10

33 3 0
                                    

Dan pagi menjelang gue di sambut sama mata gue yang bengkak karena semalem nangis.

Pas gue liat di cermin muka gue jelek banget sumpah, gue langsung pergi ke kamar mandi sambil lari.

Selesai mandi gue keluar kamar dan gue liat Renjun di sofa langsung nepuk tempat di sebelahnya.

"Sini duduk nonton TV"

Gue langsung nyamperin dia dan duduk di sebelahnya.

"Udah di telfon?" Tanya dia waktu gue duduk.

"Belum" jawab gue.

"Kok belum sih, sini mana hp kamu?"

Gue langsung lari ke kamar ambil HP gue.

"Nih" ujar gue sambil ngasih HP gue ke dia.

"Loh kok gak ada kartu nya" kata dia waktu mau nelfon.

"Aku lepas kartunya terus aku buang😁" kata gue sambil cengengesan gak jelas.

"Kamu tuh ya bandel banget sih"

"Pakek HP kamu aja ya" kata gue sambil mohon ke dia.

"Yaudah tapi kamu ngomong sendiri"

"Jelaslah aku yang ngomong kalo kamu nanti di kira aku di culik"

Gue nekan nomor mama dan waktu gue mau tekan panggil gue natap Renjun.

"Aku takut"

"Kenapa takut? Ga usah takut ayo di telfon"

Gue denger nada sambung malah bikin gue takut.

Cuma selang berapa detik langsung di jawab.

"Halo ini siapa ya?" Kata mama gue.

"Halo mah ini Vivi"

"Ini beneran Vivi kan?"

"Iya ma ini Vivi, Vivi nelfon pakek HP temen"

"Kamu dimana sekarang? Mama khawatir sama kamu, kamu pulang ya" mama khawatir banget kayak nya.

"Vivi ada di rumah teman mah"

"Kamu kapan pulang ?"

"Nanti Vivi pikirin lagi deh mah"

"Yaudah pokoknya nanti kalo pulang telfon mama yah"

"Iya mah, Vivi tutup ya telfonya"

"Iya nak"

"Udah selesai nelfon nya?" Tanya Renjun.

"Udah" jawab gue seadanya.

"Mama kamu marah nggak?"

"Nggak"

"Tuh kan udah aku bilang mama kamu gak bakalan marah"

"Iya iya aku tau"

.....

Keadaan di rumah
Author pov

"Papa papa tadi Vivi nelfon mama pa" teriak heboh mama sambil lari ke teras nyamperin papa.

"Beneran mah Vivi nelfon?" Heran papa dan nutup koran sekilas.

"Iya pah tadi Vivi nelfon katanya dia nginep di rumah temenya" kata mama dengan semangat.

"Kapan dia pulang?" Tanya papa.

"Nanti Vivi ngabarin lagi kalo mau pulang"

"Syukurlah kalo dia udah mau ngabarin"

"Tuh bocah ngapain sih pakek acara nelfon segala, kalo dia ilang kan gue jadi anak tunggal" kata Ran.

"Kamu ngomong apa Ran?" Tanya mama & papa barengan.

"Ah enggak ran gk ngomong apa-apa kok" bela Ran.

"Kok mereka lebih sayang Vivi ya daripada gue padahal kan gue anak pertama" kata Ran kepada dirinya sendiri.

"Pah mama mau bersih-bersih kamar Vivi dulu ya sapa tau nanti Vivi pulang" ujar mama dengan bahagia.

"Iya mah" saut papa sambil nerusin baca koran.

"Pah mah Ran pergi ke mall ya?" Pamit dan sambil jalan ke mobil.

"Iya hati-hati ran" teriak papa dan mama

"Dah"

.....

Apartemen renjun
Vivi pov

" Nanti anterin aku ke rumah ya" kata gue.

"Iya nanti aku anterin, apasih yang nggak buat kamu" sambil ngelus kepala gue.

"Gombal ih"

"Biarin"

"Gak cocok tau nggak kalo kamu ngegombal"

"Nanti kalo udah di rumah jangan lupa terus hubungin aku"

"Gimana aku hubungin kamu nomor kamu aja aku nggak punya" kan emang gue gak punya nomer dia.

"Sini HP kamu" ujar dia.

"Buat apa" kata gue

"Ya buat nyimpen nomer aku lah, gimana sih kamu"

Bener juga sih.

"Nih" sambil nyodorin HP.

"Udah selesai aku simpan nomernya"

Dan pas gue liat dia ngasih nama my boy.

.
.
.
.
.
TBC

Freaky Girl ? [HRJ NCT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang