Dan bergantinya hari kuhitung sepenggal-sepenggal
Tak kubirakan detik menyerobot semua waktuku
Aku hanya ingin sepersekian detiku menjelma menjadi ribuan tahun
Sepersekian detik saat aku menjelma menjadi angin
Yang setia melewati ujung sudut kantin
Berharap riuh mengantarku padamu.
Kau yang derai tawamu mengguncangkan sepi
Kau yang punggungmu membungkus pagi
Kau yang mewujud sebagai hari
Dan aku hanya bisa melewati, berharap kau menyadari
Namun berulangkali aku mengeluh pada waktu yang tak juga menjadi
Remah kata itu masih menyumpal disini
Tertahan di langit-langit bibir
Dan sesosok pengecut menjelma menjadi aku
Yang hanya bisa jatuh dalam selewat pandangmu
Meskipun berjuta kali kaki ku menapak ringan di depanmu
Tak juga sekedar siluet, begitupun sekedar hantu di matamu.
Hanya aroma tubuhmu yang menjadi canduku
Sedang kehadiranku tak jua mengusikmu.
Bangku sudut kantin itu
Merupa bagai pandora, cinta juga siksa
Seakan sudah kutumpah ruahkan cacian rindu di depan wajahmu
Dan untuk kesekian kali, lagi dan lagi hanya melewati
Dan kau masih membisu, tetap membisu
Aku yang berdiri diantara riuh pengunjung
Terhimpit kerumun yang mencipta kegaduhan tanpa bisa mengalahkan suaramu
Aku yang berjalan diantara derai amuk perasaanku
Aku yang menjelma menjadi kosong saat kau memasung waktu
Duduk santai di sudut kantin itu memberikan punggungmu pada tangan yang merengkuh lenganmu
Hari itu bukan lagi miliku
Dan tak pernah menjadi miliku, meski aku mengaku-aku
Tak ada aku dan dirimu
Hanya aku yang merupa segala-gala
Kini bias telah menjelas
Dan aku sekali lagi melewatimu
Berdoa kalut semoga hari berjalan cepat mengulung
Agar detiku tak lagi meringsak sepenggal-sepenggal
Agar semua yang kulewati cepat berlalu
Dan kau tak perlu tahu
Bahwa foto-fotomu menjadi dinding kamarku
Menjadi bantal tidurku
Dan kau memang tak perlu tahu
Jika untuk apa semua itu
Jika untuk siapa semua itu
Toh aku tak akan lagi melewatimu.
Toh aku tak pernah bisa menyampaikan semua itu
Purwokerto, 13 Juni 2017
21:57 WIB
H.K.P
YOU ARE READING
Hening Cipta
PoetrySejenak diam, untuk menyilahkan hati berbicara. Hari bisa saja berlalu dengan segala macam suara Namun ada banyak hal yang hanya bisa terungkap lewat kata Deret huruf memang tak berbunyi Tak bernada Namun bercerita....