Next Day

15 1 0
                                    


Author POV's

Keesokan harinya, Jihyun yang baru keluar dari kamar terkejut melihat sesosok laki-laki yang ikut sarapan di rumahnya. Berulangkali ia mencubit pipinya sendiri, dan berharap ini hanya mimpi. Seolah tak percaya, ia memukul tubuh Jungkook dari belakang.

"Hey! Apa yang kau lakukan di sini? Cepat pergi dan kembali ke rumahmu!" Usir Jihyun dengan sinis seraya terus memukuli punggung Jungkook.

"Hey! Sakit tahu!" protes Jungkook.

"Park Jihyun! Apa yang kau lakukan? Maafkan kelakuan Jihyun, Tuan. Padahal kami sudah berupaya untuk mendidiknya dengan tegas, tapi ini baru pertama kalinya bersikap tidak sopan dengan orang yang baru saja ia kenal. Kami meminta maaf." Ibu Jihyun yang jengkel dengan sikap Jihyun memukul bahu putrinya.

"Eomma, apo! Eomma dan appa tadi memanggil dia apa? Tuan? Cih, tidak perlu memanggilnya seperti itu! Dia tidak pantas mendapatkannya! Lagipula dia hanya teman ospek ku!" oceh Jihyun tanpa memperdulikan kode ekspresi dari ibunya.

"Park Jihyun! Kau sangat keterlaluan! Maafkan kelakuan anak kami, Tuan!" ayahnya semakin tidak enak atas tindakan yang telah dilakukan sang anak terhadap kepala direktur perusahaannya itu.

"Kau bodoh! Anak bodoh! Cepat ikutlah kemari!" ibu Jihyun langsung menyeretnya menjauh sembari memukul kepala anaknya.

"Aduh, sakit!" Protes Jihyun.

"Itu hukuman untukmu! Kau bersikap tidak sopan seperti itu, kau tahu dia siapa? Huh? Apa kau tahu kemarin yang mengantarmu pulang dengan selamat siapa? Anak ini! Kurang ajar sekali kau! Aku tidak pernah mengajarkanmu bertindak seperti ini!" omel sang ibu dengan terus memukuli Jihyun.

"Aduh, sakit! Eomma, hentikan! Sakit! Memangnya dia siapa sampai eomma dan appa memanggil dia 'Tuan'?"

"Dia adalah presdir di kantor ayahmu! Cepatlah meminta maaf padanya!"

"A..apa? Presdir?! Eomma tidak sedang bercanda kan?"

"Buat apa aku bercanda di kondisi seperti ini? Cepat meminta maaf! Kalau tidak jabatan ayahmu akan terancam dan kita tidak bisa hidup! Cepat!"

Tak lama kemudian, Jihyun mendatangi Jungkook di ruang makan dan dengan dipenuhi rasa malu ia membungkukkan badannya.

"Jwesonghamnida (maafkan saya). Jeongmal jwesonghamnida. Tolong jangan apa-apakan kedua orangtua saya, saya lah yang bersalah. Jwesonghamnida.." Jihyun benar-benar membungkukkan tubuhnya di depan Jungkook, ia takut kalau aka terjadi sesuatu terhadap keluarganya.

"Gwenchana.. sudah tidak perlu dipusingkan lagi. Lagipula ini hanya kesalahpahaman." Ucap Jungkook seraya menepuk bahu Jihyun.

"Jinjjayo (benarkah)?" tanya Jihyun merasa tidak percaya.

"Eo, sudahlah duduk dan habiskan sarapanmu. Nanti kita bisa terlambat." Ucap Jungkook lembut.

"Wah, enak sekali. Apa kau memasaknya sendiri, Eommoni (bibi)?" Tanya Jungkook dengan memasukkan makanan ke mulutnya.

"Ne, itu saya sendiri yang memasaknya. Terimakasih atas pujianmu, hehe." Jawab ibu Jihyun. Kecanggungan pun mulai menghilang di antara mereka.

"Sering-seringlah mampir ke sini, Pak Presdir. Pintuku akan selalu terbuka untukmu." Ucap ayah ihyun seraya membukakan pagar rumah.

"Jangan sungkan untuk kemari, jika kau ke sini aku akan membuatkan makanan yang enak untukmu." Tambah ibu Jihyun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BE(LIE)VETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang