Prolog

4.4K 358 8
                                    

Bugh!

Bugh!

Brakk!

Kelas yang tadinya ramai mendadak hening. Semua mata menatap horor ke arah dua pemuda yang lagi.. Lagi? Ya, sudah menjadi kerutinan adanya perkelahian di kelas itu. Meski tetap saja tidak dapat membuat siswa-siswinya terbiasa melihat pemandangan mengerikan di depan mereka. Tapi mereka bisa apa? Siswanya terlalu lemah untuk melerai, sementara siswinya terlalu takut untuk ikut campur. Guru? Bahkan gurunya terlalu bosan harus mengurusi masalah yang sama tiap hari. Jadilah perkelahian itu terus berjalan tanpa ada yang berani menginterupsi.

"Sialan! Kau pikir apa yang kau lakukan, hah?!" pemuda yang baru saja menghantam meja itu mengumpat, terlihat sudut bibirnya robek terkena bogem si pemuda bersurai hitam yang kini menatapnya datar tak peduli

Mengetahui pertanyaan-umpatannya tak digubris, gigi pemuda itu bergemeletuk. Dengan cepat diayunkannya kakinya ke arah si pemuda berambut hitam tapi dengan cepat Shika menangkap kaki itu dan melemparkan pemiliknya hingga kembali menabrak meja-meja kelas dengan keras. Saking kerasnya bahkan terlihat beberapa meja patah terkena tubrukan tubuhnya.

Pemuda itu mengerang, tubuhnya seakan mati rasa, tapi seolah tak peduli Shika kembali mengarahkan tinjunya ke wajah si pemuda bertubi-tubi dengan wajah datar, "bajingan sepertimu memang pantas mendapatkannya! Bahkan kematianmupun takkan bisa menebus dosa-dosamu!"

Si pemuda terkekeh di sela ringisannya, "seperti kau bisa membunuhku sa-"

Buagh!

Akh!!

Dan akhirnya pemuda itu pingsan dengan kondisi wajah mengerikan, membuat siswa-siswi yang menonton perkelahian dua berandal itu meringis, tapi seperti yang kubilang di atas tak ada yang berani membantu.

"Cih!" Shikamaru mendecih begitu melihat lawannya tak sadarkan diri, pemuda tampan itu berdiri, menatap tajam pemuda itu sebelum kemudian melenggang begitu saja meninggalkan kelas.

Shikamaru boleh berandal, tapi dia bukan pengecut yang menyerang orang tak berdaya.

Sepeninggal Shikamaru, kelas langsung ricuh. Semua siswa menatap punggung pemuda berambut hitam itu benci sementara sebagian lain berusaha membantu siswa bersurai merah yang masih tak sadarkan diri.

Meski sekelas, mereka masih tak mengerti jalan pikir Shikamaru karena selama ini pemuda itu sangat tertutup. Yang mereka tahu, Shikamaru hanyalah pemuda berandal yang suka berbuat onar dan berkelahi di sekolah. Kenapa sekolah tak mengeluarkannya? Berterimakasihlah pada kegeniusan pemuda itu yang selalu berhasil membawa nama sekolah ke mata dunia.

Shikamaru Nara, si berandal berotak genius.

***

Ku dengar Sasori-senpai sampai masuk rumah sakit..

Benarkah?!

Katanya 3 tulang rusuknya patah!

Terus gimana dengan Shikamaru-senpai?

Kena skors 2 minggu

Emang pantas pemuda itu mendapatkannya, bisa-bisanya dia melukai Sasori-senpai!

Iya! Harusnya pemuda itu dikeluarkan saja! Pintar sih pintar tapi kalau berandal? Hanya bikin malu!

Hush! Hati-hati kalau bicara! Kau ingin dapat masalah?!

Iya-iya. Habisnya aku kesal!

Kening gadis imut itu mengerut mendengar bisik-bisik teman sekelasnya, dengan wajah penasaran gadis itu berbalik menghadap bangku sahabat barunya, "Ne, Saku-chan.. Siapa yang mereka bicarakan?"

Namikaze Naruto, siswi imut yang baru saja pindah dari SHS dua hari yang lalu.

Tubuh Sakura menegang dan hal itu tak luput dari perhatian Naru, "tidak usah dipikirkan, Naru-chan.."

"Kenapa?"

"Pokoknya kau tak usah cari tahu atau kehidupanmu tak akan tenang di sini."

Kening Naru semakin mengernyit dalam, masih bingung dengan perkataan Sakura, Kenapa aku tak boleh tahu? Siapa pemuda berandal yang mereka bicarakan itu? Dan kenapa hidupku tak kan tenang?

Banyak pertanyaan langsung menghinggapi kepala Naru. Aku harus mencari tahu..

Naru bukanlah seorang kepo yang ingin tahu masalah orang, apalagi seseorang yang tak dikenalinya. Namun, entah kenapa kali ini hatinya berkata lain. Seolah ada kekuatan magic yang menariknya untuk masuk ke dalam masalah yang belum diketahuinya. Dan sayangnya Naru bukanlah orang yang bisa mengabaikan kata hatinya begitu saja.

.

.

.

.

.

Tbc

My Bad Boy, I Love You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang