Perayaan tahun ketujuh kami.
Kue dua tingkat dengan lilin diatasnya ditiup bersama-sama. Sebuah kamera merekam acara anniversary kami ini. Seperti perayaan sebelumnya, sebuah naskah tertera dihadapan kami bertujuh.
Yoongi hyung dengan penuh kebanggaan menyebutkan apa saja yang sudah kami dan penggemar kami lewati selama tujuh tahun ini. Tentu, kami semua merasa bangga. Terlebih di tahun ketujuh ini kami bisa tetap mempertahankan gelar 'Most Popular K-Pop Group in The World'.Kamera selesai merekam, kami kembali ke ruang latihan. Membicarakan banyak hal dengan beberapa kantung snack di hadapan kami.
Bang PD-nim menyampaikan ucapan selamatnya melalui Kakaotalk. Pria yang sangat berjasa atas karir kami itu sedang berada di Jepang, wajar ia tidak bisa mengucapkan ucapan selamat atas tahun ketujuh kami secara langsung.
"Apa ada yang ingin kalian sampaikan padaku?" Tanya Namjoon hyung.
"Berhentilah merokok," ujar Yoongi hyung.
"Benar, rokok tidak baik untukmu, dan juga untuk kami," Jin hyung menyetujui ucapan Yoongi hyung. Beberapa bulan terakhir, Namjoon hyung sedang kecanduan merokok. Tapi sepertinya ia akan berhenti karena asap rokoknya membuat member lain terganggu.
"Dan berhentilah mengusik barang-barangku! Aku benci itu!" Kata Jungkook kesal.
"Hanya itu, aku suka segala hal tentangmu hyung, tapi tolonglah jangan usik barang-barangku dikamar!" Kata Jungkook sekali lagi.
Cara Jungkook mengekspresikan kekesalannya membuat beberapa member tertawa. Lucu sekali. Aku tersenyum.
Ini adalah momen favoritku.
"Aku juga tidak ingin menyentuh barang-barangmu, tapi barang-barangmu terlalu berantakan, aku harus bagaimana jika barang-barangmu bergeletakan di lantai kamar? Aku butuh lapak untuk berjalan, mau tidak mau aku harus menaruh barang-barangmu ketempat lain," jelas Namjoon hyung. Ia terlihat tidak terima karena Jungkook terus menerus protes akan hal itu padahal ia melakukan itu juga karena kesalahannya.
"Taehyung? Tidak adakah hal yang ingin kau sampaikan padaku? Atau member lain?" Namjoon hyung menyinggung Taehyung yang terlihat sedikit berbeda akhir-akhir ini.
"Tidak ada hyung," jawab Taehyung dengan sebuah senyum kecil yang dipaksakan.
Pembohong. Aku tahu sekali, ia sedang menyembunyikan perasaannya saat ini.
Percakapan selanjutnya menjadi lebih seru. Hoseok hyung menceritakan game terbaru yang baru saja ia download, ia mengajak kami untuk bermain bersama dan Namjoon hyung memberi usul agar kami liburan bersama ke suatu tempat selama beberapa hari mengingat jadwal kami yang sudah tidak terlalu padat di tahun ketujuh ini.
"Tidak bisa, aku harus syuting Law of The Jungle minggu depan," kata Jungkook.
"Minggu depannya lagi," usul Namjoon hyung.
Ditengah percakapan kami, ada satu yang tidak banyak bicara. Kalian pasti sudah bisa menebak. Kim Taehyung.
Dengan tatapan mata yang menerawang ke lantai ruang latihan, Taehyung sibuk dengan pikirannya sendiri. Aku tidak tahu apa yang sedang ia pikirkan, tapi aku bisa melihat jelas kesedihan di dalam matanya.
Minggu lalu adalah minggu penuh air mata bagi Taehyung. Bagaimana tidak, selang empat tahun setelah kepergian neneknya, kakeknya ikut menyusul sang nenek minggu lalu. Dua orang yang paling dicintai Taehyung kini pergi. Meninggalkan kesedihan mendalam pada hati sang cucu.
