Awkward Feeling

16 3 0
                                    

Jeon Jungkook POV's

Baru pertama kali ini aku menemukan perempuan yang optimis dan berbeda dari yang lain. Dia rela melakukan segalanya demi siapapun. Dia sangat menarik dan unik. Secara fisik, dia mungkin tidak seperti perempuan kebanyakan. Postur dan bentuk tubuhnya biasa-biasa saja, tidak good looking, rambutnya saja seperti rambutku ─pendek─. Kurasa akan menyenangkan jika aku dapat dekat dengannya dan menjadikannya bahan lelucon ku. Terdengar sedikit jahat memang, tapi sepertinya akan benar-benar menarik jika aku memiliki seorang teman sepertinya.

"Kenapa dengannya?" Tanya seorang sunbae yang memberinya hukuman.

"Kakinya terkilir, dia terlalu memaksakan untuk berlari. Dan terjadi pembengkakan otot di kakinya. Tapi jangan khawatir, dia hanya butuh istirahat yang cukup dan penggunaan salep akan membantu penyembuhan kakinya." Terang dokter yang bertugas di ruang kesehatan.

"Baiklah, sesuai kebijakan panitia ospek kau akan diberi waktu istirahat selama seminggu. Tapi kau wajib datang, walaupun hanya untuk absen." Tambah Yoongi sunbae. Mendengar Yoongi sunbae memberi gadis itu keringanan, aku langsung menariknya keluar ruangan.

"Tak sopan sekali kau berbuat seperti ini pada seniormu?!" Ocehnya.

"Mianheyo (maafkan aku), tapi ada satu hal yang harus kukatakan padamu." Kataku dengan nada berbisik.

"Apa? Bisa tidak kau berbicara dengan tidak berbisik?"

"Sebenarnya, gadis di dalam yang telah kau beri hukuman itu adalah penyelamatku. Kalau tidak ada dia, aku tidak tahu apa yang akan terjadi denganku."

"Jangan berbohong untuk meringankan hukumannya!"

"Sungguh aku tidak berbohong. Dia benar-benar menyelamatkanku. Dialah yang membawaku ke IGD."

"Lalu, kenapa dia berkata terlambat karena kesiangan?" Tanyanya dengan volume yang sedikit keras.

"Jangan keras-keras sunbae, nanti dia mendengarnya! Ceritanya panjang, susah untuk dijelaskan."

"Hmm... lantas apa tujuanmu berkata kebenaran itu kepadaku?"

"Tolong izinkan aku menemaninya selama seminggu ini di ruang kesehatan. Kumohon!" Ucapku seraya menggenggam tangannya.

"Ya! Apa yang kau lakukan?! Menjijikkan!" Dia menghempaskan tanganku. Aku terkekeh.

"Ayolah sunbae! Bantu aku untuk membalas hutangku padanya! Ya..Ya..Ya!" Aku memasang wajah memelas.

"Hmm.. baiklah!"

"Gamsahamnida (terima kasih), gamsahamnida, sunbae!" Ucapku girang seraya membungkukkan badan 90°.

"Kalau begitu aku akan kembali ke tempat ospek, jaga dia baik-baik!"

"Ne!" Senyum lebar mengembang di wajahku. Dan aku pun bergegas masuk ke ruang kesehatan. Di kondisi yang seperti itu, mungkin bagi kebanyakan wanita hal yang pertama dilakukan adalah bersikap manja. Tapi, melihatnya bersikap tegar seperti itu aku yakin dia adalah orang yang sangat-sangat menarik.

"Beruntunglah karena aku masih bersedia menolongmu, coba kalau tidak." Ocehku sembari duduk di ranjang sebelahnya.

"Kalau kau ke sini hanya untuk meminta ucapan terima kasih dariku, sebaiknya kau pergi. Toh, kita impas sekarang." Ucapnya dengan nada sinis.

BE(LIE)VETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang