From: Kamilahumaery@gmail.com
To: Kamilahumaery@gmail.com
Subject: Bawa aku kabur dari sini.Tolong.
Siapa pun, tolong aku.
Bawa aku kabur dari tempat laknat ini. Aku mohon. Aku sudah tak tahan lagi. Andai aku tahu caranya keluar dari neraka ini.
Kamu pasti bingung, ya.
Sebenarnya aku tak tahu harus mengatakan apa. Tapi aku takut berada di sini.Dua puluh menit yang lalu, mereka satu per satu datang.
Yang pertama datang dengan letih yang tercetak jelas di wajahnya. Tapi walau begitu, tetap ada secuil amarah yang menguar keluar dari sekelilingnya. Ia adalah Mamaku.Beberapa menit kemudian, seorang lelaki dewasa datang dengan sempoyongan. Bahkan, dari tempatku berada, aku bisa mencium bau alkohol yang keluar di setiap hembusan napasnya. Ia Papaku.
Aih, aku bahkan tak sudi memanggil mereka Mama dan papa.
Mama menegur Papa. Lalu seperti biasa, Papa langsung mendorong Mama hingga terjeremuk. Mama bangun kembali, kemudian menampar pipi Papa.
Aku sudah muak. Jadi aku memutuskan untuk masuk ke dalam kamar dan terduduk dengan pintu kamarku sebagai senderan.
Saat satu kata teriakan terdengar, air mata tak bisa ku bendung lagi. Setiap tetesnya lolos melalui pipiku membuat sebuah sungai kecil yang tercetak jelas di sana.
Aku menekuk lututku dengan tangan yang memeluknya. Suara benda pecah mulai terdengar. Jeritan-jeritan tertahan keluar dari bibirku.Aku bisa menduga, bahwa salah satu dari mereka melempar vas bunga yang terpajang rapih di ruang tamu, dan mungkin saja, mengenai salah satu dari mereka juga.
Ya, itu yang ku harapkan.
Suara bantingan pintu terdengar. Mungkin Papa pergi kembali entah ke mana. Sedangkan Mama, aku sudah bisa menduga.
Suara gedoran pintu kamarku memengakkan telinga. Itu pasti Mama.Dengan kesabaran tinggi, aku membuka pintu perlahan.
Seperti dugaanku. Sama seperti hari-hari sebelumnya, Mama memukulku, menamparku, memakiku, melakukan apa pun yang ia suka.Aku lah pelampiasan amarah Mama.
Lalu, saat ia sudah puas, ia akan pergi masuk ke kamarnya dan meninggalkanku yang terduduk lemah di depan kamarku. Tangisku semakin kejer.
Saat aku ingat satu hal, aku langsung masuk kembali ke kamarku, menguncinya, lalu mengambil benda pipih kesayanganku dan mulai mengetik tulisan ini.Ah, tidak seharusnya kamu mendengar cerita tak berfaedah dariku. Maafkan aku.
Tapi, aku tetap manusia biasa yang membutuhkan tempat curhat. Dan hanya di sini aku bisa mendapatkannya. Walau tidak ada satu orang pun yang akan membacanya.
Sekali lagi, aku mohon. Bawa aku pergi ke mana pun asalkan bukan di sini. Aku mohon.
Sangat.
Terima kasih.
With love,
Aery.[SENT]
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Email
Short StoryFrom: Kamilahumaery@gmail.com To: Kamilahumaery@gmail.com Subject: Halo. Hallo! Selamat datang di jurnal harianku. Ini lah kehidupanku yang sesungguhnya. With love, Aery.