Karena itu, ketika malam tiba, aku mengajak Taehyung untuk pergi ke taman untuk melepaskan kesedihannya. Aku tahu ia tidak bisa segampang itu melepaskan kesedihannya, tapi paling tidak ia bisa berbagi kesedihannya denganku. Hanya denganku, dibawah sinar rembulan dan gelapnya langit malam.
Bagi Taehyung, ada pengecualian untukku. Ia mau menceritakan perasaannya padaku ketika ia menolak menceritakan perasaannya pada member lain. Aku tidak tahu kenapa hanya aku yang ia perlakukan begitu, tapi kurasa karena usia kami sama.
"Aku seperti kehilangan arah, aku tidak lagi mengerti cara menghadapi semuanya," Taehyung menceritakan apa yang ia rasakan padaku di sebuah bangku taman.
"Aku masih punya kedua orang tuaku, tapi rasanya masih kurang. Tidak ada lagi dua orang yang merawatku dengan penuh kasih sayang saat aku kecil hingga remaja,"
Aku tidak terlalu mengerti perasaan kehilangan kakek dan nenek karena kakek dan nenekku sudah meninggal bahkan sebelum aku lahir, tapi aku berusaha untuk mengerti. Sayangnya, aku tetap tidak bisa mengerti.
Walaupun aku tidak bisa mengerti perasaan Taehyung, aku sudah cukup merasa sedih saat ini. Hanya dengan melihat Taehyung meneteskan air mata, menceritakan kesedihannya padaku, itu cukup membuat hatiku teriris.
Sangat menyakitkan bagiku, hingga aku diam-diam berharap dalam hati agar bisa menukar posisiku dengan Taehyung. Mungkin, aku bisa mengatasi kesedihan yang dirasakan Taehyung lebih baik daripada dirinya sendiri.
"Kepergian adalah hal yang wajar, coba lihat sisi baiknya. Kakekmu tidak perlu lagi merasakan kejamnya dunia untuk waktu yang lebih lama, kau tahu bukan dunia ini amat kejam," aku berusaha menenangkan Taehyung semampuku setelah ia mencurahkan seluruh isi hatinya padaku.
"Kau jadi bisa lebih menghargai setiap orang di dekatmu, karena kau tahu bagaimana sakitnya ketika kau kehilangan orang itu,"
"Ayolah Taetae, jangan begini, dunia masih cerah tiap harinya, masa depanmu masih panjang. Sia-sia jika kau masih bersedih seperti ini,"
Taehyung diam. Kepalanya tertunduk.
"Bagaimana kalau kita makan sosis bakar? Di dekat sini ada kedai yang menjual sosis bakar yang enak, dan juga ada yang bilang kalau sosis bakar bisa memperbaiki suasana hati," aku berdiri dari bangku taman.
"Info dari mana itu? Siapa yang bilang?" Taehyung ikut berdiri. Aku merangkul pundaknya dengan lengan kananku. Kami berjalan beriringan menuju kedai sosis bakar, menyamakan langkahku dengan langkahnya.
"Entah, info itu mucul begitu saja dikepalaku. Aku, barusan aku yang bilang," kataku tersenyum jahil.
"Kau harus mentraktirku," Taehyung dengan nada menuntut.
"Baiklah baiklah, hyung akan mentraktirmu malam ini, makanlah sosis sebanyak yang kau mau," kataku.
"Hyung apanya, kita lahir di tahun yang sama bodoh,"
"Aku lahir lebih dulu beberapa bulan darimu, dan tolong bersikaplah sopan padaku. Aku ini hyungmu, dasar anak nakal!"
"Terserah," Taehyung memutar bola matanya sambil memasang ekspresi sedikit kesal.
Teruslah begini Taehyung. Setidaknya, jangan bersedih lagi.
YOU ARE READING
Bangtan's Angel, Jimin
FanfictionKejadian yang terjadi pada Taehyung, rahasia Jungkook, perasaan yang disembunyikan Yoongi, kematian sepupunya yang dibunuh oleh penggemarnya, perpisahannya dengan gadis yang ia suka dan masalah-masalah lain di tahun ketujuh BTS membuat Jimin semakin...