Author pov
Setelah bertemu anisa tadi entah kenapa amanda jadi ngerasa bersalah. Barusan kali ini dia gak cerita apa-apa ke anisa . Biasanya kalau masalah gini, anisalah orang pertama yang bakal manda ceritain. Tapi kali ini amanda gak bisa cerita ke anisa, amanda udah terlanjur janji sama anisa kalau dia gak bakal lagi pacaran sama adek kelas itu.
Flashback on-
Amanda duduk memeluk lututnya. Saat ini yang dia butuhkan hanya ketenangan. Hati nya terluka karna perkataan Dave. Saat ini, amanda terus menyalahkan dirinya sendiri, dia sangat benci benci takdir yang mengharuskannya sakit hati, yang mengharuskannya dihina.
"Entah karena takdir atau emang gue yang gak beruntung" manda tersenyum miris memgingat dirinya yang begitu lemah di hadapan Dave.
"Lo bukan gak beruntung, tapi belum saatnya lo dapetin yang baik" Amanda berbalik dan mendapati Anisa dan Alya yang berjalan ke arahnya.
"Man lo gak boleh ngomong gitu, yang nentuin hidup kita emang takdir, tapi perlu lo ingat kalau takdir seseorang bisa berubah kalau orang itu sendiri yang milih jalannya" amanda hanya diam melamum tidak mengindahkan perkataan Anisa. "Man, lo gak usah sedih gitu. Lo juga gak bakal mati karna dia. Lagian ada gue kok disini sama alya yang selalu ada buat lo kapan pun lo butuh"
Sambil menyeka air matanya, amanda berbalik menghadap anisa dan alya "Iya nis lo bener, gue juga gak bakal mati karna dia. Maafin gue yang terlalu egois, sampe gak nyadar ternyata masih ada kalian yang selalu ada buat gue. Thanks yaa" senyum tipis amanda membuat anisa dan alya ikut tersenyum.
"Man, lo harus janji satu hal sama gue dan alya"
"Apa?"
"Gue mau lo janji gak bakal lagi pacaran sama adek kelas. Gue gak suka liat lo diperlakuin kayak gini, lo lebih kakak man dari mereka semua, tapi kenapa lo yang lemah"
Amanda diam mematung mencerna setiap kata yang di ucapkan anisa. Kenapa dia bisa sebodoh itu, semua yang di ucapkan anisa memang benar.
"Iya nis gue janji gak bakal lagi pacaran sama adek kelas. Lo emang benar gak seharusnya gue lemah di depan adek kelas itu"
Flashback off-
Setiap mengingat kejadian itu, entah kenapa amanda selalu menangis. Rasa sakit hati karna kejadian itu masih kerasa hingga sekarang. Sambil menatap jendela kamarnya yang basah karena hujan. Amanda menangis, menangis dalam diam. Entah kenapa hujan turun seakan ikut bersedih juga
"Gue gak boleh gini terus, gue harus kuat, gue gak boleh lemah di hadapan mereka"
Amanda memotivasi dirinya agar tidak lemah di hadapan mereka. Dia pun mengambil handphone yang sedari tadi berbunyi.
Reno wijaya : kamu dimana?
Reno wijaya : manda kamu dimana?
Reno wijaya : kamu kenapa sih?
Reno wijaya : jangan bikin aku panikAmanda tersenyum sinis melihat pesan Reno. Reno begitu khawatir, tapi itu juga yang membuat amanda takut. Takut kalau perhatian Reno hanya sementara.
"Kalau kamu tau rahasia aku ren, apa kamu bakal perhatian kaya gini? Apa kamu masih kejar aku kaya gini?"
Amanda berdesis mengira-ngira yang akan terjadi jika rahasia yang di tutup nya rapat-rapat terbongkar.
Anisa
082285xxxxDering telfon amanda membuyarkan lamunannya. Segera amanda mengangkat telfon dari Anisa.
"Iya nis, ada apa?"
"Lo dimana man? Gue lagi di jalan otw ke rumah lo nih"
"Yakali lo kesini gak pake ngabarin dulu. Gue sibuk kagak terima tamu ni hari"
"Yaelah lo sama gue gitu banget, tega ya lo"
"Bukannya gitu nisa.. tapi..."ucap manda menggantungkan kalimatnya"yaudah deh, gue tunggu yah" amanda mematikan telfonnya.
Bukan gue gak mau lo ke sini, gue cuman takut lo tau yang sebenarnya nis.
Ucap batin amanda meringis. Dia bingung harus bagaimana nanti kedepannya kalau misalkan nisa tau, kalau Reno sedang dekat dengannya.
***
Amanda pov
Ting...tong...
"Itu pasti anisa..."ucapku langsung membukakan pintu untuk anisa.
"Hey nis, kok lo ce-"ucapku terhenti ketika menyadari bahwa bukan anisa yang ada di hadapanku sekarang. Melainkan Sosok yang sedari tadi mencemaskanku, karna tidak membalas pesan singkatnya, sosok yang sedari tadi aku pikirkan.
"Lagi nunggu orang yah?"tanyanya padaku dengan tatapan tajamnya
"Gak kok ren.. lo ada perlu apa ke sini?" Dia adalah Reno Wijaya, entah darimana dia tau alamat rumahku. Kenapa aku merasa kalau dia tau semuanya tentangku? Kenapa dia bisa tau kalau aku disini? Berbagai pertanyaan terngiang dalam benakku dan menunggu untuk dijawab olehnya.
"Aku ke sini, karna kamu gak balas pesan aku. Kamu kenapa sih? Aku khawatir kalau kamu gak ada kabar kayak gini" ucapnya langsung menarikku ke dalam pelukannya. Degg!! Rasanya jantungku berdetak seperti rel kereta api yang terus melaju. Aku merasa nyaman berada dalam pelukannya, seakan badanku menolak untuk melepaskannya. Aku ingin sekali membalas pelukannya, tapi niatku itu ku urungkan. Aku teringat akan janji itu, sontak aku melepaskan pelukannya, ada rasa kehilangan begitu ku lepaskan pelukan itu.
"Apasih ren? Apa pentingnya sih gue balas pesan lo?" Ucapku dengan sedikit menaikkan nada suaraku. "Mending lo pulang sana! Karna gue gak butuh orang kayak sok perhatian kayak lo!!!"tanpa menunggu reno menjawab, aku langsung menutup pintu dengan kasar.
Maafin gue kalau sikap gue barusan kasar sama lo, itu semua gue lakuin karna gue takut. Gue takut sama perasaan gue ke lo.
To be continued...
Hay guys.
Masih amburadul yah ceritanya?
Di maklumin yah, ini novel pertama aku.
Maaf kalau masih gak jelas.
Jangan lupa vote dan comment yah temang-temang...I love you all
KAMU SEDANG MEMBACA
she's Amanda
RomanceReno menyukai seorang gadis yang bisa di bilang sederhana dan menurut teman teman reno, dia tdak selevel sama kaka kelas yang bernama amanda itu. Amanda adalah gadis cantik polos, yang sudah merasakan manis pahitnya suatu hubungan, dan ia menyimpan...