Prolog

86 14 14
                                    

Lima belas tahun yang lalu...

"Ayah, putri kita akan diberi nama siapa?" tanya seorang ratu disebuah kerajaan yang baru saja melahirkan bayi perempuan.

"Bunda, putri kita sangat cantik, matanya indah bersinar. Nama yang cocok untuk putri kita adalah Salena." jawab seorang raja yang bijaksana.

"Nama yang bagus." kata ratu mencium kening purtinya.

DUMMMM......
Terdengar suara dentuman sangat keras. Raja dan ratu kaget, reflek menutup telinga putrinya.

"Ada apa pa?" tanya Ratu cemas kepada raja. Si putri kecil menangis amat kencang. Ratu berusaha menenangkan.

Raja beranjak dari tempat duduknya, lalu mencium kening istri dan putrinya. "Apapun yang terjadi di kerajaan kita, kita harus selamatka purti kecil kita,Salena. Bunda..."

Belum selesai raja berpesan kepada ratu, terdengar suara dentuman sekali lagi. Kemudian ada dua prajurit yang lancang masuk kamar ratu dan raja dengan membawa muka cemasnya.

" Maaf Raja Dil, saya lancang masuk ke ruang Raja dan Ratu. Ven dan para prajuritnya datang menyerang kerajaan. Jumlah meraka banyak. Di luar keadaannya sudah sangat kacau. Para prajurit sudah banyak yang gugur." lapor seorang prajurit dengan terengah-engah.

"Baik, tetap bertahan. Jangan biarkan Ven masuk ke istana. Suruh Alto mengunci sistem keamanan di istana. Sekarang! Aku akan segera menyusul."perintah raja dengan bijaksana.

"Baik raja, kami laksanakan." prajurit memberi hotmat kepada raja ala prajurit di kerajaan tersebut.

Dua prajurit keluar. Raja segera bertindak. Raja mengirim sinyal telepati kepada Fay, pengikut raja yang setia. Sekejap Fay muncul dihadapan raja. Putri kecil Salena masih menangis, ratu menenagkan. Fay, tanpa disuruh memberikan senjata tersakti kepada raja, pedang cakra. Raja menerima. Fay tampak cemas.

"Raja, keadaan di luar sangatlah kacau. Ven datang menyerang berniat merebut tahta raja, dia ingin menjadi raja di kerajaan ini. Sistem keamanan istana sudah dihidupkan. Namun kemungkinan dengan kekuatan Ven yang tinggi mampu mematikan sistem keamanam." Fey menjelaskan.

"Kita harus mempunyai stategi untuk bisa melawan mereka. Tapi langkah awal kita yang harus kita lakukan adalah menyelamatkan Ratu dan putriku."

"Tempat paling aman yang tidak mungkin diketahui Ven adalah Bumi. Hamba mampu membuka pintu paralelnya, namun itu membutuhkan air suci kerajaan."

"Jika itu cara terbaik maka laksanakan. Aku akan berikan air itu."

"Baik Raja."

Raja melangkah menuju almari. Raja mengeluarkan air yang dimaksud di dalam sebuah peti yang ada di dalam lemari tersebut. Kemudian menyerahkan kepada Fay.
"Jangan engkau sia-siak kepercayaanku padamu, Fay."
Ucap raja menyerahkan air suci.
Fay mulai membuka pintu paralel. Dia ucapkan mantra- manta.

"Istriku tidak ada waktu, terpaksa aku harus mengirimmu dan putri kita ke Bumi. Di sana tempat yang paling aman. Apakah keberatan?" tampak raja yang berat hati berkata.

"Tapi bagaimana dengan ayah?" bunda tampak meneteskan air mata. Raja mencium sekali lagi istri dan putri kecilnya, "Bunda kita akan bersama lagi, ayah berjanji." Ratu menggangguk yakin dengan janji Raja yang tidak pernah diingkari.

"Mohon ampun baginda ratu, pintu sudah siap. Beberapa detik lagi pintu akan tetutup kembali. Hamba mohon untuk segera bersiap.", Fay  menahan pintu paralel. Ratu dituntun Raja turun dari ranjang. Segera ratu masuk pintu tersebut. " Bunda akan selalu menanti ayah menjemput bunda dan bunda berjanji putri kita akan tumbuh dengan cerdas dan cantik" kata terakhir yang diucapkan ratu kepada raja.

CLAPPPPP...Pintu berupa lingkaran hitam itu hilang setelah si ratu bersama pitrinya memasukinya. Pintu itu akan membawa siapun yang masuk ke dalamnya ke dunia lain yang jauh amat jauh, hingga tidak akan ada yang bisa menemukan, kecuali raja yang tahu tentang dunia itu.

Raja Dil yang terkenal dengan kebijaksanaannya bersiap melawan musuh kerajaan, yang tak lain adalah adik kandung raja sendiri. Ini keadaan darurat, setelah puluhan tahun Ven menghilang bagai dimakan bumi kini hadir dengan segala kesaktiannya.

"Ini bukan masalah yang ringan Raja, kita harus menyusun rencana sebelum berhadapan dengan mereka."

"Keselamatan warga saat ini adalah nomor satu. Pasukan Elang Lindungi warga bawa mereka ke tempat yang aman! Pasukan Laba-laba dan Bunglon Jaga warga istana dan ruang utama ... ."
Raja siap keluar istana, Clapppp Raja sudah berada di tengah- tengah pertempuran.

"Inikah kau, Ven. Kau kembali dengan sambutan hangatmu. Tidakkah kau rindu denganku? Memelukku dan kembali hidup damai bersama kami." Raja dengan wibawa melayang di depan Ven.

"Kau selalu seperti itu kakak. Kau tak pernah megerti hati adikmu ini. Aku yakin kau tahu apa yang aku ingin. Lihatlah sekarang aku punya banyak pasukan, aku sudah sakti, aku tidak tertandingi. Aku lebih pantas daripada kakak."

"Aku tahu Ven bukan orang kejam. Hatimu          itu sesungguhnya baik. Lantas siapa yang berani mengubahmu. Apa yang engkau inginkan?"

"Kakaklah yang membuatku seperti ini!" Ven bersuara kasar sembari mengacungkan pedangnya.

"Lancang!!!" Suara Raja meninggi, "Aku selalu mengajarimu patuh dan santun."

Raja dengan berat mengeluarkan senjatanya, "Aku tidak akan pernah membunuhmu, Adikku."

Pertempuran besar terjadi. Ledakan terdengar susul-menyusul. Langit dihujani peluru. Suasana tampak tidak terkendali. Asap menutupi kerajaan. Darah mulai bercecer di tanah. Suara gesekan pedang terdengar mengilukan. Maju! Maju! Maju!!!! Tidak ada gentar sedikitpun para pasukan bertarung. Raja dengan adiknya, ven, tampak bertarung di atas awan kelabu. Pertarungan ini untuk yang pertama kalinya antara Raja dan Adik Raja. Ini sungguh diluar dugaan.
Sementara itu, Ratu dan putrinya, Salena, berada dalam jarak yang sangat jauh. Tidak tahu pasti keberadaannya.

Hai sahabat wattpad🖑:-) ini adalah cerita pertamaku lho😁. So, Sory mungkin banyak kesalahan😔. Semoga menghibur dan jangan lupa jejaknya.😙

SunsetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang