?" Ucap Nadine seraya menjauhkan kursinya yang berada di sebelah Gilang.

Gilang mencibir. "Apaan sih, lu? Anak kecil diem aja."

Nadine tidak menggubris ucapan kakaknya dia lebih memilih melanjutkan sarapannya lagi. Begitu pun kedua orang tuanya yang hanya mengabaikan gelagat aneh Gilang pagi ini.

"Gilang hari ini kamu jemput Tata ya." Ucap Andien membuka obrolan.

"Iya, Mah."

"Gak usah dikasih tahu juga kan Abang emang setiap hari jemput Kak Tata, Mah." Sahut Nadine tiba - tiba.

"Mamah ngasih tahu aja, takut - takutnya nanti Gilang lupa buat jemput Tata soalnya supir keluarga Ardian lagi ikut Om Dimas ke luar kota."

"Gilang gak akan lupa, Mah." Gilang berdiri dari duduknya dan segera mengambil tasnya yang berada di bawah kursi. "Gilang berangkat dulu." Ucap Gilang seraya menyalami kedua orang tuanya.

Mobil Gilang membelah sibuknya Kota Jakarta di pagi hari, dia berniat untuk menjemput Tata dan pergi bersekolah bersamanya. Dan disinilah Gilang berdiri di depan pintu rumah Tata menunggu perempuan itu untuk membukanya.

Pintu terbuka dan memunculkan gadis manis dengan rambut sebahu, "Yuk, Lang. Gue gak mau telat." Gatari keluar dari rumahnya dan berlari menuju mobil Gilang.

Gilang tersenyum dan berbalik untuk melihat punggung Gatari. Gilang harus sering - sering berterima kasih kepada Tuhan karena mempertemukannya dengan Gatari, gadis yang membuat harinya menjadi lebih indah dari sebelumnya.

"Gilang cepet!" Seru Gatari di depan pintu mobil Gilang.

Gilang berlari menyusul Gatari dan segera masuk ke dalam mobil. "Ngapain buru - buru, Ta? Gurunya aja belum tentu masuk kelas tepat waktu." Ucap Gilang membuka obrolan.

"Seengaknya kita bisa jadi contoh yang baik buat adik - adik kita, Lang."

Gilang tersenyum, "Duh, pinter banget pacar gue."

Gatari bergidik jijik, "Jibang bos ku. Btw tadi kenapa gak masuk ke dalem rumah?"

"Gue grogi." Ucap Gilang jujur.

Gatari menoleh ke arah Gilang, "Grogi kenapa?"

"Grogi mau ketemu lu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Feel RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang