(A/N) Hello~ It's me^^, I was wondering it after all, these years you'd like to meet (Ceritanya nyanyi Hello :3) Dah ah, Gachan bisanya nyampah doang wakaka..
Ryokai, sore wa Gachan no fenfikushon desu yo! Yoroshiku!
Disclaimer: Tadatoshi Fujimaki, Another mangaka (Eiichiro Oda, Matsui Yuusei, Masashi Kishimoto)
12.20, pesawat dari Akashi Air lepas landas dari Tokyo menuju Kagoshima. Tak jauh berbeda dari rumahnya, pesawat itu penuh dengan barang mewah. Akashi duduk di sebuah sofa dengan meja kecil dan papan shogi.
"Kau mau main?" Akashi bertanya, namun karena tatapannya yang mengintimidasi, pertanyaannya itu seakan perintah.
"Ano, aku tidak bisa main shogi," Dusta (name). Sebenarnya ketika di SD, (name) adalah jagoan shogi sekolahnya. Setiap kali ada kejuaraan shogi, (name) akan menjadi juara satu. (A/N, Kalau kamu gabisa main shogi anggep aja bisa.. Sombong dikit boleh lah :v Gachan juga gabisa main shogi kok..)
"Kau tahu (name), kau bohong. Matamu bisa membuktikannya." Dug, jantung (name) serasa mau copot.
Kyaaaa~~~~ Udah jago masak, pinter main musik, pinter main basket, pinter dalam pelajaran, ketua OSIS, pinter ngeramal jugaa.. Manusia dari planet manakah kamu sebenarnyaa??? –batin (name).
Akashi mengeluarkan bidak-bidak shogi-nya, dan memulai bermain shogi.
[Flashback, (Name)'s POV]
Argh!!! Udah mau terlambat nih! Huh, kenapa sih aku harus satu kelompok sama Akashi itu? Tapi engga apa-apa sih.. Haha..
"Pak, bisa cepet sedikit enggak? Pesawatnya udah mau berangkat nih!" Supir taksi itu benar-benar lemot!
"Iya dik, sebentar ini masalahnya bensinnya juga mau habis jadi harus pelan-pelan, nanti malah habis di tengah jalan" Kata supir taksi itu padaku.
"Huh, yaudah lah Pak..."
Jujur saja. Ini pertama kalinya aku naik taksi menuju bandara. Biasanya otousan dan okaasan mengantarku. Tapi, saat ini aku berada di Jepang sedangkan orangtuaku di Indonesia.
Aku mendapat beasiswa ke Jepang selama SMP dan aku masuk ke SMP Teiko, SMP yang sudah kuidam-idamkan sejak berada di Indonesia. Tahun ini tahun terakhirku berada di Jepang. Ya, beasiswa ini khan hanya untuk tingkat SMP saja, padahal aku ada di kelas IX.
Ingin rasanya aku tetap tinggal di Jepang. Bersama Akashi, sosok yang kutakuti sekaligus kuinginkan.
"Sudah sampai dik.." Kata supir itu membuyarkan lamunanku.
"Oh iya Pak, arigato ne, kore wa anata no okane," aku menyodorkan beberapa yen uangku.
"Douitashimashite" Setelah bapak itu mengatakannya, aku segera turun dari taksi dan berlari menuju terminal.
Hosh hosh hosh, akhirnya sampai juga. Akashi sudah menungguku di depan pesawat milik perusahaan Masaomi-sama, Akashi Air.
"Kau terlambat, ayo segera naik."
Aku segera menaiki pesawat itu, tanpa henti mengagumi kemewahan pesawat itu. Tanpa sadar, aku bertanya dalam hati, sebenarnya sekaya apakah Akashi itu.
Aku duduk di sebuah sofa dekat Akashi. Terdapat sebuah meja kecil dengan papan shogi diatasnya. Jujur saja aku ingin main, tapi aku terlalu takut untuk bicara dengan Akashi. Apalagi pesawat telah lepas landas. Jujur aku takut terlalu banyak bergerak, mengingat pesawat Akashi penuh dengan barang mewah.
"Kau mau main?" Akashi mengajakku bermain. Eh? Tapi menurutku ia menyuruhku.
"Ano, aku tidak bisa main shogi," Bukan tidak bisa, aku benar-benar takut untuk bermain. Maksudku, aku takut menang, lalu Akashi marah. Aku suka sekali shogi! Bahkan aku selalu juara dalam kejuaraan shogi. Itulah yang membuatku takut.
"Kau tahu (name), kau bohong. Matamu bisa membuktikannya." Oh Tuhan, peramal macam apakah Akashi itu?
Kyaaaa~~~~ Udah jago masak, pinter main musik, pinter main basket, pinter dalam pelajaran, ketua OSIS, pinter ngeramal jugaa.. Manusia dari planet manakah kamu sebenarnyaa??? –batinku. Detak jantungku tak beraturan, seakan jantungku akan meletus.
Akashi mengeluarkan bidak-bidak shogi-nya, dan memulai bermain shogi.
[(Name)'s POV Ends, Flashback, Akashi's POV]
Sungguh, ini hari yang menyenangkan. Aku pergi ke villa bersama dengan (name)? Siapa sebenarnya (name)? Ia dapat membuatku tersenyum.
Tapi sepertinya tidak untuk sekarang. Bisa-bisanya dia terlambat ke bandara. Untung saja ini pesawat pribadi, bagaimana kalau pesawat komersial, mungkin kita takkan sampai ke Kagoshima.
Kulirik sebentar jam di tanganku. 12.10, "Ayolah!! Kapan kau datang? Ini sudah telat 10 menit!!" Sungguh ini pertama kalinya aku merasa benci dengan (name). Atau mungkin aku tak sabar untuk bertemunya?
Sekarang pukul 12.13, kulihat (name) berlari dengan sebuah koper besar. Akhirnya.
"Kau terlambat, ayo segera naik." Ajakku.
Aku naik mendahuluinya yang masih terbengong. Setelah beberapa menit, akhirnya ia naik juga. Aku duduk di sofa dekat papan shogi kesayanganku. Aku ingin bermain shogi, apakah (name) bisa bermain shogi? Sepertinya bisa, sedari tadi matanya tak bisa lepas dari papan itu.
"Kau mau main?" Aku mengajaknya bermain, aku benar-benar ingin bermain.
"Ano, aku tidak bisa main shogi," Sudahlah (name), aku tahu kau ingin bermain shogi. Aku juga tahu kau hebat dalam bermain shogi, kemarin aku melihat (name) bermain shogi di kelas.
"Kau tahu (name), kau bohong. Matamu bisa membuktikannya."
Aku segera mengeluarkan bidak-bidak shogi-ku. (name) pun juga mengeluarkan bidaknya.
[Flashback Ends, Akashi's POV ends]
Timeskip –Kagoshima
Setelah melakukan perjalanan selama dua jam dari Tokyo, Akashi dan (name) sampai di Kagoshima. (Menurut penpals/ sahabat pena Gachan yang tinggal di Kagoshima, kalau naik pesawat, Tokyo-Kagoshima sekitar 2 jam)
Villa milik Akashi berada tak terlalu jauh dari bandara itu, sehingga mereka memutuskan untuk berjalan kaki saja.
"Dimana letak villa mu, Akashi-kun?"
"Tak terlalu jauh, di Shimoarata."
"Shimoarata? Itu cukup jauh tahu! Tapi tak apa sih, pemandangannya benar-benar bagus!" Sahut (name) bersemangat.
Ya, (name) benar-benar bersemangat. Ia menyanyikan lagu (favorite happy song) selama perjalanan. Akashi juga menjadi lebih bersemangat, entah mengapa.
Tiba-tiba,,
Duagh!! Sebuah mobil menabrak (name) menyebabkan tubuhnya pingsan seketika.
Yang paling parah adalah kepala (name), dengan darah yang menggenanginya.
Tak heran, mobil tadi menabrak dengan keras menyebabkan kepala (name) terjedug (?) pembatas jalan. Tak hanya itu, setelah menabraknya kaki (name) juga terinjak roda depan mobil itu.
"Uhuk" dalam pingsannya (name) memuntahkan darah dari mulutnya, membuat jalan disitu tergenang darah.
"(Name)!!! Bangun! Oh Tuhan, mobil b*ngs*t! Langsung kabur begitu saja!" Akashi yang benar-benar bingung akan melakukan apa, akhirnya memutuskan untuk menggendong (name) dan membawanya ke rumah sakit. Benar-benar lucky, ada sebuah rumah sakit kecil di dekat situ.
Tapi karena banyaknya darah, tubuh (name) cukup licin dan Akashi pun kesulitan bergerak. Selain itu tak banyak manusia ataupun makhluk lain yang melintasi jalan itu.
Butuh waktu sekitar 5 menit untuk sampai ke rumah sakit kecil yang sebenarnya jaraknya hanya 20 meter saja. Darah (name) semakin menjadi-jadi dari kepala dan kakinya.
To be continued
Duh Gachan gabisa bikin adegan kaya beginii.. Jujur aja Gachan gapernah dan gamau ketabrak mobil.. Dulu waktu Gachan TK, Gachan pernah ketabrak sapi lol:v Gachan tinggal di desa jadi masih banyak sapi berkeliaran xD
Maaf kalau jelek-ssu:3
Yoroshiku onegaishimasu, (name)-chan!
KAMU SEDANG MEMBACA
[HIATUS] Cause I Love You: Akashi x Reader (Bahasa Indonesia)
FanfictionBayangkan, ketika kamu masuk sekolah dan tiba-tiba saja gurumu berkata ada mata pelajaran baru. Dan mata pelajaran itu bukan mapel sembarangan. Namanya 'BERPACARAN'!!! Akankah kamu mendapatkan Akashi sebagai partner? Lalu, bagaimana perasaan Akashi...