1. Aku temanmu

130 12 66
                                    

Wrote: 24 Rajab 1439 H
By: Humma Awaliyah

***

"١٩..." gadis berkhimar putih itu bergumam, sembari jari jemarinya menulis rangkaian angka dan huruf dalam bahasa yang tidak dimengerti oleh Naoto di papan tulis, "...رجاب..." ia masih belum selesai, dan Naoto masih terus memperhatikannya, "... ١٤٣٩ H." ia mengakhiri tulisannya dengan titik, lalu tersenyum puas sambil menepuk kedua tangannya untuk membersihkan debu kapur yang menempel.

"Kamu nulis apa?"

Tersentak. Segera gadis itu berbalik, dan ia mendapati keberadaan Naoto yang memperhatikan apa yang ia tulis, "S-sejak kapan kamu disini?"

Tatapan datar Naoto bertemu dengan tatapannya, membuatnya kian merasa tak nyaman.

"Sejak tadi," jawab laki-laki yang lebih tinggi darinya itu, "Kamu nulis apa?" kemudian pertanyaannya yang tadi kembali terlontar, membuat gadis itu ikut memperhatikan hasil tulisannya pada tanggalan papan tulis.

"Itu... Huruf Arab," gadis itu merunduk ragu, hari ini dia sedang menggantikan temannya alias diperbudak teman sekelasnya untuk mengerjakan tugas piket sepulang sekolah, jadilah ia membersihkan kelas sekaligus juga mengganti tanggalan hari yang ada di papan untuk besok, tapi ketika mengganti tanggalan ia teringat pada tanggal hijriah yang selalu ia gunakan saat di Pondok dulu, dan hal itulah yang membuatnya terbawa perasaan sehingga ia justru menulis tanggalan hijriah dengan huruf arab bukannya masehi dengan huruf latin. Sekarang ia terjebak disini, dengan tatapan Naoto yang begitu datar dan tidak mengenakkan, seolah tidak suka dengan apa yang ia tulis.

Cukup wajar bila gadis itu merasa tidak enak, sebab semua teman di kelasnya sedang melakukan pemboikotan terhadapnya, atas sebuah tuduhan yang tiada didasari fakta melainkan hanya nafsu belaka...

•••

#KilasBalik

"Kau!" Akino Hana, gadis yang diketahui telah menjabat sebagai wakil ketua kelas selama dua tahun, juga seorang yang selalu menempati peringkat dua di kelas, juga seorang yang selalu bisa duduk di samping Mikoto the Most Wanted itu menunjuk kasar pada seorang murid baru yang mengenakan khimar putih di kepalanya, gadis yang tiba-tiba saja datang dan merebut semua hal berharga bagi seorang Akino Hana.

Gadis itu terkejut saat mendapati jari telunjuk Hana begitu dekat dengan wajahnya, terlebih cara memanggil Hana yang cukup kasar di telinganya, "Maaf, ada apa ya?" gadis berkhimar itu mencoba untuk ramah, berharap ia tidak mendapat masalah di hari pertamanya sekolah.

"Kau pasti membeli bangku ini'kan?" tanya Hana, dengan delikan yang luar biasa tajam terarah pada gadis itu, "Ngaku!"

Gadis itu mengernyit, sesaat tadi ia merasa tuli, benar-benar tidak percaya dengan apa yang didengar oleh gendang telinganya sendiri, "M-Maaf?" gadis itu berharap ada pengulangan, sebab ia khawatir bila telah salah dengar, namun alih-alih mengulang perkataannya Hana justru memukul bangku yang ditempati oleh gadis itu.

BRAK!

Seketika perhatian seluruh penghuni kelas tertuju pada mereka, termasuk juga Mikoto the Most Wanted di sekolah sekaligus ketua kelas XII—Elite yang posisi bangkunya memang terletak tepat di samping kiri si Murid Baru, dan Naoto the Unreachable seantero jagat semesta yang dulu menjabat sebagai Sekretaris kini menjabat sebagai Bendahara ikut memperhatikan dengan baik dan diam, menghasilkan hening untuk beberapa saat.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang