Malam itu ketika aku selesai menjenguk sekaligus membujuk Taehyung, aku tidak sengaja bertemu Jungkook di rumah sakit.
Ia tengah membawa sebuket bunga dan buah-buahan. Pakaiannya serba hitam dilengkapi dengan topi dan masker. Antingnya dilepas entah kemana. Ia menyamarkan dirinya seperti aku, tapi aku sudah cukup mengenal mata dan postur tubuhnya.
"Jungkook?" Aku memanggil namanya untuk memastikan bahwa ia benar-benar Jungkook, Jeon Jungkook yang kukenal.
"A-ah, hyung, kenapa kau kesini?" Tanyanya gugup. Ia menyembunyikan barang-barang bawaannya di belakang tubuhnya.
"Tentu saja menjenguk Taehyung, besok ia sudah pulang, kau terlambat jika ingin menjenguknya," kataku. Sejak Taehyung dirawat di rumah sakit, Jungkook belum pernah sekalipun menjenguknya.
'Aku sibuk hyung,' , 'Aku akan menjenguknya jika aku sudah punya waktu luang,' selalu menjadi alasan Jungkook ketika aku dan kelima member lain mengingatkan bahwa ialah satu-satunya yang belum menjenguk Taehyung.
"O-oh, aku baru punya waktu luang," katanya. Kenapa ia gugup? Apa ia sedang berbohong? Aku kenal Jungkook. Anak laki-laki yang kini sudah menjadi pria itu selalu gugup ketika ia berbohong.
"Tapi, Taehyung kan tidak suka bunga," aku menunjuk bunga yang ia sembunyikan di balik badannya.
Aku, Jungkook, member lain, bang PD nim bahkan penggemar pun tahu Taehyung tidak suka bunga. Lalu, kenapa ia malah membawanya kesini?
"Apa ada keluargamu atau temanmu yang lain tengah dirawat disini juga?" Tanyaku.
"Oppa!" Seorang gadis berkursi roda memekik di ujung lorong rumah sakit. Gadis itu mengarahkan kursi rodanya ke arah kami.
Apa kami ketahuan? Aku mengecek maskerku yang kukira tidak menutupi wajahku dengan benar sehingga gadis itu mengenali kami.
Semakin ia mendekat, matanya makin terlihat jelas olehku. Bola matanya fokus pada Jungkook, yang jelas-jelas sangat terlihat tidak seperti Jungkook BTS.
Apa ini? Selain para suster dan dokter rumah sakit, tidak ada yang mengetahui bahwa ada member BTS yang dirawat disini bukan? Dan tidak ada yang pernah mengenali kami ketika ada member BTS kesini kan?
"Kenapa lama?" Tanya gadis itu.
Tunggu. Gadis itu mengenal Jungkook?
"Kau bawa bunga lagi? Kemarin kau sudah membawa bunga, kenapa kau membelinya lagi?" Tanya gadis itu.
Jungkook tidak merespon. Matanya melirikku sekilas lalu ia berjongkok, mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh gadis itu yang tengah duduk di kursi roda.
"Iya, aku ada urusan tadi. Ayo kembali ke kamarmu," Jungkook mengambil alih kursi roda beserta gadis itu.
"Kita harus bicara nanti, Jungkook," kataku lalu berjalan pergi. Dibelakangku, Jungkook juga berjalan menjauh. Ia mendorong kursi roda menuju arah yang berlawanan dengan arahku berjalan.
***
Malam semakin larut dan Jungkook masih belum pulang. Aku menunggu di kamarnya.
Omong-omong, Namjoon sedang tidak ada di dorm. Ia pulang ke Ilsan karena ada urusan keluarga.
Tiga menit kemudian Jungkook datang membuka pintu kamar. Ia melepas topinya, maskernya dan memasang kembali antingnya yang disimpan di nakas samping kasur.
Ia juga berganti pakaian dihadapanku, tanpa rasa malu. Yah, kami sudah biasa seperti itu.
Selama beberapa menit ia berganti pakaian, kami saling diam. Kini, Jungkook yang telah mengenakan kaos lengan pendek dan boxer hitam naik ke atas kasurnya dan membuka pembicaraan.
"Jangan bilang pada siapapun," ujar Jungkook.
"Ia pacarku," lanjutnya.
Oh wow. Aku tidak terkejut. Dilihat dari wajahnya saja sudah dipastikan gadis itu adalah tipenya Jungkook kecuali kakinya.
Gadis itu cantik, langsing, rambutnya lurus panjang, suaranya lembut ketika berbicara, seperti IU. Hanya saja, kakinya kurus kering seperti tulang yang dibalut kulit manusia.
"Aku percaya padamu, hyung. Kau tidak akan membocorkan rahasiaku ini pada siapapun kan?"
Jadi, ini adalah rahasia?
"Untuk apa kau merahasiakannya? Katakan saja pada yang lain, aku yakin mereka pasti tidak akan melarang,"
"Aku akan memberitahu mereka nanti, jika waktunya sudah tepat," kata Jungkook. "Jika kau membocorkan rahasia ini, aku akan membocorkan rahasiamu juga hyung," lanjutnya dengan nada penuh ancaman.
Memangnya aku punya rahasia apa?
"Aku tahu beberapa hari yang lalu kau bertemu seorang wanita. Kau tahu bukan, kau adalah salah satu yang paling populer di bangtan, coba bayangkan jika penggemar kita yang sensitif mengetahui ini. Kau akan mati ditangan mereka hyung,"
Jungkook selalu mempunyai sisi gelap yang jarang terekspos. Aku baru mengetahui sisi gelapnya sekitar setahun terakhir.
Disisi lain ia seperti anak laki-laki manis yang lucu, disi lain ia juga bertingkah seperti psikopat kadang-kadang.
Dan kini sisi gelapnya muncul lagi.
Tatapan matanya ketika mengancamku terasa... Gelap? Aku tidak mengerti bagaimana menjelaskannya, tapi kau akan tahu jika kau menatap dalam matanya. Disana, di matanya, terdapat kegelapan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Selanjutnya, aku tidak berani bertanya-tanya lagi. Tatapan matanya yang seperti itu sudah cukup membuat nyaliku ciut.
Hanya sampai situ. Setelahnya, berhari-hari, berminggu-minggu kemudian aku tidak pernah menyinggung masalah pacar rahasianya lagi.
Hingga saat itu tiba...
Kematian yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya, yang terjadi karena ulahku.
'Cha Saerin ditemukan tewas di kliniknya. Ia dibunuh sekumpulan gadis-gadis yang tidak lain adalah penggemarmu, Park Jimin!'

YOU ARE READING
Bangtan's Angel, Jimin
FanfictionKejadian yang terjadi pada Taehyung, rahasia Jungkook, perasaan yang disembunyikan Yoongi, kematian sepupunya yang dibunuh oleh penggemarnya, perpisahannya dengan gadis yang ia suka dan masalah-masalah lain di tahun ketujuh BTS membuat Jimin semakin...