Dua

45 3 0
                                    


Saat ia sedang berada di luar, kamarnya dibersihkan oleh pelayan hotel dan AC-nya dinyalakan penuh. Setelah meletakkan tas, dompet, dan buku notesnya di atas sebuah meja, hal pertama yang dilakukan Arden adalah mengatur suhu kamar itu, kemudian membuka lebar-lebar pintu kaca menuju ke teras pribadinya yang menghadap ke laut. Tarif kamar itu memang mahal sekali, tapi panoramanya yang indah membuat nilainya sepadan.

Ia menarik napas dalam-dalam, dan saat ia melakukan itu sebuah nama melintas di dalam pikirannya: Drew McCasslin. Buruannya. Akhirnya ia bertemu dengannya, berbicara dengannya. Dan ia sudah mendengar laki-laki itu menyebut nama putranya. Matt.

Dalam waktu sekejap ia sudah mengganti gaunnya dengan sebuah jas handuk. Ia melangkah keluar, duduk di salah satu kursi teras, menikmati kehangatan udara Hawaii. Ia menaikkan kakinya ke atas kursi, dengan dagu bertopang di atas lututnya ia menerawangi hamparan laut yang membentang di hadapannya.

Drew mengira bahwa Gentry adalah nama mantan suaminya. Yang tidak diketahuinya adalah bahwa ia telah melepaskan nama suaminya itu seperti seekor binatang yang meninggalkan kulit lamanya begitu ia selesai mengajukan surat permohonan cerainya. Ia tidak mau berurusan lagi dengan Ronald Lowery, bahkan namanya yang sial itu.

Pas di saat ia mengira bahwa amarahnya pada akhirnya sudah mereda, perasaan itu justru muncul kembali, persis seperti sekarang ini. Bak selapis tirai kabut yang tidak bersuara, menyelubungi dirinya, mengaburkan pandangannya, dan membuat sesak napasnya.

Apakah ia tidak akan pernah dapat melupakan peristiwa yang menyakitkan hatinya di malam itu? Saat mantan suaminya untuk pertama kalinya menyinggung topik itu? Ia sedang berada di dapur rumah mereka di Beverly Hills, menyiapkan makan malam. Tidak seperti biasanya. Ron langsung pulang ke rumah setelah jam kantor.

Sorenya ia menelepon Arden untuk mengatakan bahwa tidak akan ada yang melahirkan malam itu, dan bahwa ia sudah melaksanakan ronda kelilingnya lebih awal sehingga ia akan pulang pada waktunya untuk makan malam bersamanya.

Di dalam suatu perkawinan yang dalam waktu singkat ternyata sama sekali tidak sesuai dengan harapan Arden, membuat makan malam bersama merupakan suatu acara yang langka.

Kalau Ron mau mencoba untuk memperbaikinya, Arden akan memenuhi yang menjadi bagiannya.

"Apa yang akan kita rayakan?" tanya Arden begitu ia masuk dengan membawa sebuah botol anggur.

Ronald mengecup pipinya. "Apa saja," sahutnya sambil lalu.

Dari pengalaman, Arden tahu bahwa Ron suka sekali menyimpan rahasia, bukan untuk kesenangan yang kemudian ia berikan pada seseorang saat mengungkapkannya, tapi karena itu membuatnya merasa berada di atas angin.

Arden sejak lama sudah terbiasa untuk tidak mendesaknya lagi kalau sudah begitu. Lebih sering daripada tidak, kejutan-kejutan darinya berakhir dengan kurang menyenangkan.

"Daging panggangnya akan matang sebentar lagi. Bagaimana kalau kau menengok Joey sebentar? Ia ada di ruang keluarga sedang menonton Sesame Street."

"Ya Tuhan, Arden. Aku baru saja sampai. Aku belum mau mendengar omongan soal Joey. Sekarang ambilkan aku minum."

Tanpa protes, Arden menurut, sebagaimana biasanya. "Joey kan anakmu, Ron," ujarnya saat mengulurkan Scotch padanya. "Ia begitu memujamu, tapi kalian begitu jarang melakukan sesuatu bersama."

"Ia tidak dapat melakukan hal-hal normal."

Arden betul-betul tidak menyukai cara suaminya menenggak minumannya kemudian menyodorkan gelasnya ke arahnya untuk diisi lagi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Justru karena itulah kau harus...."

"Cukup! Semestinya aku tahu bahwa kalau aku pulang untuk membawa kabar bagus, kau akan merusak segala-galanya dengan rengekanmu. Aku mau ke ruang duduk. Panggil aku kalau makan malam sudah siap. Untuk berdua. Aku mau membicarakan sesuatu denganmu, jadi pastikan Joey sudah makan dan setelah itu suruh tidur."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Secret SplendorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang