6 July

7 4 0
                                    

From: Kamilahumaery@gmail.com
To: Kamilahumaery@gmail.com
Subject: Ini lah hidupku.

Hai!

Aku kangen. Sudah seminggu lebih aku tidak membuka emailku. Maka seminggu itu pula masalah-masalah di hidupku bertambah lebih kacau.

Kemarin telepon genggamku hilang. Aku mencari di mana-mana dan tidak ketemu. Tapi ternyata setelah seminggu, aku menemukannya di dalam hoodie abu-abuku. Huh, aku memang gadis bodoh.

Aku pikir, sudah sejauh ini aku menceritakan segala kesialan di hidupku, tapi aku belum menceritakan asal mulanya. Jadi mungkin aku memutuskan untuk membagi cerita ini padamu.

Menceritakan semua ini, sama dengan membuka luka lama yang bahkan sampai saat ini belum kering.

Jadi, kejadian ini berawal dari lima tahun yang lalu. Saat itu umurku masih 13 tahun.

Suatu malam, Papaku pulang ke rumah dengan keadaan yang sangat berantakan. Mamaku awalnya bertanya pada Papa dengan baik-baik kenapa dia bisa pulang larut malam dengan keadaan yang seperti itu. Tapi Papa tidak menjawab. Dia malah mendorong Mama dan langsung pergi ke kamarnya. Mama yang sepertinya tersulut amarah, langsung mengejar Papa dan menamparnya. Kemudian cacian maki mulai terdengar dari mulut mereka masing-masing.

Kamu pasti bertanya, bagaimana aku bisa tahu? Tentu saja, karena saat malam itu terjadi aku melihatnya sendiri dengan kedua mataku. Aku yang awalnya hanya ingin pergi ke dapur untuk mengambil minum, malah mendapatkan kejutan yang sangat tak terduga.

Sejak hari itu, hal yang sama terjadi terus menerus di setiap malamnya.

Lalu, sebuah fakta terbongkar tiga tahun setelahnya. Yang aku dengar dari pertengkaran mereka, Mama mengatakan kalau Papa berselingkuh dengan wanita lain. Yang membuatku sedih adalah, kenapa wanita itu harus ibu dari salah satu teman sekolah SMPku? Kenapa tidak yang lain saja? Karena itu lah aku menjadi dijauhi oleh orang lain.

Aku tidak pernah menginginkan hal ini terjadi. Walau aku menjelaskannya pada mereka, dendam, amarah, dan benci sudah menyelimuti hati mereka.

Tapi sudah lima tahun ini berlalu, dan satu pertanyaan selalu tersangkut di pikiranku pada akhiran pertengkaran mereka.

Kenapa mereka tidak memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka saja?

Aku selalu ingin bertanya pada Mama, tapi aku sudah takut sebelum mencoba.

Jadi, yang bisa aku lakukan hanya lah menunggu. Menunggu akhir kisah hidupku.

With love,
Aery.

[SEND]

Diary EmailTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang