Loving Can Hurt

22 3 1
                                    

Keesokan harinya Steven bangun sekitar jam 5 pagi, karena hari ini adalah hari senin dan setiap hari senin di adakan upacara bendera.
Seperti biasa Steven melakukan kegiatannya setelah bangun tidur. Lalu beberapa jam kemudian ia mulai berangkat ke sekolahnya.

Sesampainya di sana, Steven segera menyiapkan topi dan perlengkapan upacara lainnya. Tiba-tiba ia bertemu dengan Faris dan mengajaknya untuk segera ke lapangan upacara. Saat mereka sedang berjalan Steven tak sengaja bertemu dengan Ariana. Ia tampak gugup saat melihatnya.

"Tuh Stev ga lo sapa?"

"Ga ah ris gue malu."

"Ah lo itu, gitu aja malu."

"Ya kan manusiawi."

Ketika upacara di mulai, Steven dan Faris baris di barisan yang paling depan, sembari memakai topinya. Kebiasaan mereka adalah nggak bisa diem di tempat manapun, mereka selalu ada saja yang di perbincangkan.

"Ris nih amanatnya lama banget sih, ga tau panas kali ya nih guru." Bisik Steven

"Iyaa nih guru lama amat sih." Bisik Faris

Beberapa jam berlalu akhirnya upacara pun selesai, Steven dan Faris segera menuju kelas dan melepaskan topinya yang penuh dengan keringat. Saat di kelas Steven segera melihat hpnya barangkali ada balasan dari Ariana. Setelah di cek ternyata Ariana membalasnya.

"Iya." Balas Ariana dengan singkat, jelas dan padat.

Seketika itu raut wajah Steven pun berubah, ia tampak sedih dan tidak mood.

"Eh Stev lo kenapa kok kayak sedih gitu?"

"Oh nggak ris gapapa kok."

Steven selalu menutupi masalahnya di hadapan temannya, hanya karena ia tak ingin terlihat sedih di hadapan temannya.

Jam pertama mulai di isi dengan mata pelajaran matematika selama 3 jam. Steven yang biasanya aktif dalam mengerjakan matematika, menjadi malas. Dia juga tidak memperhatikan guru yang sedang menerangkan di depan, ia hanya merenung dan mencoret-coret​ kertasnya.

Setelah 3 jam pelajaran, tiba saatnya untuk istirahat. Faris mengajak Steven untuk pergi ke kantin.

"Yuk Stev ke kantin beli makan, gue laper."

"Ga ah lo aja, gue ga laper."

"Yakin lo ga laper?"

"Iyee udah sana ke kantin."

Akhirnya Faris pergi ke kantin bersama teman lainnya dan meninggalakan Steven di kelas. Di dalam kelas Steven hanya merenung dan mendengarkan musik kesukaannya (Little Things-1D) dengan memakai headset. Beberapa menit kemudian bel tanda masuk pun berbunyi, Faris dan teman-temannya mulai kembali ke kelasnya dan melanjutkan pembelajaran. Tak lama kemudian terdengar bel tanda pulang berbunyi. Mereka pulang lebih pagi karena guru-guru di SMAN Pelita Harapan mengadakan rapat. Faris yang tampak siap-siap untuk pulang, tetapi Steven malah sebaliknya. Ia malah tampak diam saja tidak bersiap-siap layaknya anak lainnya.

"Stev ayo pulang udah bel nih, kapan lagi bisa pulang cepet." Ucap Faris.

"Lo pulang duluan aja, gue nanti aja pulangnya." Ucap Steven dengan nada datar.

"Yaudah gue pulang duluan Stev."

"Oke ati-ati."

Steven duduk diam di bangkunya dan terus merenung. Di dalam batinnya "Kata orang cinta itu indah, tetapi mengapa aku malah merasakan kepahitannya, salahkah aku mencintainya?"

Steven duduk di dalam kelasnya selama satu jam dan saat itu juga ia melihat Ariana berjalan keluar untuk pulang. Steven hanya melihatnya dari kejauhan. Setelah melihat Ariana telah pulang, Steven akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Ia mulai berjalan menuju parkirannya untuk mengamil motor CBR putihnya lalu pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, ia diam dan raut wajahnya berubah tidak seperti biasanya. Hal itu membuat mama Steven bingung.

"Steven kamu kenapa kok diem aja?"

"Gapapa kok ma, cuma ngantuk aja pingin tidur."

"Yaudah sana kamu tidur."

Steven segera menuju ke kamarnya. Di kamarnya ia tidak tidur melainkan membuka hpnya dan melihat chat dari Ariana yang membalasnya dengan sangat singkat, padat dan jelas. Ia terus memikirkan apa yang harus di lakukannya hingga akhirnya dia tertidur di kasurnya.

Hari sudah berganti malam dan Steven baru saja bangun. Dia berpikir "Gile gue tidur apa pingsan jam segini baru bangun."

Steven langsung membuka hpnya dan mencoba untuk tidak mengingat kejadian yang tadi, tetapi ia tidak bisa. Ia tetap saja memikirkan Ariana, hingga dia lupa untuk makan malam. Tanpa berpikir lama akhirnya Steven memilih untuk melanjutkan tidurnya saja daripada harus memikirkan Ariana yang sudah membuatnya badmood selama seharian.

______________________________________

QOTD: Jangan terlalu berharap kepada seseorang yang masih belum pasti menjadi milikmu.

Makasih ya yang udah mau baca😁
Jangan lupa vote dan commentnya juga ya, supaya bisa lebih baik lagi😊

Do It For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang