TIGA

13 4 0
                                    

Bel masuk kembali berdering. Fajar yang khawatir karena Namra mengejarnya dari belakang, segera mempercepat gerak langkahnya.

"Fajarr..... Sini looo! Dasar cecunguk gila lo" Celetuk Namra asal sambil mempercepat langkahnya yang tertinggal jauh dari Fajar.

Tidak peduli dengan ocehan Namra, Fajar hanya fokus lari menuju tempat yang tidak akan Namra tahu.

"Gudang... Ya gudang" Gumam Fajar

Fajar pun langsung gerak cepat menuju gudang sekolah.

Fajar pun sampai di gudang sekolah, ia pun langsung bersembunyi di tempat yang tidak diketahui Namra.

"Ahh, ini dia lemari kosong, cukuplah buat gue sembunyi dari penyihir kampret"

Segera Fajar masuk dalam lemari itu, tapi Namra segera masuk dalam gudang. Jantung Fajar berdegup kencang, antara takut ketahuan Namra dan.. Ah ia lupa apabila Namra menutup pintu gudang, ia dan Namra akan terkunci karena pintu gudang rusak.

"Ceklekk" Suara pintu tertutup

"Jangannnnnnn" Suara Fajar sambil keluar dari lemari

"Upps" Fajar langsung masuk kembali ke dalam lemari

Melihat tingkah Fajar, Namra tertawa

"Dasar cecunguk, orang udah tau ada gue main ngumpet lagi."

Fajar bergumam kecil, dan langsung keluar dari lemari tersebut.

"Mau kemana lagi lo? Sini kembaliin buku gue" celetuk Namra

"Enak aja, buku ini kan udah ditangan gue. Jadi ini udah jadi milik gue. Ohiya, tadi lo bilang apa ke gue? Cecunguk gila? Lo gasalah? Gue mirip Ji Chang Wook gini kok dibilang cecunguk. Lo sana pe----"

"Hahahaa, Ji Chang Wook korong lu! Ganteng darimananya coba?"

"Udah ah gue pusing, jadi gimana nih cara keluar dari gudang ini. Gara-gara lo nutup pintu gudang, kita jadi kekunci. Udah tau pintu gudang rusak. Dasarrrrr penyihirrrrr kamprettt" ucap Fajar kesal

"Apaa? Kekunci? Lah gue kan gatau kalo pintu gudang rusak. Penyihir kamprett? Lho, kok lo jadi nyebut diri lo ke Gue?" Ketus Namra

"Kampretttt, penyihir kamprettt ya tetep kamprett!" Peringat Fajar

Mendengar ucapan Fajar, Namra hanya bisa pasrah. Yang ia pikirkan sekarang bagaimana caranya ia keluar dari gudang dan terhindar juga dari cecunguk gila.

"Cecunguk, gimana nih caranya kita keluar. Udah deh gue nyerah terserah lo mau bilang gue cantik atau apalah. Sekarang kita pikirin gimana caranya keluar dari gudang ini. Mana Bu Elsa pasti udah masuk lagi" ucap Namra

"Cantik? Lo bilang gue bilang cantik? Aissh, ini semua juga gegara lo kamprett. Jadi lo yang mikir sendiri, gausah ajak gue."

"Gila lo, kalo kata gue sih satu-satunya cara supaya kita bisa keluar dari sini cuman teriak." Jawab Namra

"Kita? Lo aja kali. Ini kan salah lo, jadi lo yang teriak. Gue gamau ngerusak pita suara emas gue," jawab Fajar ketus

Mendengar jawaban Fajar yang super ketus, Namra hanya bisa pasrah dan segera melakukan idenya.

"Siapapun yang diluar, bantuin gue. Gue kekunci disini. Bantuinnnnn"

"Wooy, jangan pura-pura gadengerrr. Pliss yang diluarr bantuin gue"

"Gue mau sekarat disini. Bantuinn. gue gue mau matii"

Lima menit Namra habiskan untuk berteriak meminta tolong, hingga suaranya serak. Melihat Namra, Fajar merasa bersalah sudah berbicara ketus pada Namra.

"Lo istirahat aja deh, biar gue yang gantiin,"

Namra pun segera duduk istirahat.

"Woooy yang diluar bantuin gue disini, jangan pura-pura gak denger lo"

"Wooooyyyyyy gue gabisa hidup disini lama-lama"

"Ya tuhaaaann bantuinn gue, kasihanilah gue,"

Mendengar ocehan Fajar yang superrr lebay, Namra hanya menggelengkan kepala pasrah.

"Ada aqua?" tanya Namra

"Aqua dari hongkong! Udah tau kita lagi terjebak disini. Lo kata gue ga haus apa?" Jawab Fajar ketus

"Serah lo!" jawab Namra tak kalah ketus

Jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Tetapi Fajar maupun Namra masih terjebak didalam gudang tersebut. Bahkan keduanya kini sedang tertidur pulas, dengan kepala Namra yang berada di bahu lelaki itu.

"Namraa.. Fajarrr, dimana kaliannn woyyy" Itu suara Naila

Kini Farhan, Ardi, dan Naila sedang sibuk mencari Namra dan Fajar. Mereka tidak masuk ketika pelajaran Bu Elsa. Untung saja Farhan bisa beralasan bahwa Fajar dan Namra dihukum untuk membersihkan toilet. Sungguh itu alasan terbodoh.

Ketika mereka sudah berada didekat gudang, Farhan merasa ada yang ganjil.

"Eh, perasaan gudang ini gak pernah terkunci deh. Jangan-jangan.." Ucap Farhan

"Apaaa!" Ucap Farhan, Ardi, Naila bersama.

Tak menunggu waktu lama, Farhan pun langsung mendobrak pintu gudang tersebut. Satu kali ia coba, tetapi gagal. Satu kali lagi ia coba, ternyata berhasil.

Mereka bertiga langsung masuk gudang untuk menghampiri Fajar dan Namra.

"Fajarr" ucap Farhan

"Namra" ucap Ardi dan Naila

Mendengar suara yang begitu heboh, Fajar pun langsung membuka matanya. Ia kaget dengan hadirnya Farhan, Ardi, dan Naila.

"Eh kok kalian disini? Tau darimana?" ucap Fajar setengah tersadar.

"Pake nanya lo kampret, ya nyariin lo lah. Lo kok bisa kekunci di gudang ini? Sama Namra lagi,"

"Namra tuh yang buat masalah duluan, dia pura-pura gatau kalo pintu gudang ini rusak. Dasar penyihir kamp---"

"Namraaaa" teriak Naila

"Woy, gue udah bangunin Namra berkali-kali tapi dia gak bangun-bangun. Gimana nih, mana mukanya pucat banget," ucap Naila

Ardi menjadi sangat marah, takut Namra terjadi sesuatu. Ia pun langsung menarik kerah baju Fajar.

"Lo apain sahabat gue hah?" ucap Ardi ia sudah tidak bisa lagi mengontrol emosinya

"Gue gak ngapa-ngapain sahabat lo yang super ngeselin itu, tanya aja sendiri. Bentar-bentar tadi sih dia bilang dia pengen minum. Ah kayaknya dehidrasi tuh," jawab Fajar asal ceplos

Mendengar perkataan Fajar, Ardi langsung menurunkan kerah baju Fajar untuk segera menggendong Namra untuk dibawa ke Rumah Sakit dengan Naila, tanpa memedulikan Fajar dan Farhan yang tertinggal di belakang.

Next?
Yang pengen ceritaku dilanjut voment ya, makasih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Space BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang