Diujung sana, terlihat sosok wanita yang memiliki rambut panjang bergelombang bewarna hitam pekat, terlihat juga pada lensa matanya yang berwarna hitam, bulu mata yang lentik, hidung yang begitu mancung, bibir tipis, memiliki dua lesung pipi, dan kulitnya yang cerah tetapi tidak secerah kisah hidupnya. Siapapun pasti akan terpesona pada wajah manisnya.
Dia sedang menatap hamparan ladang yang dipenuhi oleh berbagai macam bunga. Tidak.... dia tidak terlihat seperti menatap kagum pada berbagai macam bunga disana. Akan tetapi dia terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu yang begitu rumit seperti sebuah labirin. Seakan-akan pikirannya sudah buntu untuk menemukan jalan tersebut, dia menundukan kepalanya dan jari-jari tangannya mencengkram kuat rumput yang ada disebelahnya. Dia sedang menahan dirinya untuk tidak menangis. Tetapi pada detik berikutnya, butir-butir air jatuh dari matanya.
Yaa... dia menangis. Tangisannya terdengar begitu pilu sampai menyayat hati. Dia terlihat seperti sosok yang begitu rapuh. Biasanya dia selalu tegar dalam menghadapi segalanya, namun sekarang dia tidak begitu kuat untuk menahannya.
Sekarang.... di tempat dia sedang menangis tadi, datang sosok pria yang memberikan sapu tangan kepadanya, "Jangan nangis, kalau lo rapuh kayak gitu, pasti gue juga ikut rapuh," kata sosok pria tersebut tetapi tidak di jawab oleh dia (sosok wanita tadi).
karena merasa dia tidak akan membuka suaranya, sosok pria itu melanjutkan bicaranya, "Lo masih ingat nggakwaktu itu gue ngasih tiga pilihan ke lo dan dia, yang isinya itu terdapat: waktu, kata-kata, dan kesempatan? waktu itu, lo milih waktu, dian milih kesempatan, dan gue sendiri memilih kata-kata. Disitu, diri kita terlalu yakin sekaligus bangga dengan pilihan masing-masing. Sampai terjadi keributan kecil yang begitu menyebalkan jika diingat," kalau tadi dia (sosok wanita tadi) enggan untuk mendengarkan, sekarang dia menatap ke arah sosok pria itu seakan-akan meminta untuk melanjutkan pembicaraan tersebut.
"Sekarang gue tanya sama lo, kenapa lo lebih milih waktu daripada yang lain?" kata sosok pria itu. Sebelum menjawab pertanyaannya, dia menghembuskan napas lelah, "Gu-gue milih waktu karena bagi gue waktu adalah segalanya. Dengan waktu, kita bisa ngebuat kata-kata yang begitu manis untuk orang yang kita cintai. Begitu pula kesempatan, dengan adanya waktu, kesempatan itu hadir dalam hidup kita," jawab sosok wanita tersebut dengan suaranya yang serak.
"Tapi menurut gue, kesempatan itu belum tentu akan datang berkali-kali dalam hidup kita. maka dari itu, gue minta sama lo untuk lupakan masa lalu dan tatap masa depan. Dia juga gak bakal senang ngeliat lo bersedih kayak gini. Jadi please lo buka lembaran baru dan lo isi dengan kebahagiaan bukan dengan kesedihan," kata-kata dari sosok pria itu begitu menyadarkan sosok wanita itu lagi. Sosok pria tersebut berdiri dan mengulurkan tangannya ke sosok wanita disampingnya.
Dan sekarang, sosok pria dan wanita tersebut berjalan meninggalkan luka dan duka masa lalunya yang begitu pahit di tempat ini, dan membawa kebahagiaan untuk masa depan mereka yang begitu manis bersamanya.
.
.
.
.
.
.
********* "Pada awalnya, mereka bangga dengan pilihannya. Tapi pada akhirnya, tidak semua dari mereka setia pada pilihannya. Suatu saat mereka sadar bahwa yang dipilih mungkin tidak sepenuhnya seperti yang diimpikan. karena yang tersulit bukanlah memilih, tapi bertahan pada pilihan"
********************
Halooo !! karena waktu bikin cerita ini gak ada prolognya, jadi lahirlah prolog AMATA ZONE yeayyy..... (kayak apaan aja dah bahasanya :V).
KAMU SEDANG MEMBACA
AMATA ZONE
Teen FictionAMATA ZONE, dua kata tersebut memiliki makna tersendiri. Zone yang berarti batas. Dan AMATA terbentuk dari tiga nama yang saling berhubungan, yaitu: Ama, Mara, dan Ata. Dulu.........mereka bisa dikatakan cukup terkenal di kalangan siswa-siswi...